Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

REVALDO

🇮🇩Aura_Miftah
--
chs / week
--
NOT RATINGS
5.8k
Views
Synopsis
Revaldo Byakta Casugraha, cowok tampan dengan segala pesonanya. Ketua geng Goldish yang sangat di segani di SMA Garuda mampu membuat para gadis tunduk dalam satu kali kedipan. Namun sifatnya yang galak dan sinis membuat para gadis enggan untuk sekedar menyapanya. Karena satu kesalahan yang tak sengaja Revaldo perbuat, membuat dia harus berurusan dengan salah satu Ratu Geng di sekolahnya yang bernama Harsha Blenzsky, yang Revaldo ketahui dari salah satu temannya dia adalah seorang selebgram serta menjabat nama sebagai Fakgirl. " Mau nurutin permintaan gua atau... " Harsha menggantungkan kalimatnya dengan senyum manis yang Revaldo artikan sebuah awal dari bencana. " Gua sebar foto lo barusan. " " Nggak peduli!! " " Bagus! Dengan itu kepopuleran gua makin meningkat. Jangan lupa kalau gua seorang seleb yang mungkin dengan gampangnya bakal nurunin derajat lo lewat foto ini. " " Ok, gua terima permintaan lo! Puas sekarang?! " Mungkinkah Revaldo akan terjerat dengan paras cantik Harsha atau mungkin sebaliknya? Seorang Fakgirl sejati bakal gampang menarik perhatian target selanjutnya.
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

" Jangan percaya sama yang manis manis. Nggak lihat kalau gula sering di kerumungi semut? Sama kayak cowok. Janjinya manis manis buat para gadis. "

-•••••-

Revaldo Byakta Casugraha. Cowok berparas tampan dengan sejuta pesonanya. Memiliki sifat galak, sinis, dan cuek terhadap orang yang tidak dikenalnya. Sikap cuek Revaldo bisa hilang ketika dia sudah mengenal seseorang yang memang bisa membuatnya nyaman. Ketua Geng Goldish yang sangat di segani di SMA Pradipta..

Geng GOLDISH adalah sebuah perkumpulan geng yang melibatkan beberapa anak sekolah didalam nya. Namanya sudah tidak asing lagi bagi para remaja seusianya. Geng GOLDISH tidak akan mengganggu mereka, kecuali mereka sendiri yang sudah mengibarkan bendera perang pada geng GOLDISH. Harus menang disetiap pertempuran, itulah prinsip yang dijunjung tinggi mereka.

Geng Goldish sendiri mempunyai lima anggota inti didalamnya. Mereka berempat teman seperjuangan Revaldo tak terkecuali cowok itu sendiri.

Dimulai dari tangan kanan Revaldo atau biasa disebut sebagai wakil ketua geng Goldish. Dia, Raden Atharwa Bryatta. Seperti namanya cowok itu memiliki paras yang tak kalah tampan dari Revaldo. Raden orang yang paling normal diantara kelima temannya setelah Revaldo. Cowok pintar bersifat kalem itu cukup populer di SMA Pradipta karena seringnya mengikuti beberapa lomba olimpiade. Jelas, banyak sekali siswi siswi yang mengidolakannya. Namun satu sifat yang di sayangkan dari Raden, dia bodo amatan.

Ada juga di Playboy dan Fakboi sejatinya di SMA Pradipta, namanya Fardan Hattala. Mempunyai paras wajah yang kebetulan tampan dan sifatnya yang tergolong mudah berbaur dengan siapa saja serta ramah membuat cowok itu banyak di gemari oleh siswi siswi SMA Pradipta. Bahkan nama Fardan sudah tidak asing lagi di sekolah lain. Akibat seringnya bergonta ganti cewek dan memiliki banyak pacar yang tersebar dimana mana.

Mungkin memang kelima anggota inti geng Goldish memiliki paras yang sama tampan. Tidak ada yang buruk rupa diantara mereka.

Bahkan, Raksa Widura Baskara dengan sifat receh dan otaknya yang memiliki kapasitas rendah pun banyak dikenal oleh siswi siswi cantik. Selain pintarnya menggombal, satu spesies dengan Fardan Hattala, Raksa saguna juga seorang Instagramers yang sering mencari cewek cantik di dunia maya.

Jangan lupakan satu orang yang tidak bisa hidup tanpa game. Tiada hari tanpa membuka ponsel untuk sekedar bermain game online. Dia, Nohal Jahziel Parama. Ketus dan tidak peduli kecuali pada keempat teman gesreknya. cowok gamers sejati.

Mungkin dari sekian banyaknya jumlah populasi perempuan didunia, masih adakah yang berminat dengan mereka?

" REVALDO! REVALDO!! "

" TUNGGU!!! "

Revaldo memejamkan matanya rapat. Membenarkan letak tas hitamnya yang menggantung di salah satu pundaknya. Revaldo menghentikan langkahnya ditengah lapangan bersama dengan keempat temannya. Tidak ada niatan sedikit pun untuk Revaldo berbalik merespon seseorang yang baru saja meneriaki namanya.

" Aldo, aku punya sesuatu buat kamu. Nih ambil. " Kristal mantan kekasih Revaldo yang masih mengharapkan adanya kata balikan yang terucap dari mulut Revaldo. Kristal menyodorkan sebuah paperbag dihadapan Revaldo begitu dia sudah berdiri didepan Revaldo dengan senyum manisnya.

" Nggak! Pergi sana!! " usir Revaldo menatap malas Kristal.

" Apa kita nggak bisa kaya dulu lagi? " lirih Kristal berharap Revaldo akan kembali menerimanya.

" Nggak ada kata kita! "

" Please... Maafin aku Aldo. Kita bisa mulai dari awal. "

" Daripada Aldo nggak mau ambil paperbag itu, mending buat gua aja. " Raksa langsung mengambil paperbag ditangan Kristal. Membuat Kristal berjengit kaget namun tetap membiarkan Raksa mengambil paperbag nya yang seharusnya untuk Revaldo.

" Do maafin gua. Gua mau kita kaya dulu lagi. " berusaha Kristal akan menyentuh tangan Revaldo namun segera ditepis kasar Revaldo.

Rahang Revaldo mengeras, kedua tangannya terkepal erat disisi badan. Begitu sekelebat kenangannya dulu bersama Kristal muncul di pikirannya.

" Lo pernah dengar nggak kalau gelas yang udah pecah nggak bisa kembali seperti semula? Itu seperti kepercayaan gua sama lo. " Revaldo diam sebentar. Menatap Kristal didepannya yang tengah menunduk dalam.

" Jadi, lo bisa minggir sekarang? " Kristal mendongak, mengedipkan matanya satu kali yang berhasil membuat air bening turun melewati pipi mulusnya. Tetapi Kristal segera menepisnya kasar.

" Reval-- " sebelum Kristal sempat melanjutkan ucapannya, Revaldo sudah lebih dulu berjalan meninggalkan Kristal dengan keempat temannya yang masih berada diposisi awal.

" Kalau Revaldo udah nggak mau lagi sama lo mending sama gua aja. Lumayan kan numpang tenar. " Fardan mulai melancarkan aksinya. Begitu Kristal sudah menoleh padanya, dengan cepat Fardan memasang senyum terbaiknya yang ia punya.

" Nggak minat!! " Kristal menatap Fardan jengah. Kembali, Kristal memandang kearah depan dimana Revaldo sudah berjalan menaiki tangga.

" REVALDO GUA BAKAL BIKIN LO JATUH CINTA LAGI SAMA GUA. INGET ITU!! " Revaldo menghentikan langkahnya, tanpa berbalik badan dia mengacungkan jari tengahnya keatas.

" DENGAN SENANG HATI BAKAL GUA TUNGGU. " lalu Revaldo kembali berjalan.

" Kan gua bilang apa. Aldo udh nggak mau sama lo. Mending lo jadi pacar gua aja. Gimana? Tawaran yang menyenangkan bukan? " setelahnya Nohal pergi menyusul Revaldo yang mungkin sudah lebih dulu sampai di kelas, Raden menggeleng pelan. Mengejar lima langkah Nohal didepannya.

" Mending kalian pacaran deh. Yang satu gatal yang satu genit. Cocok. " sahut Raksa tiba tiba yang langsung ditatap sengit oleh Fardan dan Kristal.

" Apa lo?! Emang bener kan? "

" Gua maunya Revaldo! Bye. "

" Enyah lo! Syuh. " Raksa mengipaskan satu tangannya kearah Kristal yang sudah berjalan dua langkah didepan Fardan.

" Gua ganteng ganteng gini di tolak Rak? " Fardan menyugar rambutnya ke belakang.

" Emang nggak ada otak si Kristal. " lanjut Fardan sembari menggeleng pelan. Tak menghiraukan ucapan Raksa, Fardan malah fokus kearah depan.

" Wih ada cewek tuh Rak, godain yuk. " Raksa mengangguk semangat dengan senyum lebarnya. Begitu siswi yang ditunjuk Fardan melintasi mereka berdua, Raksa mulai melancarkan aksinya.

" Cewek pluwit. Baru berangkat yah? " siswi itu menunduk lalu mengangguk pelan. Kalau dilihat dari badge kelas dia adalah adik kelas mereka.

" I-iya kak. " jelas sekali salah tingkah. Membuat Fardan tertawa dalam hati sementara Raksa sudah menyiapkan gombalan mautnya.

" Pagi pagi udah cantik aja dek, bikin hati kakak cenat cenut lihatnya. " walaupun masih dengan menunduk. Fardan dan Raksa lihat jelas kedua pipi siswi itu memerah. Keduanya tertawa dalam hati.

" Mau kakak antar nggak dek? " tanya Fardan dengan wajah tanpa dosanya.

Siswi itu menggeleng cepat. Kedua kakinya sudah bergerak resah. " Nggak usah kak. Permisi. "

Saat gadis itu sudah berjalan menjauh, Fardan berdecih pelan. " Yakali cenat cenut. Kaya sakit gigi aja lo. "

Raksa tertawa keras, menyita perhatian beberapa siswi siswi yang masih berseliweran ditengah lapangan. " Suka suka gua lah. Repot amat lo. "

Fardan dan Raksa buru buru meninggalkan lapangan dengan langkah lebar. Begitu bel masuk berbunyi nyaring di penjuru sekolah.

-•••••-

Bel istirahat baru saja berbunyi. Guru yang mengajar didalam kelas pun segera pergi setelah mengucapkan salam. Membiarkan murid murid yang berada didalam kelas langsung pergi keluar menuju kantin guna mengisi perut kosong mereka.

Sementara itu, Revaldo dan kedua temannya masih berada didalam kelas, enggan untuk sekedar beranjak dari tempat duduk apalagi keluar. Sembari menunggu Fardan dan Raksa yang katanya pergi ke toilet sejak jam pelajaran kedua mereka sampai saat ini belum kembali. Paling paling lagi liatin cewek cewek yang sedang olahraga dilapangan dengan alibi pergi ke toilet. Dasar kardus.

" Tuh bocah kemana sih? " Revaldo berdecak kesal. Melihat jam di pergelangan tangannya sekilas. " Nggak ingat waktu kalau udah menyangkut cewek. "

Nohal berdiri lalu beralih duduk diatas meja. " Kayak nggak tau dua bocah itu aja lo, Do. " sahut Nohal.

Namun sedetik kemudian berdecak kesal menatap layar ponselnya. " Anjir mati! " Nohal langsung memasukkan ponselnya kedalam saku celana. Tampaknya tidak minat lagi dengan ponsel.

Raden berdiri dari duduknya. Melihat tali sepatunya yang hampir lepas lantas Raden menaikkan satu kakinya keatas bangku. Namun gerakan Raden terhenti ketika mendengar seseorang bernyanyi dengan suara Fals dari luar kelas.

" Ku berhak bahagia. Seperti yang lainnya. Inilah saatnya, ku harus berubah... "

Fardan dan Raksa masuk kedalam kelas dengan senyum lebar. Keduanya saling merangkul satu sama lain kemudian berdiri didepan papan tulis.

Revaldo melempar tas nya kearah Fardan yang sialnya berhasil dihindari Fardan. " Nggak usah balik, sana lo berdua! " cerca Revaldo sinis.

Satu sebuah sepatu terlempar kedepan dan berbasil mengenai badan Raksa. " Bangsat lo, Den! " Raksa meringis pelan. Dia memungut sepatu Raden di lantai kemudian melempar kearah Raden yang langsung ditangkap cowok itu.

" Ko kalau urusan cewek nggak ada akhlaknya yah! " sinis Nohal bersedekap dada. Fardan memungut tas dilantai. Lalu Fardan berjalan menghampiri ketiga temannya diikuti Raksa.

" Ya maap. Nggak inget. " Fardan meletakkan tas itu di bangku depan meja Revaldo.

" Alasannya sih ke toilet. " cetus Nohal.

" Ujung ujungnya cari cewek. " sambung Revaldo.

" Perlu di ruqyah deh kayaknya lo berdua. " sahut Raden.

Setelah memasang sepatunya dengan bemar, Raden duduk diatas meja yang berhadapan dengan Nohal. Kedua cowok itu bersedekap dada. Layaknya seorang Ayah yang tengah memarahi dua anak laki laki nya yang berusaha memukuli anak tetangga. Apalagi posisi Fardan dan Raksa yang tengah berdiri, persis membuat bayangan itu terkesan nyata. Sedangkan Revaldo masih duduk dengan tenang seperti semula, satu kakinya terangkat dan di letakkan di paha kirinya.

" Gimana lancar cari cewek nya? " tanya Nohal. Fardan langsung bersiul siul heboh.

" Oh iya jelas. Ya nggak Rak? " Raksa mengacungkan dua ibu jarinya.

" Iya dong. "

" Nggak ada akhlak emang lo berdua. " Revaldo menggeleng pelan.

" Tobat. Mau di azab Tuhan lo? "

" Mana sempat keburu telat. "

Raksa mengangguk semangat. " Heem mana sempat. "

Revaldo berdiri. " Oh gitu. " lantas menggulung lengan kemejanya kemudian meregakkan otot jari jarinya. Membuat Fardan dan Raksa bergidik.

" Pulang lewat mana lo? "

Fardan mengiris. " Nggak Do berjanda gua. " menarik salah satu kursi kemudian duduk.

" Apa?! "

" Berjanda. Eh bercanda. " Fardan menepuk mulut pelan.

" Dasar lemes banget omongannya. " lirih Fardan.

Nohal mengeluarkan ponselnya. " Game lagi ah. "

" Game lagi ah. " Fardan mengikuti gaya bicara Nohal dengan menye menye.

" Kuping gua ga budek lo Far. " Fardan langsung menutup mulutnya rapat.

" Cabut. " Revaldo berjalan didepan diikuti keempat temannya. Namun baru saja akan melangkah keluar, Kristal sudah menghadang Revaldo menggunakan dua tangannya.

" Minggir nggak?! " galak Revaldo. Dia menatap Kristal tajam.

Tidak menghiraukan perkataan Revaldo, Kristal baru saja akan memegang lengan Revaldo yang langsung di tepis kasar oleh cowok itu.

" Pergi nggak lo?!! "

Kristal menggeleng cepat. " Nggak Do. Sebelum kamu ikut aku ke kantin. "

" Siapa lo. " ucap Revaldo acuh tak acuh.

Revaldo menepis tangan Kristal yang masih direntangkan kemudian akan berjalan menjauh. Namun belum satu langkah kaki berjalan, kemejanya sudah ditarik ke belakang.

" Do gua mohon. " Kristal menatap Revaldo dengan wajah memelas.

" Nggak! Kalo mau sama Raksa sana!! " Revaldo menatap Raksa dan ketiga temannya yang sudah duduk di bangku panjang mepet dinding didepan kelasnya.

" Ide bagus. " Raksa bersorak. " Mending sama gua, Tal. Yuk. "

" Maunya sama Revaldo. " rengek Kristal manja.

Fardan menggosokkan telinganya. " Sumpah gua jijik dengarnya. Kayak anak kambing minta minum aja lo. "

" Sial. " Kristal sontak melepas tangannya dari kemeja Revaldo.

Bagus. Revaldo tersenyum miring. Dia bersandar pada pilar depan kelasnya. Sementara pandangannya tak sedikitpun teralihkan dari aksi drama didepan matanya.

" Apa lo?! Naksir? " sungut Fardan. " Gua jadiin pacar ke sepuluh setelah mbak dadar gulung mampus lo! "

" Nggak! Makasih bye! " Kristal pergi dengan menghentakkan kakinya kesal.

" Bentar bentar. " Raksa tertawa menatap Fardan.

" Lo pacaran sama mbak dadar gulung? " tanya Raksa tidak percaya.

Fardan mengangguk ragu.

" Yee setan! Yang benar dong! " sungut Raksa.

" Serius Far? " tanya Revaldo.

" Emm... Dadar gulung itu apa? "

To be continued