Chereads / Kajian Mimpi & Al-Mahdi / Chapter 16 - Fatwa Ulama Tentang Mimpi Allah Swt | Syaikh Muqdil Hadi Wadi'iy

Chapter 16 - Fatwa Ulama Tentang Mimpi Allah Swt | Syaikh Muqdil Hadi Wadi'iy

Syaikh Muqbil bin Hady Al-Wadi'iy rahimahullah tatkala ditanya dalam sejumlah pertanyaan dari Indonesia, diantaranya :

"Apakah seorang mukmin melihat Rabbnya dalam tidur, dengan dalil ? Dan apakah tsabit dari sebagian Salaf bahwa mereka melihat Rabbnya atau tidak ?"

Beliau menjawab: "Tidak ada yang melarang, dan telah datang dalam hadits Mu'adz, hadis 'Abdurrahman bin 'A'isy dan Ibnu 'Abbas, dan sebagian (ulama) berkata bahwa ia (hadis-hadis ini) bisa naik ke derajat dapat dipakai berhujjah. Datang di dalamnya bahwa Nabi shollallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam melihat Rabbnya. Dan Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsirnya ketika beliau menafsirkan firman Allah 'Azza wa Jalla :

"Aku tiada mempunyai ilmu sedikitpun tentang Al-Mala'ul A'la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan". (QS. Shod : 69)

Karena beliau menyebutkan hadis di situ, beliau berkata : "Ini adalah mimpi dalam tidur".

Dan saya tidak mengetahui ada dalil yang melarang hal ini yaitu bahwa Nabi shollallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam melihat Rabbnya dalam tidur. Dan demikian dinukil dari Imam Ahmad dan dari selain beliau dari ulama Salaf bahwa mereka melihat Allah dalam mimpi. Tapi kalau seorang manusia melihat Rabbnya dan membawa sesuatu yang menyelisihi syariat Islam yang ada maka tidak diterima, karena orang yang melihat-Nya mungkin melihat-Nya secara hakiki dan (mungkin) adalah was-was diri sendiri sebagaimana telah datang (dalam hadis,-pent.) bahwa mimpi terbagi tiga ; mimpi dari Allah, mimpi dari setan dan bisikan diri.

Ditambah lagi bahwa orang yang tidur tidak bisa berfikir sehingga diterima apa yang ia lihat dalam tidurnya".

[Tuhfatul Mujib pertanyaan no. 68.]

Semoga penjelasan singkat ini di pahami dan bermanfaat buat kita semua