Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

BROTHER Kisah saudara tak sedarah yang berbeda

LeeGa_Sf
--
chs / week
--
NOT RATINGS
7.5k
Views
Synopsis
Adera membencinya, tapi jauh didalam lubuk hatinya ia juga menyayangi sang adik.

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - BROTHER (complete)

Brother

Siang itu dikamarnya, adera, anak laki-laki berumur 12 tahun sedang asik bermain play stasion sendiri. Tiba-tiba terdengar suara berat seorang laki-laki dewasa yang memanggilnya. " Adera...." Membuat sang pemilik nama bergegas mengemas play stasionnya dan berlari keluar kamar.

"Iya pa..." Balasnya saat menuruni satu persatu anak tangga dan menghampiri pria yang dipanggilnya papa itu di ruang tamu.

Adera berdiri disamping papanya sembari menatap sinis kearah seorang wanita cantik dan seorang anak laki-laki lebih muda darinya yang juga sedang ada dirumahnya. Adera mengenal betul wanita cantik itu, dia adalah wanita yang sering datang kerumahnya bersama sang papa, dia juga beberapa kali menjemput adera di sekolah dan menemaninya saat sang papa sedang berada dikantor. Dan adera membencinya.

"Adera, mulai saat ini, tante rita dan dirga akan tinggal bersama kita disini. Dan mulai sekarang juga, kamu harus panggil tante rita mama, karna sekarang mama rita sudah menjadi istri papa." Jelas sang papa andi

"NGGAK MAU!!! MAMA AKU CUMA SATU! AKU NGGAK MAU TANTE RITA JADI MAMA AKU!!!" Bantah adera membuat dirga berinsut ke belakang rita karna takut.

"Adera...." Panggil andi dengan lembut, namun adera lebih dulu berlari kekamarnya dan menutup pintu dengan sangat keras. "BRAK". Andi menghela nafas panjang menatap rita yang telah resmi menjadi istrinya dengan sendu.

"Maaf rita" ucapnya lirih. Merasa bersalah pada wanita berhati malaikat itu dengan sikap kasar anak semata wayangnya.

"Nggak papa mas, aku akan berusaha supaya adera mau menerima aku dan dirga"ucapan lembut rita membuat andi tesenyum dan memeluk istrinya itu sengan penuh kasih sayang.

***

Dikamarnya, adera meringkuk di atas tempat tidur sembari menangis sambil memeluk foto sanh bunda di atas sofa. Hatinya sakit, mengetahui sang papa menikah lagi, sementara belum genap satu tahun sang bunda meninggal dunia. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.

"Adera...." suara lembut dan halus itu membuat adera menoleh lalu memutar tubuhnya kearah lain membelakangi rita dan dirga yang sedang tersenyum polos padanya.

"adera, dirga boleh kan tidur disini sama kamu??" Tanya rita dengan lembut. Namun adera hanya diam tanpa berniat mengeluarkan suara. Hening sejenak, hingga adera merasakan beban di atas atas tempat tidurnya, adera duduk dan menatap rita tatapan tidak suka namun tetap tanpa suara apapun.

"Kalau kamu tidak mau memanggil aku mama, kamu boleh panggil aku tante. Anggap aja tante ini tante kamu" rita mengusap lembut punggung tangan adera yang masih setia memegang foto sang bunda.

" ngerti, kamu pasti sangat menyayangi bunda kamu, dan kamu tidak mau ada orang lain yang gantiin bunda kamu." Lanjut rita.

"Tante....???" Panggil adera ragu.

"Iya, tante rita" rita tersenyum lebar.

"Tapi, apa papa nggak marah tante?" Adera_

Rita menggeleng. " papa kamu nggak akan marah. Percaya sama tante."

Adera mengangguk mengiyakan.

***

Malam itu, dirga dan adera tidur bersama, namun setelah jam 12 malam, adera bangun dan membangunkan dirga.

"Dirga, bangun.. Dirga..." Panggilnya pelan sembari mengguncang- guncang tubuh berisi dirga.

Dirga pun bangun, dan duduk dengan mata yang masih setengah terpejam "Ada apa bang?" Tanyanya dengan suara serak, khas orang bangun tidur.

"Kamu pindah sana , tidur di sofa. Aku nggak mau tidur sama kamu"

"Tapi kan bang..."

"Udah sana...." adera mendorong dirga dengan tangannya.

Dengan terpaksa dirga pun turun dari tempat tidur dan pindah ke sofa putih di sebelah play station untuk tidur. Malam-malam selanjutnya pun berlalu seperti itu, adera akan tidur di tempat tidur, dan dirga di sofa, yang tepenting tanpa sepengetahuan rita dan andi. Karna adera lebih dulu mengancam dirga agar tak buka suara, atau adera akan membuat Mamanya menangis. Sebuah ancaman yang menakutkan bagi anak umur 8 tahun yang selama ini tumbuh bersama sang mama tanpa seorang ayah.

***

Dirga diantar di sekolahil sd yang sama dengan adera, mereka selalu berangkat sekolah bersama, tapi saat disekolah adera dan dirga seperti orang asing. Begitulah peringatan adera saat dirga pertama kali pindah."Jangan bilang sama orang-orang kalau kamu adik tiri aku. Ngerti?" Dna dibalas anggukan oleh yang lebih muda.

Begitulah semuanya terjadi, saat disekolah dirga dan adera adalah orang asing, hanya guru-guru saja yang tau kalau adera dan dirga adalah saudara tiri.

Disekolah adera adalah siswa yang pintar dan populer, sedangkan dirga juga termasuk anak yang pintar namun pendiam, akibatnya dia sering di usili oleh teman-temannya, termasuk sang abang tiri adera.

Suatu hari, dirga sedang terburu-buru pergi kekamar mandi dan berpapasan dengan adera yang keluar dari kamar mandi, tentu mereka tidak saling menyapa, karna saking kebeletnya,dirga bergegas masuk, dan adera dengan cueknya berjalan keluar. Namun langkahnya terhenti didepan pintu dengan seringaian yang tiba-tiba muncul di wajah tampannya.

"Aku kunciin ah.." monolognya, dan dengan iseng adera pun mengunci pintu kamar mandi yang dipakai dirga dari luar. Lalu bergegas pergi agar tidak ketahuan.

Setelah selesai buang air, dirga ingin keluar, namun pintunya tidak bisa dibuka.

"Loh, kok pintunya nggak bisa dibuka??" dirga terus menarik dan mendorong Pintunya tapi tetap tidak bisa. Dirga akhirnya berteriak minta tolong sambil menangis

"Tolongg.... Tolong...."

Akhirnya dirga ditolong oleh seorang guru yang tidak sengaja lewat, Dan adera dihukum karna ketahuan mengunci dirga di kamar mandi. Seorang anak perempuan kelas 5 memberitahu guru bahwa adera yg menguncinya. Dia melihatnya.

4 tahun kemudian...

Adera sudah duduk di bangku kelas 2 SMA, dan dirga di bagku kelas 1 SMP. Mereka sekolah di sekolah yang sama, sebuah sekolah yang menggabungkan sma dan smp.

Hari itu dirumah adera dan dirga hanya tinggal berdua bersama bi.ijah, karna orang tua mereka pergi ke bandung kerumah orang tua papa adera. Mereka masih sekamar. Andi sengaja tidak memisahkan kmar mereka karna ia ingin adera dan dirga menjadi semakin dekat dan menyayangi satu sama lain sebagai saudara.

Dirga baru saja selesai mandi dan memakai pakaian santainya, ia ingin mengambil topinya diatas rak dikamar mereka,namun rak itu terlalu tinggi, topinya ada di rak no 2 paling atas, entah siapa yang meletakkannya setinggi itu dan dirga tidak bisa menggapainya. Tiba-tiba adera masuk, dia baru saja pulang dari sekolah, wajahnya tampak lelah karna belajar seharian.

"Bang, tolong ambilin topi aku dong bang" pinta dirga.

Adera berhenti didekat dirga dan melihat kearah topi itu, tapi bukannya mengambil, adera malah memindahkan topi itu di tempat yang lebih tinggi lalu pergi mengganti seragamnya. Dirga menatap yang lebih tua dengan kesal, lalu pergi keluar kamar dan tidak jadi memakai topinya.

" BIIIIIIII " teriak adera dari dalam kamar, membuat Bi ijah datang berlari dari dapur, tuan muda sulungnya ini sangat suka berteriak memanggilnya, dan tak akan segan-segan memarahinya jika ia tidak segera menghampiri.

" iya den"

"Siapin makan bi, aku laper"

"Baik den" Bi ijah pun pergi.

Setelah berganti pakaian, adera duduk di atas sofa kamarnya sambil membuka pesan grup satu genk nya di wa .

Jerry send a vidio

Adera pun membuka vidio itu dan melihat dirga yang sedang di bully teman-temannya saat sedang bermain basket di sekolah, entah kenapa emosi adera seolah meledak hingga keubun-ubun saat melihat 7 orang teman dirga yang dengan senangnya melempar bola basket berkali-kali pada sang adik, bahkan saat sang adik terjatuh dan menangis, mereka terus melemparinya dengan bola dan juga menendangnya.

"Brengsek!!!" Gumannya

Tiba-tiba bi ijah datang.

"Makanannya sudah siap den"

"Simpan lagi aja bi" ujarnya lansung mengambil jaket dan pergi dengan teburu-buru. Adera mengambil motornya dan menelpon temannya sebelum pergi.

Via telpon:

Adera : vik, kumpulin anak-anak, suruh semuanya ke basecamp.

Viky: oke ra, tapi ada apaan ra?

Adera : kumpulin aja dulu.

Viky : oke oke, siap.

Via telpon terputus.

Adera melajukan motornya dengan kecepatan tinggi menuju ke basecamp.

Sementara itu, dirga sedang ada dirumah temannya dila untuk mengerjakan tugas kelompok. Mereka belajar di ruang tamu sambil mengobrol dengan beberapa cemilan dan minuman diatas meja.

" kaki kamu masih sakit?"tanya dila.

"Iya, dada aku juga masih sakit, tangan aku juga" jawab dirga.

"Hmm, ga, mending aduin ke guru aja deh, biar mereka jera"

"Nggak usah dil, kasian, kalau nanti mereka dikeluarin gimana? "

"Hmmm, kamu kok masih sempat-sempetnya sih mikirin mereka. Mereka aja nggak pernah mikirin kamu." kesal dila.

"Aku nggak harus jadi kayak mereka kan???"

"Kamu terlalu baik tau"

Dirga tersenyum geli melihat ekpresi dila yang kesal padanya.

***

Sementara itu, di basecamp, adera,viky,dan 7 teman lainnya berkumpul. Kentara sekali bahwa adera sedang sangat emosi, hingga membuat teman-temannya meringis sendiri.

"Ra, ada apa sih,kok tiba2 nyuruh kita ngumpul? " tanya jeri.

"Jer, lo yang kirim vidio bully itu kan di grup?" tanya adera dengan menggebu-gebu

"Ohh.. Itu, iya, gue yang kirim, kenapa emang. ?"

"Lo dapat vidionya dari mana?"

"Itu dari si adit, anak kelas 3, dia dapetnya dari adik temennya, itu anak udah sering banget loh di bully, gue liat semua vidionya."

"Lo kenal anak-anak yg tukang bully itu?"

"Ya enggak lah. Emang lo kenapa sih, kepo banget"

"Lo masih simpan vidio yg lain nggak?"

"Masih"

"Sini, gue liat"

Tanpa banyak tanya, jeri pun memberikan hpnya kepada adera. Adera melihat vidio-vidio pembulian itu dengan penuh emosi, entahlah, emosi itu tiba-tiba muncul saat melihat dirga di bully orang lain.

"Aisss sial!!!" teriaknya dg geram sambil melepar hp jeri BRAK

Semuanya kaget...

"Hp gueee.. " jerit jeri senbari mengambil hpnya di lantai dengan layar lecah seribu.

"Ra, lo kenapa sih??? " tanya viky heren. Yang lain juga heran, karna tidak biasanya adera peduli pada pembulian orang lain.

"Iya ra, kenapa??" tanya yg lain juga. Sementara jeri sibuk mengusap-ngusap hpnya yang sakaratul maut.

"Hp guee.. Untung nggak rusak..." Monolognya

"Dirga itu adik gue" ucap adera datar sambil kembali duduk.

"Dirga siapa??" tanya kemal.

"Anak smp yg dibully di vidio itu, dia adik gue. Adik tiri gue"

"Apaaaa????" semuanya kaget tentu saja. Meski sudah bersahabat sejak smp, mereka baru tahu kalau adera punya adik tiri.

"Bearti lo juga punya ibu tiri dong ra??" tanya jeri penasaran.

"Tante rita, dia ibu tiri gue"

Semuanya lagi lagi dibuat kaget. Tante rita yang mereka tau adalah adik papa adera, dan dirga, mereka sama sekali tidak pernah melihat dirga saat dirumah adera, karna adera selalu menyuruh dirga keluar saat teman-temannya datang.

"Gue nggak pernah kasih tau ini kesiapun selain kalian semua."

"Tapi lo juga sering isengin dia ra..." kata viky.

Flash back to.

Saat itu, dirga sedang jalan menuju kelasnya sambil memeng sebuah minuman kaleng.kebetulan adera dan viky baru saja dari kantor guru smp dan melihat dirga yang berjalan sendiri, adera pun menganbil minuman dirga dan melemparnya ke tong sampah. Lalu pergi tanpa rasa bersalah.

"Eh maaf ya.." ujar viky pada dirga yang dibuat kaget karna tingkah sahabatnya itu.

"Dera tunggu...." Teriaknya setelah itu.

Dirga tersenyum kecil, dan lanjut berjalan.

Dihari lain, adera dan viky sedang merayu anak smp kelas 8 di kelasnya, dirga masuk setelah dari kantin dan hendak duduk ke kursinya, namun tiba-tiba adera memanggilnya.

"Eh lo!", Dirga menoleh.

"Beliin gue minum dong." Perintahnya

"Uang nya??".

"Uang lo lah.. Nanti gue ganti. Sana..."

Dirga pun pergi tanpa perlawanan. Dan Masih banyak lagi saat dimana adera mengisengi dirga disekolah, pernah sekali adera menyembunyikan sepatu dirga saat dirga berganti pakaian di ruang olahraga. Adera juga pernah melempar dirga dengan kaleng minuman , dan masih banyak lagi. Namun dirga yang baik tidak pernah marah ataupun kesal.

Back to basecamp.

"Gue liat lo lempar dia pake kulit pisang ra" kata deri masih tidak percaya dengan penuturan sahabatnya itu. Kalau di lihat di tv-tv , anak kandunglah yang menjadi korban ibu tiri dan saudara tiri, tapi sekarang sebaliknya, adik tiri yang jadi korban saudara kandung.

"Intinya gue nggak suka orang lain ngebuly dia" ketus adera. Membuat teman-temannya menganga tak percaya. Apa ini penekanan hak milik? Dimana hanya adera yang bisa membuly dirga?? Jery dan yang lainnya benar-benar tidak mengerti jalan pikiran adera. Tapi percayalah, bukan itu maksudnya. Adera menyayangi adiknya dan tidak ingin adiknya disakiti. Hanya saja ia terlalu gengsi untuk mengakui adik tirinya itu.

"Hmm,bagaimana pun dia tetap adiknya dera. Meskipun adik tiri" bela viky. Yang mendapat anggukan setuju dari sang empu

"Terus, lo mau kita ngelakuin apa ra???" tanya jeri.

"Gue mau kasih pelajaran sama mereka."

"Oke, kita atur rencana"

"Kalian nggak usah ikut. Biar gue aja. Ini urusan gue"

"Enggak ra, kita akan bantu lo"

"Gue bisa sendiri. Kalian cukup bantu gue cari tahu siapa-siapa aja yang udah ngebully adik gue"

"Oke..." Semuanya setuju.

***

Besok paginya semuanya pun beraksi, jeri dan adit ketemuan dengan tasyah,teman sekelas dirga di belakang sekolah dengan iming-iming adit akan makan siang dengannya suatu hari nanti. Adit itu sangat populer di kalangan anak Smp.

"Pokoknya,kamu harus laporin apapun tentang dirga, terutama kalau dirga di bully atau diusilin sama orang, oke?" kata adit.

"Oke kak, siapp!!! Pokoknya kak adit tenang aja, semuanya beres kalau ditangan tasyah"

"Oke bagus, thanks ya tasyah"

"Sama-sama... Kalau gitu aku pergi dulu ya kak adit, dah..."

"Dahh..." , Tasyah pergi duluan, setelah itu adit dan jeri pun pergi.

*

Sementara deri dan viky bertugas mencari tahu tentang orang-orang yang membully dirga di vidio itu.

Jam istirahat, adera, viky, jeri,dan deri berkumpul di meja adera.

"Ra, gue sama adit udah suruh tasyah teman sekelasnya dirga buat mantau si dirga, dia akan lansung kasih tau adit kalau dirga dubully,terus adit bakalan kasih tau ke gue dan gue akan lansung kasih tau ke lo" jelas jeri.

"Bukannya prosesnya terlalu lama ya? Lo bisa lansung no dera ke teman sekelasnya dirga biar gampang" protes viky.

"Udah diemo!" kesal jeri. Adera hanya menggeleng heran dengan kotololan alami sahabat satunya itu.

"Vik, der, kalian udah tau siapa-siapa aja yang ada di vidio itu.?" tanya adera.

"Udah ra. Gue udah simpan semua foto-foto mereka di hp gue, jadi lo tenang aja" jawab viky

"Bagus. Sekarang tinggal giliran gue"

"Tapi ra, lo mau kasih mereka pelajaran kayak gimana? Lo nggak boleh berlebihan ra, bahaya" kata viky.

"Iya ra, mending lo kasih peringatan aja. Kalau mereka sampai lecet kan bahaya buat lo ra" lanjut jeri.

"Oke, kita liat aja nanti"

Semuanya mengangguk mengerti.

"

Saat itu jam istirahat, adera, viky, jeri,dan deri sedang makan siang dikantin SMA. Disisi lain, dirga juga sedang makan siang dikantin SMP dengan dila. Tiba-tiba tasyah menghampiri dirga dan dila dengan membawa makanannya.

"Hai ... Aku boleh gabung nggak??" tanya tasyah.

"Boleh"

"Makasih..." tasyah pun duduk dan menyantap makanannya.

"Ga, gimana badan kamu? Udah berasa enakan?" tanya dila.

"Belum dil, masih sakit semua"

"Kamu belum kedokter juga?"

"Belum"

"Kamu gimana sih ga, aku kan udsh suruh kamu kedokter. Kamu tuh harus di periksa, nanti pulang sekolah kita kedokter ya, aku temenin kamu"

"Nggak usah dil, aku baik-baik aja kok,lagian kan cuman memar-memar dikit nanti juga bakalan sembuh sendiri"

"Nggak bisa ga, kamu udah kesakitan satu minggu kan, tapi belum sembuh juga, kalau kamu nggak mau ke dpkter kita ke tukang pijit aja, aku tau rumah tukang pijit langganan papa aku, kita kesana aja ya?"

"Nggak usah dilla... "

"Dirga, kamu kok nggak lapor keguru sih kalau kamu dibully sama bobby cs? Kan kalau kamu lapor keguru mereka bisa dihukum, terus nereka nggak bakalan gangguin kamu lagi." tasyah nimbrung tiba-tiba. Membuat dilla seketika memolototinya. Secara tasyah bukan orang yang begitu dekat dengan mereka meskipun mereka sekelas.

"Dirga nggak mau! " ketus dila.

" kalau aku yang jadi kamu ga, aku pasti udah laporin mereka kepolisi" Sambungnya, lanjut memarahi dirga.

"Dila, makasih ya... Kamu peduli banget sama aku"

"Iyalah, makanya kamu harus dengerin aku, jangan bandel. Aku tuh sedih tau liat kamu dibully terus, kalau bisa aku mau aku aja yang dibully, jangan kamu"

Tasyah yang diabaikan hanya menggeleng-geleng kecil, lalu mengirim pesan pada adit.

*

Adit yanh sedang bernyanyi-nyanyi ria dikelas bersama teman-temannya lansung merogoh saku celananya saat merasakan getaran. ia membca pesan masuk darontasyah Lalu mengirimnya kepada jeri.

*

Jeri, adera,viky,dan deri sedang diperjalanan menuju kelas, tiba-tiba hp jeri berderig, ia mbaca pesan masuk dari adit.

"Kak, kata dirga badannya sakit semua karna di keroyok sana bobby cs"

"Dera, adit ngirimin gue pesan nih. Katanya badan dirga sakit semua karna dikeroyok bobby cs" ujar jeri, membuat Adera menghela nafas berat.

*

Malam harinya, adera, Andi, rita, dan dirga makan malam bersama. Adera terus memperhatikan dirga yang tampak loyo dan tak bersemangat, dirga juga sesekali menyentuh pergelangan tangannya dan memijit-mijitnya kecil. Setelah menyelesaikan makannya, dirga pun pamit ke kamar terlebih dahulu.

"Ma, pa, aku ke kamar duluan ya" kata dirga.

"Iya sayang.." balas rita.

Dirga berdiri dan berjalan pergi, namuan tiba-tiba rita memanggilnya.

"Dirga..."

"Iya ma?"

"Kamu kenapa jalannya lemes gitu nak? Kamu sakit?"

"Enggak kok ma, aku cuma ngantuk dan capek"

"Ohh... Yaudah, kamu istirahat ya.."

"Iya ma" dirga pun pergi. Sementara adera, andi dan rita melanjutkan makan malam mereka.

"Adera, apa adik kamu baik-baik aja disekolah?" tanya andi. Dia agak khawatir dengan sikap dirga akhir-akhir ini yang sering berkata lelah.

"Mana aku tau pa, aku aja nggak pernah ketemu dia disekolah. Aku kekamar dulu pa" adera menyantap suapan terakhirnya, dan bergegas kekamar.

Papa adera hanya menghembus nafas berat. "Aku minta maaf ya rita, aku belum bisa membuat adera menerima kalian." Ujarnya sembari menatap wajah indah sang istri dengan cemas.

"Nggak papa mas, suatu saat adera pasti mau menerima aku dan dirga"

"Iya, semoga ya rita" , Rita tersenyum lebar sebagai jawaban.

*

Adera masuk kekamarnya dan melihat dirga sedang berbaring di sofa dengan mata terpejam, adera menutup pintu pelan dan berbaring di tempat tidurnya. Suasana begitu hening, adera mengotak atik hpnya sembari sesekali melirik dirga. Sejam kemudian.

"Woy.. Dirga..." panggil adera

Dirga yang sebenarnya belum tidur berbalik kearah adera.

"Ada apa bang?"

Adera turun dari tempat tidurnya, lalu mengambil bantal dan selimutnya.

"Lo tidur dikasur aja, biar gue yg tidur sofa"

Dirga terkejut dan duduk. "Tapi bang..."

"Udah buruan, jangan sampai gue berubah pikiran. Cepat sana.." adera mendorong dirga dengan paksa dari sofa, lalu melempar bantal dan srlimut dirga, dirga terpelongo heran melihatnya. Entah setan apa yang merasuki yang lebih tua hingga ia berbuat baik sepertinya. Tapi apapun itu dirga berucap terimakasih, karna sungguh tubuhnya benar-benar terasa remuk saat ini.

"Aku udah biasa tidur di sofa kok bang.." guman dirga pelan. Namun adera tidak memperdulikannya dan bergegas untuk tidur.

Dirga masih terpelongo melihat adera. "Udah tidur sana. Mumpung gue lagi baik" guman adera dari balik selimut.

Dengan ragu-ragu dirga pun naik keatas tempat tidur dan berbaring. "Hah... Rasanya lebih nyaman kalau tidur disini. Badan aku bakalan baikan nih besok pagi" dirga berguman sendiri.

Adera yang mendengarnya pun tiba-tiba terssnyum dari balik selimut. Entahlah, dia sangat bahagia dan legah malam ini.

Malam-malam berikutnya pun berlansung seperti itu, adera selalu tidur lebih dulu di sofa , dirga sudah mencoba menyuruh adera untuk kembali tidur di ranjang namun adera menolak, Dan mengatakan kalau dia lebih nyaman tidur di sofa.

Suatu malam, dirga masuk kedalam kamar dan melihat adera tertidur pulas diatas sofa , dirga menatap adera sejenak lalu memperbaiki selimut adera, kemudian ia pun kembali tidur.

Tidak hanya itu, adera juga mengatur meletakkan barang-barang milik dirga di rak yang lebih rendah agar dirga lebih mudah untuk mengambilnya. Seperti topi, sepatu, dan yang lainnya.

Disekolah, adera juga lebih sering jalan-jalan ke smp saat jam istirahat, dia dan teman-tamannya bahkan makan siang dikantin anak smp.

***

Suatu hari,saat jam istirahat adera dan viky sedang jalan-jalan ke smp, dan tak sengaja bertemu anak-anak yang membully dirga di depan kamar mandi. Adera dan viky pun menghampiri mereka.

"Woy, ngapain disini?" tanya adera.

"Eh bang, kita lagi ngobrol aja bang. Abang ngapain ke smp, nemuin gebetan ya?" canda salah satunya.

"Hahaha. Lo bisa aja. Kita kesini mau ketemu kalian" kata adera.

"Mau ketemu kita? Wih.. Ada apaan nih bang?"

"Kita punya urusan yang belum selesai"tegas adera

" wah.. Urusan??" Kali in

"Iya. Terutama sama lo . bobby!!!" Jawab adera tak santai.

Adera menatap bobby dengan tatapan penuh ancaman. Bobby dan temannya terdiam.bagaimana pun mereka tidak berani macam-macam dengan anak sma.

Adera dan viky pun pergi dengan perasaan bangga setelah sukses membuat anak sok jagoan itu menggigil ketakutan. Bobby dan teman-temannya jelas panik.

"Bob, lo bikin masalah apa sama anak sma?"

"Gue nggak bikin masalah apa2 kok.."

"Terus kenapa bang adera sama bang viky cariin lo? Mereka itu anggota genk kobra bob. Bang adera ketuanya. Lo jangan macam-macem deh...", Bobby kepanikan dan tidak sanggup bicara.

***

Siang itu jam pelajaran sedang berlansung. Dikelas dirga, anak-anak sedang mengerjakan Latihan, tiba-tiba gurunya pamit untuk keluar sebentar. Setah guru keluar, randa, rio, reza,doni,dan dika anggota genk bobby menghampiri dirga.

"Eh, sini buku lo" randa menarik buku dirga.

"Jangan randa.. Nanti bu guru liat.." cegah dirga

"Lo ngelawan sama kita!!!" bentak doni sambil memukul kepala dirga, membuat dirga memegang kepalanya dan menunduk

Anak-anak yang lain tidak berani menegur randa cs dan hanya diam. tasyah yang duduk di pojok pun lansung mengirim pesan pada adit. "Bang, mereka mukul kepala dirga bang"

"Woy... Kalian mau gue laporin ke guru?!" bentak dila. Kesabarannya benar-benar habis kali ini.

"Diam lo!!! !!!" Bentak Doni membuat dila seketika ciut. Anggota genk bobby cs benar-benar menakutka.

"Brengsek!!!" umpat dila.

Mereka menyuruh dirga menulis semua isi latihan mereka, mereka juga memukul-mukul kepala dirga dan mencubit-cubit lengan dirga.

*

Adit sedang belajar dikelas, tiba-tiba hp nya bergetar, dia diam-diam membaca pesan dari tasyah,lalu bergegas mengirmnya ke jeri.

*

Jeri yang sedang belajar pun membaca pesan dari adit. Lalu ia pun bergegas mengirim pesan itu pada adera. Adera pun melihat hpnya dan membacanya. "Bang, mereka mukul2 kepala dirga bang"

"Sialan!!!" umpag adera dan lansung berlari keluar.

"Adera..." panggil bu guru. Namun adera tidak mengubris dan terus berlari menuju kelas dirga.

*

Dirga masih membuatkan latihan untuk randa cs, dan dilla terus berdebat dengan reza. Tiba-tiba adera datang dengan ngos ngosan.

"Woyyyyy!!!" teriak adera membuat seisi kelas terkejut dan menoleh pada adera.

"SINI LO BANGSAT!!!!!!?" Tanpa aba-aba adera menghajar randa dan teman-temannya satu persatu tanpa ampun, tak perduli teriakan histeris anak-anak cewek serta dirga yang berusaha menghentikannya. Semua anak-anak berteriak dan berlari keluar, anak-anak dari kelas lain pun ikun keluar, guru-guru berdatangan dan melerai adera.

"ADERA BERHENTI... STOP ADERA!!!..." teriak guru-guru.

Namun adera sangat keras kepala , amarahnya sedang benar-benar berkobar, ia bersikeras untuk terus menghajar randa cs meski dipegang oleh 3 orang guru laki-laki . dirga terkejut dan khawatir melihat adera, dila dan tasya terpelongo, begitu juga anak-anak yang lain. Dan bobby yang mematung di pintu kelas.

*

Keenamnya pun dibawa ke kantor. Kepala sekolah duduk di depan keenamnya dengan tatapan penuh kemarahan. Setelah beberapa pembicaraan, adera di nyatakan bersalah karna menyerang randa dan teman-temannya tanpa sebab.papa adera akhirnya dipanggil oleh kepala sekolah. Adera duduk di sebelah papanya bersama kepala sekolah.

"Begini pak. Adera memukul anak kelas 2 smp pak. Dia menghajar 5 orang didalam kelas saat jam pelajaran berlansung" jelas kepala sekolah.

Papa adera menatap adera dengan geram. Sedangkan adera hanya menunduk.

"Sebelumnya adera tidak pernah terlibat perkelahian sepetti ini pak. Kami juga sangat terkejut akan apa yang terjadi . kami juga sudah menanyai adera, tapi dia tidak.mau menjelaskan kenapa dia tiba-tiba menyerang adik-adik nya."

"Adera! Ayo katakan kenapa.kamu menyerNg mereka!" bentak andi.

"Aku kesal karna mereka menabrak aku dan menumpahkan minuman saat aku dikantin pa" jawabnya.

"Hanya karna itu??? Kamu bikin papa malu tau nggak!!!" Andi benar-benar geram mendengar alasan sepela sang anak

"Aku minta maaf pa, aku terbawa emosi"

.

.

.

Setelah perundingan panjang. Adera pun tidak diberi hukuman dan hanya diberi peringatan. Adera kembali kekelasnya dari kantor kepala sekolah. Viky, jeri, deri, dan adit lansung mengepungnya di tempat duduk dengan wajah kesal.

"Lo kenapa ceroboh banget si ra!!" kesal viky.

"Tenang aja. Gue cuma dikasih peringatan kok" jawabnya tenang.

"Kalau lo kayak gini, lo bisa ngancurin diri lo sendiri ra!" kesal jeri pula.

"Gue nggak akan kayak gitu lagi. Tenang aja. "

.

.

.

Namun ternyata hal itu kembali terulang, untuk kedua kali, ketiga kali,keempat kali,dan kelima kali. Adera dihukum membersihkan seluruh pekarangan sekolah, berdiri di tiang bendera sampai jam pulang, jalan jongkok 30 keliling lapangan basket,di skros , dan akhirnya di keluarkan. Tak hanya disekolah, dirumah adera juga dihukum habis habisan oleh papanya. Dia di tampar, di tinju, ditendang, di penjara selama seminggu, hingga akhirnya keputusan terakhir dikirim keluar negri. Sekolah sudah menyerah, teman-temannya juga menyerah melarangnya menghajar anak-anak itu, dan juga sang papa yang sudah benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran sang anak.

.

.

.

Hari itu, adera yang babak belur karna dipukul papanya datang kesekolah untuk berpamitan Kepada viky,jeri, dan deri. Kebetulan dia datang saat jam istirahat, jadi semua anak-anak smp dan sma berkumpul untuk melihatnya. Termasuk dirga,dila, tasya,adit,dan bobby cs. Adera berpelukan dengan sahabat-sahabat nya itu dengan mata berkaca-kaca, jeri bahkan menangis.

"Selamat tinggal bro..." ucap adera lirih.

Mereka melepas pelukan mereka.

"Apa lo beneran pergi ke luar negri ra?"tanya viky.

" iya vik. Bokap gue nyuruh gue keluar negrii"

"Hmm.. Terus gimana sama kobra?"

"Lo harus urus kobra. Jangan sampai bubar. "

"Ra, mending lo bilang aja yang sejujurnya ke bokap lo, kalau lo kayak gini karna belain adik lo. Dia pasti mau ngerti ra, jadi lo nggak usah keluar negri" rengek jeri.

"Gue nggak bisa jer. Lo harus jagain adik gue ya, jangan sampai dia dibully lagi." kata adera

Jeri menghela nafas berat. "Oke... Gue janji sama lo ra. . tapi, kapan lo balik lagi ke sini?"

"Gue belum tau. Tapi Kayaknya gue nggak bakalan diizinin balik sama bokap. Dia marah banget sama gue, dia ngirim gue ke inggris bukan buat bikin gue berubah, tapi gue di asingin. Mungkin gue nggak bakal dibolehin balik kesini"

Jeri,viky,dan deri Mengusap air mata mereka. Lalu mereka pun kembali berpelukan sambil menangis sedih. Bagaimana pun, mereka telah melalui banyak hal bersama, di sekolah, dirumah, dan di basecamp kobra. Setelah berpamitan pada sahabatnya adera juga berpamitan pada guru-gurunya, serta meminta maaf karna sudah mencemari nama sekolah. Setelah itu ia pun pamit pergi, dia akan lansung ke babdara dan terbang ke inggris, tidak ada yang mengantar kepergiannya karna dilarang oleh sang papa. Hanya viky, jeri, dan deri yang mengantarnya hingga ke taxi. Saat adera akan masuk kedalam taxi, tiba-tiba dirga datang dan memanggilnya.

"Bang...."

Adera kembali menutup pintu taxi dan menatap dirga yang sedang menangis. Dirga memeluk adera dan menangis dipelukannya. Dia berani melakukannya karna anak-anak yang lain sudah masuk ke dalam kelas. Dan mereka sedang berada di luar gedung sekolah saat ini.

"aku nggak tau kenapa abang tiba-tiba berubah. Tapi satu hal yang harus abang tau, bagi aku abang tetap abang aku"

"Nggak usah kepedan brandal..." ujar adera sambil mendorong dirga dari pelukannya.

"Lo itu cuman adik tiri gue, dan selamanya akan tetap jadi adik tiri gue, kita nggak punya hubungan darah jadi jangan berharap lebih. Ngerti?!"

Adera melihat viky, jeri, dan deri. "Gue titip dia ya..."

"Siap bosss..."

Adera pun masuk kedalam taxi dan pergi. Dirga, viky,deri dan jeri melambai dengan Penuh kesedihan. Begitu juga dengan dirga.

.

.

.

Sejak hari itu, dirga menjadi tawanan viky,jeri dan deri. Tidak ada satupun yang berani menyentuh dirga lagi, Dirga pun menjadi legah, terutama dila.

Hari itu, dirga dan dilla mengerjakan tugas di sebuah caffe.

"Aku seneng banget, sekarang kamu udah nggak dibully lagi" ujar dilla

"Iya dil, aku juga seneng banget. Makasih ya dil, selama ini kamu udah Setia mendukung aku, peduli sama aku"

"Hmm.. Sama sama ga..."

"Mmm, dila, aku nggak tau apa yang akan terjadi kedepannya, tapi untuk saat ini aku merasa sangat mencintai kamu. Apa kamu mau jadi pacar aku???"

Dila tersipu malu.

"Apapun yang terjadi kedepannya, aku hanya berharap aku dan kamu tetap seperti sekarang. Saling mengisi dan melengkapi. Aku mau jadi pacar kamu dirga".

" makasih dila..."

"Makasih juga dirga..."

Keduanya saling berpandangan dan tersenyum bahagia...

***

5 tahun kemudian. . . .

Setelah pindah ke london, adera masuk di sma internasional, setelah itu ia melanjutkan ke sebuah university .... Jurusan seni musik,Sudah 5 tahun dia diasingkan , papa nya tidak pernah datang dan menelpon, dia hanya mengirim uang sekali sebulan. Adera bahkan tidak diizinkan pulang,Dia memberi adera rumah yang besar dengan lampu yang terang, tapi adera masih merasa gelap. Tidak ada suara orang lain disini selain suaranya. Ia merasa seperti bawang putih saat ini. Diasingkan, diabaikan oleh papanya. Satu-satunya orang yang sedarah dengannya.

Siang. Adera keluar dari kamarnya dengan memakai setelan jaz hitam dan dasi, ia berjalan keluar rumah lalu mengemudi mobil sedan hitam miliknya membelah jalanan kota london. Beberapa menit berkendara, akhirnya adera berhenti di depan sebuah hotel, dia memarkirkan mobilnya lalu berjalan masuk menuju sebuah ruangan tempat acara resepsi pernikahan. Ada banyak orang didalam, adera duduk bergabung dengan teman-temannya di sebuah meja.

"Hi adera. You come??sapa Jack.

"Hi jack. Luna invited me, so i have to come"

"But, are you ok?"

"Yes, i am ok"

*

4 tahun yang lalu. . .

Saat itu hari pertama adera masuk university, dan bertemu dengan luna.

"Hi... I am luna"

"I an adera"

"Are you from indonesia?"

"Yes"

"I too. Ibuku orang indonesia."

"Ohh.. Apa kamu tinggal disini?"

"Aku sudah tinggal disini 10 tahun, papa dan mamaku bercerai, dan aku dibawa oleh ayah ku ke london. Kalau kamu?"

"Ohhh.. Aku baru pindah tahun lalu, aku sendirian disini."

"Ohh. . kalau gitu selamat berteman " Luna mengulurkan tangannya. Adera pun menjabatnya.

Itulah awal perkenalan mereka. Sejak hari itu, keduanya pun berteman baik. luna adalah sosok yang supel, ceria dan penuh semangat, adera merasa sangat nyaman saat bersama dengan luna. Luna sering berkunjung ke rumah adera, begitu juga sebaliknya, adera bahkan sudah akrab dengan papa luna.

Malam itu, adera mengajak luna makan malam di sebuah cafe. Mereka duduk dimeja paling dekat dengan panggung tempat para musisi bernyanyi.

"Kamu tunggu disini ya" kata adera.

"Kamu mau kemana??"

Adera tak menjawab lalu pergi menaiki pentas, ia mengambil sebuah gitar dan berdiri didepan stand mic.

"Hallo everybody, i am adera, i will sing a song for a woman who is very special to me. Luna..."

Luna terharu.

Adera pun mulai memainkan petik demi petik senar gitarnya dengan sangat merdu dan bernyanyi.

Adera : muara.

Kau adalah puisi hati

Dikala rindu tak bertepi

Ku ingin kau ada

Saatku membuka mata

Hingga ku menutupnya kembali

Kau sinarkan kabutkelabu

Disabana pencarianku

Bagai embun pagi

Kau lepaskan dahaga kemarau hati

Kaulah lukisan pagi

Yang ku gambar untuk senjaku

Kaulah selaksa bunga

Yang warnai musim semiku

Dikala hati ini gundah

.

.

.

Hari itu tercatat sebagai hari pertama mereka sebagai sepasang kekasih. Kebahagian pun menyelimuti keduanya, namun semua itu tidak berjalan lama, suatu hari luna datang larut malam kerumah adera dengan wajah babakbelur dan rambut berantakan dan menangis.

"Ada apa?? Kenapa kamu seperti ini? Ada apa luna? Siapa yang lakuin ini kekamu?" Tanya adera dengan cemas. Kekasihnya itu tampak begitu menyedihkan.

"Papa aku ra, papa aku mabuk dan memukul aku... Aku takut ra...." , Adera memeluk luna erat-erat.

"Nggak papa, aku akan jagain kamu. Aku janji..." bisik adera dengan suara lirih. Luna pun menangis sejadi-jadinya dipelukan adera.

Malam itu adera menyuruh luna untuk menginap di rumahnya, luna menceritakan semuanya kepada adera, bahwa Papanya adalah seorang pemabuk dan pejudi berat. Dia sering di siksa papanya saat dirumah, namun kali ini papanya bertambah parah, dia juga hampir memperkosa luna. Adera kebingungan, ia sangat mencintai luna ,dia tidak mau luna terluka, adera pun menyuruh luna untuk tinggal bersamanya, namun papa luna tidak membiarkannya, dia mengancan luna jika luna berani minggat dari rumah. Alhasil hari-hari luna pun dihiasi dengan tangisan, makin hari papa luna semakin kelewatan, dia sering menyiksa luna, meminta uang pada luna, bahkan menjual barang-barang yang ada dirumah mereka untuk bermain judi. Adera pun membantu luna sebisanya, dia memberikan uang yang dikirim papanya kepada luna, hinggga akhirnya tak ada lagi yang bisa dijual, bahkan rumah juga sudah digadaikan, papa luna pun menjual putri semata wayangnya, luna. Luna dipaksa menikah dengan anak teman bermain judinya yang kaya raya. Dia seorang ceo dan lebih tua 5 tahun dari luna.

"I don't want to marry him pa!"teriak luna disela isakan tangisnya. Memcoba memberontak pada manusia yang tak punya hati itu.

"You brash kid!!! (Menampar luna) do you know how much you owed to this father? Can you pay it?!!"

"It's your business, why should i be responsible?"

"You bitch. No self awareness. I will kill you"., Luna di siksa habis habisan.

***

Besok paginya, luna bertemu dengan adera di kantin kampus sambil menangis. Adera menatap wajah luna yang penuh memar dengan perasaan iba. Kekasihnya benar-benar menyedihkan, dan adera sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa. Andai bisa, adera ingin membawa luna pergi, pergi jauu dari negri agar pujaan hatinya itu tidak lagi menerima perlakukan buruk ayahnya. Tapi dia tidak bisa. Dia bukan siapa-siapa.

"Aku minta maaf dera, selama ini aku sudah sering menyusahkan kamu. Sepertinya kita sudah tidak bisa bersama lagi, papa sudah menjual aku, aku akan menikah dengan pria lain"

Adera meneteskan air matanya seketika.

"Apa yang harus aku lakukan supaya kamu tidak perlu menikah dengan pria itu luna?"

"Tidak ada adera, kamu tidak akan bisa melakukan apa-apa. Lagi pula aku tidak mau merepotkan kamu lagi, kamu sudah banyak berkorban untuk aku. Aku bukan wanita yang pantas untuk kamu adera."

"Luna, ini sudah 3 tahun, kita sudah menjalaninya selama 3 tahun. Apa kamu masih tidak mempercayaiku?"

"Aku sangat mempercayai kamu. Tapi aku tidak mau kamu celaka karna aku. Papa aku bukan manusia lagi ra, dia seperti iblis, dia bisa saja menyakiti kamu. Jadi aku mohon, kamu jangan ikut campur lagi, dan jangan pernah terlibat dengan urusan aku dan papa aku lagi. Aku mohon... "

Adera tak bisa membendung airmata dan kesedihannya. Jangan ikut campur lagi kata yang begitu menusuk hati terdalam adera. Dia hanya terdiam, ingin memberontak tapi yang dikatakan luna benar, dia bukan siapa-siapa dan tidak bisa melakukan apa-apa. Mungkin akan lebih baik jika ia merelakan luna dengan pria tua itu agar luna tidak lagi disiksa oleh sang ayah.

"Aku akan pergi dari kehidupan kamu. Kamu harus melupakan aku." Sambung luna.

berat hati, luna pun berdiri dan berjalan pergi meninggalkan adera. Adera benar-benar menangis,tidak perduli bagaimana orang-orang menatapnya. dia sangat mencintai luna lebih dari apapun, luna adalah suara yang mengisi keheningan rumahnya. Luna adalah orang yang menemaninya dan menyemangatinya. Adera mengusap air mata berkali-kali, air mata sialan yang entah kenapa tidak mau behenti keluar. Dan seketika adera berlari keluar dengan sekuat tenaga. Hatinya sakit, kali ini biar hati yang terluka itu memimpinnya pergi, Dia mencari luna, sambil terus menyeka air matanya, tak perduli orang-orang menatapnya, yang hanya ia inginkan sekarang hanya luna. Luna untuk jutaan kaliny nama itu terucap dalam hati, akhirnya ia melihat luna keluar dari kantor dosen, adera menghela nafas. " Luna..." teriaknya. Luna menoleh dan melihat adera sedang berlari kearahnya, dan dengan cepat adera meraih tangan luna dan menariknya ke pelukannya. Luna terkejut hebat, orang-orang yang ada disana melihat mereka dengan heran.

"Adera, apa yang kamu lakukan?" Ujar luna mencoba melepas pelukan adera padanya.

"Aku mohon. Seperti ini saja sebentar" pintanya lirih sembari mempererat pelukan mereka.

"What is this? They huddle on campus"

"Owhh... So sweett.

Flash back off

Dan hari ini adalah hari pernikahan luna. Adera datang sebagai tamu meski hatinya begitu sakit melihat luna menikah dengan orang lain.

"All right, now we will call adera to sing, let's go..."

Adera pun maju, dan menyanyikan sebuah lagu dengan menggunakan gitar.

Adera: serpihan hati.

Hari ini hari bahagiamu

Disini kutegarkan hatiku

Memaksa setiap langkah

Dalam senyuman kepedihan

Detik ini akan segera berlalu

Namun tidak semua kenangan itu

Terlalu banyak kisah

Yang tiada usai bagiku

Tiba akhirnya ku akhiri semua

Kuhapus harapanku selamanya

Akan kucoba terus melangkah

Walau serpihan perasaan hatiku

Masih bersamamu...

.

.

Adera menyanyi dengan penuh penghayatan, sehingga membuat semua orang merasakan apa yang ia sampaikan walaupun beberala dari mereka tidak tau artinya.

.

Luna pun tak kuasa membendung airmatanya mendengat nyanyian adera yang sangat menyayat hatinya.

.

.

Sementara di indonesia. Viky berjalan dibandara sembari menarik kopernya. Tiba-tiba dia bertemu dengan dirga.

"Dirga..."ujar viky

"Eh, bang viky... apa kabar bang?"

"Baik-baik. Kamu ngapain disini?"

"Aku habis nganter mama aku bang, abang sendiri, mau pergi kemana?"

"Ohh, gue mau ke london, mau ketemu adera"

"Ohhh... Abang sering ketemu bang adera?"

"Sering, gue tiap tahun pasti ketemu dia. Setiap gue libur pasti gue ke sana"

"Gimana kabar bang adera bang? Aku nggak pernah kontekan sama bang adera semenjak dia pergi"

"Adera baik-baik aja, cuman dia ya kesepianlah, tinggal disana sendiri jauh dari keluarga. Adera juga sering nanyain kabar kamu,papanya, dan tante rita juga ke gue. Dia kangen banget sama papanya, tapi ya mau gimana lagi.." viky menghela nafas

"Aku sebenarnya juga kangen sama bang adera bang, aku juga kasihan, tapi bang adera mungkin nggak akan suka kalau aku kesana. Abang kan tau gimana bencinya bang adera sama aku dan mama."

"Hmmm, ck, gue sebenarnya nggak mau bilang ini ke lo, adera juga pasti bakalan marah banget kalau dia sampai tau gue yang bilang, tapi..."

"Tapi apa bang. Bang viky mau bilang apa?"

"Kita duduk dulu aja deh, yok" ajak viky. Mereka pun duduk di cafe dalam bandara sambil minum kopi.

"Dirga, apa lo pernah bertanya-tanya kenapa adera marah bnget sana bobby cs?" Viky memulai percakapn.

"Hmm... Mungkin karna bobby cs cari gara-gara sama bang adera". J

" kamu salah. Dia semarah itu sama mereka karna kamu"

"Maksud nya bang?"

"Kamu dulu sering dibully kan sama mereka. ?"

Dirga mengangguk.

"Adera tau kalau mereka ngebully lo, makanya adera marah dan mau kasih pelajaran ke mereka. Kita minta bantuan tasyah teman sekelas lo buat kasih tau kekita kalau lo dibully, makanya adera selalu datang setiap kali bobby cs mau ngerjain lo."

Dirga terkejut tentu saja. Apa yang dikatakan bang viky semuanya benar? Kalau iya bagaimana bisa dia tidak sadar selama ini? ia teringat kejadian 5 tahun yang lalu. Pertama, adera tiba-tiba datang dan menghajar randa cs saat mereka menyuruh dirga mengerjakan latihan mereka. Kedua, adera juga tiba-tiba datang dan menghajar bobhy cs saat bobby mengambil makan siang dirga di kantin. Ketiga, adera juga datang saat bobby cs melempar-lempar dirga dengan bola basket saat pelajaran olahraga.Keempat, adera tiba-tiba datang setelah dirga dibully saat camping di bogor, adera datang jauh-jauh dari jakarta kebogor hanya untuk menghajar bobby cs. Dan terakhir adera meNghajar bobby cs saat pulang sekolah setelah memasukkan sepatu dirga kedalam bak air. Dan akhirnya dia dikeluarkan. Dirga terdiam. Pikirannya blank. Viky tersenyum kecil lalu berdiri.

"Gue pergi dulu ya ga, pesawat gue udah mau berangkat nih" ia bergegas pergi. Sementara dirga masih mematung di tempatnya dengan seribu pikiran.

Flash back to.

"Woy, dirga, lo tidur disini, biar gue disofa"

"Udah lo tidur aja... Banyak omong banget sih.."

Dirga melihat barang-barangnya sudah dipindahkan ke rak yang lebih rendah. Dan barang-barang adera di rak yang lebih tinggi.

Flash back off

Viky vop: Adera bukannya benci sama lo dan mama lo ga, dia cuma nggak berani tunjukin perasaannya yang sebenarnya.

Dirga berjalan meninggalkan bandara dengan beribu pikiran di otaknya . Kata-kata viky dibandara tadi masih terngiang jelas di kepalanya.

Flah back to. 5 tahun lalu.

Saat itu Rita sedang mengobrol dengan dirga di ruang keluarga.

"Sayang, Adera tiba-tiba bilang ke mama buat nyuruh kamu ikut tekwondo, aneh banget kan?" Ujar rita

Flash back off

"Ternyata selama ini aku sudah salah paham sama bang adera ." batin dirga.

.

.

.

Malam itu, dirga mengajak dila makan malam di restoran dan menceritakan tentang pertemuannya dengan viky di bandara siang itu. Mereka duduk berhadapan dengan makanan di depan mereka.

"Jadi selama ini bang adera peduli sama kamu?, dia cuma nggak mau kamu tau?"

"Iya dila, aku benar-benar merasa bersalah sama bang adera dil. Selama ini aku pikir bang adera benci sama aku dan mama, tapi ternyata dia rela ngorbanin dirinya demi aku. Dia sampai dikirim ke luar negri, dan dibenci oleh papa"

"Kalau gitu, gimana kalau kamu ke london bertemu sana bang adera?"usul dila

"Tapi papa pasti nggak akan izinin aku ketemu bang adera dil"

"Kalau gitu jangan bilang ke papa kamu. Bilang aja kamu mau liburan."

Dirga diam memikirkan ucapan kekasihnya itu.

***

Malam harinya viky sampai di london. Dia berjalan keluar bandara sambil menelpon adera.

Via telpon.

Viky: lo dimana?

Adera : di parkiran

Viky berjalan menuju parkiran, dan melihat adera yang berdiri di dekat mobilnya.

Viky : gue udah liat lo.

Via telpon terputus.

Viky pun bergegas menghampiri adera.

"Hai bro..." Sapanya dengan semangat.

"Hai bro.... " Balas adera. Mereka pun saling berpelukan.

"Yok masuk" kata adera. Mereka pun masuk ke dalam mobil dan pergi menuju rumah adera.

Diperjalanan.

"Jeri nggak jadi ikut?" tanya adera.

"Tadinya dia mau ikut. Tapi istrinya ngelarang. Maklum lah udah berkeluarga"

"Iya... Lo kapan ?"

"Ahh.. Gue mah entar aja.heheh..."

Adera tertawa.

"Eh,lo sama luna kan udah lama tuh, kapan nikahnya?" tanya viky.

"Luna udah jadi milik orang lain."jawab adera santai.

Viky terkejut dan menatap sahabatnya itu tajam seolah mencari kebohongan diraut wajahnya, namun nihil. Adera sedang tidak berbohong saat ini

" apa??? Serius lo??? Kok bisa???" Viky_

"Luna dijodohin sama anak teman bokapnya. Resepsinya tadi pagi"

"Terus lo datang?"

"Iyalah. Gue kan diundang"

"Aishh.. Lo nggak cemburu emang?"

"Menurut lo???"tanya adera malas

"Cemburu!!"

"Tuh lo tau!" Adera menyeringai.

Beberapa saat kemudian mereka pun sampai dirumah adera. Keduanya masuk, viky pergi kekamarnya dan segera mandi. Adera kedapur untuk menyiapkan makan malam. Ada 3 kamar di rumah adera, adera,viky,dan jeri punya kamar masing-masing, karna viky dan jeri sering datang untuk menemui adera Di london. Setelah selesai mandi, viky pergi menghampiri adera yang sedang menyiapkan makan malam diatas meja makan. Mereka duduk dan menyantap makan malam mereka dalam sunyi. Setelah selesai.

"Ra, tadi gue ketemu dirga di bandara"

Adera kaget. "Dia di sini.??"tanyanya

"Bukan, dibandara jakarta"

"Ohh.. Terus" terdengar helaan nafas legah bercampur kekecewaan disana. Yah, adera merindukannya, merindukan papa dan mamanya. Adera merindukan keluarganya. Dan viky tau itu, bersahabat lama dengan adera membuat viky dapat dengan mudaj membaca pikiran sang sahabat, karna itulah adera pun merasa nyaman dengan viky.

"Dia tanya gue mau kemana, gue bilang mau ketemu lo. Terus..."

"Terussss???"

"Terus gue bilang kalau lo ngehajar bobby cs itu karna mereka ngebully dia"

Adera menatap viky dengan kesal.

"Sorrg ra, abisnya dia pikir kalau lo itu benci sama dia. Makanya gue kasih tau aja yang sebenarnya"

"Terus sekarang gimana? Dia bakalan kesini..???"

"Gue nggak tau.."

"Ahhh... Vik... Lo ember banget sih..." adera kesal.

"Sorry ra.. Lagian kan bagus juga kalau dirga tau, dia bisa bilang ke bokap lo, terus lo dibolehin pulanh deh, ya kan?"

Adera hanya menghela nafas kesal dan pergi meninggalkan viky.

"Ra... Adera...." panggil viky. Adera tak mengubris dan masuk kekamarnya.

Viky pun menghembus nafas kesal. Satu lagi kebiasaan adera yang menurut viky sangat menyebalkan. Pergi tanpa mengatakan apa-apa.

.

.

.

Pagi itu di jakarta. Dirga sedang sarapan dengan papanya

"Pa..."

"Iya?"

"Aku mau pergi liburan pa..."

"Pergi aja, kemana?"

"London"

Papa adera terkejut. " london??"

"Iya"

"Mmm, yaudah"

Dirga tersenyum. "Makasih ya pa... "

Papa adera hanya tersenyum tipis. Lagi pula london itu besar, dirga tidak akan bertemu adera disana, begitu pikir Pak andi.

*

Besok paginya dirga kebandara bersama dengan dila.. Dila pergi mengantar dirga sebelum dirga ke london.

"Kamu harus bicara sama bang adera. Nggak usah pikirin aku disini, ya?"

"Iya. Makasih ya sayang"

Dila tersenyum lebar lalu melambai. "Dahhh... Hati-hati..."

Dirga juga tersenyum, ia mengecup kening dila lama. "Dahh.." dirga pun pergi.

.

.

.

Dirga tiba di london saat malam hari, ia naik taxi menuju rumah adera, dirga tau alamatnya karna waktu kecil setiap pergi liburan ke london mereka akan tinggal disana, itu adalah rumah keluarga mereka.

Sementara itu, adera sedang sendirian di rumaj, dia duduk di di kursi pinggir kolam renang sambil menatap bintang-bintang yang bersinar terang di atas langit yang gelap. Malam itu bintang tampak lebih banyak dari biasanya, dan adera sangat menyukainya. Viky tidak ada dirumah, dia pergi makan malam. Bersama teman-teman nya yang ada disana. Adera memutr lagu di hp nya, lagu-lagu yang dia buat untuk luna saat mereka masih berpacaran dulu.

"Dan kau hadir.. Merubah segalanya... Menjadi lebih indah.. Kau bawa cintaku setinggi angkasa, membuat ku merasa sempurna..."

Tiba-tiba perut adera sakit, "akhhh" adera meringis menggengam erat perutnya, dia sangat kesakitan, dengan bersusah payah adera berjalan kekamarnya, dia membuka laci dan menhambil sebuah obat, lalu berjalan lagi menuju dapur untuk mengambil air dan meminum obatnya. Adera bersandar sejenak didinding hingga sakit perutnya perlahan mereda. Tiba- seseorang menekan bel, adera bangun dan pergi membukakan pintu, alangkah kagetnya adera saat melihat orang yang datang adalah dirga.

*

*

Adera dan dirga duduk di sofa saling berhadapan dengan wajah yang serius.

"Aku sudah tau semuanya"dirga membuka percakapan. Canggung.

"Terus lo mau apa?" balas adera tak kalah canggung. Wajar saja, sudah 5 tahun mereka tidak pernah bertemu.

tiba tiba dirga menangis, mewbuat yang lebih tua keheranan. "Aku mau bilang makasih bang..." ujarnya lirih

"Lo kan bisa telpon gue, kenapa harus datang kesini?" Balas adera mempertahankan sikap dinginnya. Meski sebenarnya ia juga ingin menangis saat melihat sang adik menangis hampir sesegukan didepannya.

Dirga makin terisak isak. "Selama ini aku pikir abang benci sama aku. Tapi ternyata aku salah, abang peduli banget sama aku. .. Hiks hiks. Bang, aku memang bukan adik kandung abang, tapi aku udah anggap abang sebagai abang kandung aku sendiri bang..."

Adera menghela nafas panjang.

"Bang, aku cuma mau kali ini aja bang, tolong perlakukan aku sebagai adik abang, selama aku di sini,aku mau menghabiskan waktu aku sama abang sebagai saudara. Setelah ini terserah abang, aku cuman mau ngerasain jadi adik abang sekali aja. Aku mohon bang"

Adera menghela nafas lagi, lalu ia berdiri dan manarik koper dirga ke kamarnya. Dirga yang melihatnya pun lansung mengekori sang kakak sembari menghapus air matanya.

"Sana mandi, habis itu kita makan malam" kata adera yang lansung pergi meninggalkan dirga dikamar.

Dirga tersenyum tipis, ia bergegas mandi lalu makan malam bersama dengan adera. Adera hanya memasak telur ceplok,tahu, dan tempe.hanya itu yang ada di kulkasnya saat ini. Namun dirga makan begitu lahap, sepanjang malam itu dirga tak henti-hentinya tersenyum, bahkan saat tidur pun ia tersenyum menatap punggung adera yang tidur di sebelahnya. Setelah sepuluh tahun, akhirnya dirga tidur seranjang dengan adera, bayangkan saja betapa bahagianya dirga saat itu.

.

.

.

Viky pulang tengah malam dan lansung tidur dikamarnya ,jadi dia tidak tau kalau dirga ada disana. Pagi harinya viky yang santai menyantap roti sendirian Di dapur dikagetkan dengan kemunculan dirga

"Bang viky..."ujarnya lantang

Viky terkejut hingga menjatuhkan rotinya. "Dirga?? Lo kenapa bisa disini???? Adera???" Matanya melotot pada adera yang datang sambil terkekeh.

"Nggak usah kaget gitu..."ujarnya sembari mengambil roti yang viky jatuhkan dilantai dan melemparnya ke tempat sampah.

" ra, sumpah gue beneran nggak tau kalau dirga bakalan nyusul lo kesini" viky panik tentu saja. Bisa-bisa adera ngamuk dan menghajarnya tanpa ampun.

Adera hanya tersenyum tipis melihat tingkah sahabatnya itu, lalu menoleh pada.dirga. "Udah, ga, ayo.."

"Kalian mau kemana?"viky_

"Kita mau jalan-jalan. Gue harus bawa adik gue jalan-jala. Keliling london. Yok ga"

"Dah bang viky..." Dirga melambai dengan senyuman terlebarnya yang membuat viky ternganga tak percaya. Lalu tiba-tiba tersenyum legah

"Syukurlah mereka akur" ia mengambil roti lagi dan melahapnya.

*

Adera mengajak dirga jalan-jalan keliling kota london. Adera mengajaknya ke universitas london tempat adera belajar.

"Ini kampus gue" kata adera memperkenalkan.

"Aku juga mau kuliah disini bang" jawab dirga.

Adera tertawa begitu juga dengan dirga. Setelah itu mereka pergi ke big ben, ikon kota london yang sangat terkenal. Keduanya mengambil foto dan menghabiskan waktu dengan bersenang-senang. Selama 2 minggu, adera terus mengajak dirga jalan-jalan ke tempat-tempat terkenal di london, mulai dari big ben, natural history museum, trafalgar square, madame tussauds london, westiminister abbey, victoria and albert museum, kensington palace, science museum, menara london, london tower bridge, buckinghan palace, dan masih banyak lagi.

Malam itu adera dan dirga diperjalanan pulang dari london eye, mereka menaiki bis hingga persimpangan, lalu berjalan kaki menuju rumah mereka.

"Bang, makasih ya..." kata dirga dengan tulus.

"Setelah lo balik ke jakarta, lo jangan pernah kesini lagi, ngerti" balas adera.

Dirga hanya diam. Kecewa, karna secara tidak lansung adera mengusirnya.

"Lo kok diam aja? Ya! Lo udah janji nggak akan pernah kesini lagi" ujar adera kesal.

"Aku lupa" jawab dirga sambil terkekeh.

"Ya!!!" sahut adera kesal.

Dirga pun tertawa berlari meninggalkan adera yang meneriaki namanya dibelakamg

"Dirgaaa.." teriak adera dan ikut berlari mengejar dirga. Keduanya pun bercanda dan tertawa bersama hingga mereka sampai di depan rumah. Dirga dan adera terkejut melihat viky duduk di tangga depan rumah bersama dengan luna. luna yang meyadari kedatangan adera lansung berdiri dan berhambur ke pelukan adera.

"Adera. . ." bisiknya lirih. Adera terdiam , dirga melihat mereka dengan heran, lalu viky pun dirga masuk. "Ayo masuk" memberi ruang untuk luna dan adera.

Didalam rumah, dirga bertanya tentang luna kepada viky.

"Bang, itu siapa?"

"Dia mantan pacarnya adera"

"Ohh.. Terus dia ngapain kesini???"

*

Sementara diluar. Adera melepas pelukan luna dan menatap luna dalam, mencoba mencaritahu apa yang terjadi dari mata mantan kekasihnya itu.

"Ada apa? Kenapa malam-malam begini kamu di rumah aku??" tanya adera

"Aku kangen sama kamu adera" jawabnya lirih.

"Hah... Oke, tapi kamu sudah punya suami, kamu nggak boleh datang malam-malam kerumah laki-laki lain luna"

"Aku sangat merindukan kamu adera, aku sampai tidak bisa tidur karna terlalu merindukan kamu"

"Hmm, kita cari tempat ngobrol dulu. Ayo" ajak adera.

***

Keduanya sudah duduk disebuah cafe yang tak jauh dari rumah adera dengan minuman didepan masing-masing.

"Bagaimana kabar kamu? Apa suami kamu menyakiti kamu?"

"Dia sangat mencintai aku, dia tidak pernah menyakiti perasaan aku, tapi aku tidak baik-baik saja adera, aku masih mencintai kamu"

"Syukurlah dia mencintai kamu. Aku legah dari pada kamu harus disiksa oleh papa kamu terus"

"Iya. Tapi adera, apa kamu masih mencintai aku?" tanya luna.

Tiba-tiba seorang penyanyi caffe itu memanggil adera dari atas pentas.

"Adera, brother..." ,Adera menoleh dan menyapa.

"Come here brother, you must singging for we. Come on.."

"Ok!" Adera pun naik keatas pentas, ia mengambil gitar dan duduk. Ini adalah cafe langganan adera, pemilik, karyawan serta pengisi band di cafe ini sudah sangat kenal dengannua.

"Hallo everyone. Good evening. I am from indonesia, so, i will singing a song for indonesia, i hope you all like it "

Melewatkanmu-Adera

Melewatkanmu di lembaran hariku

Selalu terhenti di batas senyumanmu

Walau berakhir cinta kita berdua

Hati ini tak ingin dan selalu berdusta

Melupakanmu takkan mudah bagiku

Selalu kucoba namun aku tak mampu

Membuang semua kisah yang telah berlalu

Di sudut relung hatiku yang membisu 'ku merindukanmu

Harusnya 'ku telah melewatkanmu

Menghapuskanmu dari dalam benakku

Namun ternyata sulit bagiku

Merelakanmu pergi dari hatiku

Selalu ingin dekap tubuhmu

Namun aku tak bisa karena kau telah bahagia

Harusnya aku telah melewatkanmu

Menghapuskanmu dari dalam benakku

Namun ternyata sulit bagiku

Merelakanmu pergi dari hatiku (hatiku)

Selalu ingin dekap tubuhmu

Namun aku tak bisa

Namun aku tak bisa

Karena kau telah bahagia

.

.

.

Luna menangis menyaksikan nyanyian tulus dari adera yang sekaligus lansung menjawab pertanyaannya barusan kepada adera.

"Thanks you..." adera kembali memghampiri luna saat selesai bernyanyi. Isakan-isakan itu masih keluar dari mulut luna, adera mengepal tangan luna di atas meja dan menatap luna dalam-dalam.

"Aku hanya berharap kamu selalu.bahagia luna"

"Aku juga selalu berdoa agar kamu bahagia adera. Neskipun bukan dengan aku"

Keduanya saling menatap dengan penuh cinta. Cinta yang tumbuh dan semakin tumbuh. Cinta yang membuat keduanya jatuh begitu dalam.

Setelah dari cafe, adera mengantar luna pulang dengan menggunakan taxi. Setibanya di simpang rumah luna, adera dan luna pun turun.

"Good night,..." kata luna sambil tersenyum tipis.

"Good night" balas adera dengan senyuman tipis pula yang mendapat kecupan kilat dipipinya. Adera terkejut dan menatap luna.

"I love you" ujar luna sebelum melangkah pergi meninggalkan adera.

"Itu saja??" sahut adera

Luna berbalik dan menatap adera sambil tersenyum tipis. "Jangan kelewatan! Aku sudah bersuami!" Ketusnya, membuat adera tertawa kecil.

"Apa Boleh aku kelewatan sekali ini?" ucap adera pelan.

Luna tersenyum lebar lalu berjalan kearah adera, adera juga berjalan kearah luna, saat keduanya bertemu, adera pun lansung menarik tangan luna hingga tubuh luna membentur dada adera, adera memeluk erat wanitanya itu, luna memejamkan matanya sejenak, menikmati kehangatan tubuh pria yang sangat dirindukannya ini. Luna mengecup pipi adera sekali lagi sebelum akhirnya pergi.

Adera menyentuh pipinya sembari menatap punggung luna yang semakin menjauh hingga menghilang dipersimpangan.

.

.

Malam itu Adera pulang kerumah dengan wajah sumbringah, berdosakah dia merasa begitu bahagia bersama istri orang lain? Dia mungkin tidak akan mandi dan berganti baju malam ini agar aroma lavender luna terus melekat ditubuhnya. Adera sangat menyukai aroma itu. namun viky menyambutnya di depan pintu dengan wajah suram.

"Ra, bokap lo meninggal ra" kata viky sedetik setelah adera tiba di depan rumahnya.

Adera terkejut hebat, senyum sumbringah yang menemani nya sepenjang perjalanan pulang tadi sirna dalam sekejar mata, menatap sang sahabat yang tampak panik.

"GUE UDAH NELPON LO DARI TADI!!!" teriak viky karna kesal adera tidak mengangkat telponnya. Adera tak dapat berkutip. Tubuh dan mulutnya kaku, pikirannya kosong. Viky menghela nafas berat.

"Dirga udah kebandara duluan , sekarang Dia nungguin kita"lanjut viky yang lansung pergi memasuki mobil. Airmata adera jatuh, hati nya benar-benar hancur,

"papa..." ujarnya lirih. Lalu dengan cepat masuk ke dalam mobil, viky menyetir mobilnya menuju bandara. Setiba dibandara, dirga lansung memeluk erat adera dan menangis sejadi-jadinya. Adera juga menangis, sementara viky pergi untuk mengurus kepulangan mereka.

Mereka tiba di jakarta pagi hari, sesampainya dirumah, adera lansung memeluk jasad papanya dengan menangis tersedu-sedu, sementara dirga memeluk mamanya yang menangis di samping sang papa. Suasana haru menyelimuti keluarga adera hari itu hingga prosesi pemakaman selesai. Semua orang pun pergi meninggalkan pemakaman kecuali adera, dirga, viky,jeri,mama dirga, dila, bobby, dan pandi.Mama dirga masih menangis memeluk papan nisan suami tercinta.

"Dirga, kita berdua turut prihatin ya" kata bobby. Yap, bobby dan dirga satu fakultas dan menjadi akrab.

"Iya, makasih..." balas dirga.

"Bang adera, kita turut berduka cita ya bang"

Adera hanya mengangguk, matanya masih sembab karna menangis.

"Yok pan..." bobby dan pandi pun pergi.

"Ga, bawa mama lo pulang" suruh adera.

" iya bang. " dirga menghampiri mamanya yang masih setia memeluk nisan sang suami.

"Ma.. Ayo ma kita pulang" ia membantu mamanya berdiri dan membawanya pulang bersama dengan dila.

Tinggal adera, viky, dan jeri disana.

"Vik,jer,kalian bisa tinggalin gue sendiri??" kata adera.

"Oke, kita tunggu lo di depan ya, yok jer" jeri dan viky juga pergi.

Tinggal adera sendiri disana, ia menatap kuburan papanya dengan airmata yang bercucuran, hatinya hancur, benar-benar hancur ,adera sudah pernah kehilangan bundanya tapi sekarang ia kehilangan papanya, orang yang sangat dihormati dan disayanginya. Adera menjongkok dan mengusap lembut papan nisan sang pahlawan.

"Pa, aku minta maaf karna udah bikin papa kecewa. Semoga papa tenang disana, semoga papa ketemu sama bunda di surga" Ucapnya lirih. mencium papan nisan papanya, lalu pergi.

Malam itu, Adera, rita, dirga, dan pengacara papa adera berkumpul di ruang tamu.

"Pak wira menyerahkan semuanya untuk adera." kata pengacara.

Rita menghela nafas,lalu melihat adera yang hanya murung. "Tante akan cari kontrakan, setelah itu tante dan dirga akan pindah." katanya.

"Tidak perlu.kalian tinggal saja disini, dirga harus sekolah supaya dia bisa mengurus perusahaan papa, untuk sementara aku akan suruh om budi mengurus perusahaan." Balas adera. Tidak ada ekspresi apapun diwajah itu. Hanya datar. Adera masih terpukul akan kepergian papanya.

"Tapi Adera, semuanya hak kamu, tante dan dirga tidak punya hak apa-apa" Rita_

"Aku bekerja sebagai guru musik di london, aku nggak akan punya waktu buat mengurus perusahaan." Ujar adera, lalu menatap dirga. "Jangan pernah ke london lagi. Kita udah nggak ada hubungan keluarga lagi" kata nya lalu pergi ke kamarnya.

Rita menatap pengacara dengan khawatir. Jujur dia sama sekali tidak mempermasalahkan harta warisan, bagaimapun juga adera adalah darah daging Andi, ia sangat iklas jika adera mengusirnya dari rumah ini.

"Tidak apa-apa bu rita, ikuti saja apa kata adera" Ucap pengacara sambil tersenyum.

***

Sebulan kemudian, adera pergi ke bandara diantar oleh viky. Setiba di bandara adera duduk di kursi bersama dengan viky sambil menunggu jam terbangnya.

"Setelah proyek gue selesai, gue akan mengundurkan diri dari perusahaan dan nyusul lo ke london" kata viky

"Oke..." Adera_

Tiba-tiba dirga datang. "Bang..." panggilnya.

Adera dan viky menoleh. Adera berdiri dan menatap dirga dengan kesal. "Lo ngapain ke sini?" tanyanya sedingin mungkin. Apa ucapan adera yang mengatakan mereka sudah tidak memeiliki hubungan apa-apa lagi masih kurang jelaa ditelinha dirga? Adera sangat kesal saat ini.

"Sekali aja bang, aku mau dengar abang panggil mama dengan sebutan mama. Walaupun mama bukan mama kandung abang, mama tetap menyayangi abang. Tapi karna mama nggak mau abang membenci mama, makanya dia pura-pura bahagia abang perlakukan dia sebagai orang asing." Ucap dirga. Mereka mengawali hubungan keluarga ini dengan tidak baik, dan jika hubungan keluarga ini berakhir, salahkah jika dirga berharap berakhir dengan baik-baik saja? Adera memang tidak pernah menjahati mamanya, adera sangat baik pada mamanya, tapi bukan sebagai mama, melainkan tante. Dan dirga ingin sekali saja adera memanggil mamanya dengan benar.

Adera hanya diam, mengambil kopernya lalu menatap viky. "Vik, gue duluan ya..." ujarnya dan pergi. Dirga terdiam ditempatnya menatap yang lebih tua pergi begitu saja, viky menghampiri dirga dan menepuk pelan punggung yang lebih muda. Disisi lain, rita yang sebenarnya datang kebandara bersama dirga meneteskan airmata sembari menatap adera yang pergi semakin jauh. "Bahkan dia tidak menerimaku sampai akhir" ujarnya lirih.

***

Setiba di london, adera kembali menjalani kehidupannya seperti biasa, menjadi guru musik di sebuah Sekolah menengah atas di london dari pagi hingga siang, setelah itu dirga hanya dirumah sendirian, sesekali ia pergi berkumpul dengan teman-temannya, dan sekali seminggu ia akan pergi ke rumah sakit untuk bertemu dokternya.

"your health is getting worse. I don't know what else to do." Kata dokter hans dengan prihatin.

"all humans will eventually die. I am sincere." kata adera

"I am very concerned about you Adera, you must be in great pain."

"I am very in pain, it seems like now I need more relieving medicine.", Setelah berbincang dengan dokter, adera pun pulang.

***

Sementara itu, viky yang sudah menyelesaikan proyeknya lansung mengundurkan diri dari perusahaan, dan berangkat ke london untuk tinggal disana menemani adera. Viky sudah tau tentang penyakit mematikan yang diderita adera, dan beberapa kali ia sudah melihat adera menangis kesakitan yang sangat membuat hati viky hancur sebegai sahabat.

Sudah 2 bulan viky tinggal di london dengan adera, tubuh adera semakin kurus dan pucat, ia juga mudah lelah dan sering pingsan, hal itu membuat adera harus cuti mengajar, viky mengurus adera dengan sangat baik, dia memberinya obat, membuatkan makanan, menemaninya jalan-jalan dan juga mengurus rumah, mereka akan berbagi suka dan duka bersama, viky akan menangis lebih keras saat melihat adera meringkuk karna kesakitan . suatu hari viky pergi ke supermarket untuk berbelanja dan meninggalkan adera sendiri di rumah, adera yang tadinya sedang tidur tiba-tiba menghela nafas berat, ia mulai menggeliat, meringkuk dan menjerit kesakitan, keringatnya jatuh bercucuran bersamaan dengan airmata nya. Adera sangat kesakitan, ia menjerit dan berteriak menahan sakit yang luar biasa dirasakannya itu, dengan bersusah payah dan nafas terengah-engah, adera mencari obatnya di laci meja kamarnya dan meminumnya, namun sakitnya belum juga reda.

Viky tiba dirumah dan meletakkan belanjaannya di kulkas, lalu ia mendengar suara jeritan adera "aakkhh..."

"Adera..." viky bergegas kekamar adera dan menemukan adera meringkuk menahan sakit di lantai.

"Ra... "

"Sakit vik..." rintih adera.

"Ayo ra, kita kerumah sakit" viky sangat panik, ia pun mengangkat tubuh sang sahabat yang semakin hari semakin ringan hingga ke dalam mobil lalu pergi ke rumah sakit.

Setiba dirumah sakit dokter hans lansung menangani adera, sekarang adera tertidur dengan infus di tangannya. Viky duduk di samping adera sambil memegang erat tangan adera, menatap tubuh kurus dan wajah pucat itu dengan iba.

"Gue mau lo bertahan dan tetap hidup ra, tapi gue nggak tega liat lo kesakitan terus. Gue terlalu keterlaluan kalau berharap lo lebih baik mati ra, gue lebih milih jadi serakah berharap lo bisa pulih dan kembali seperti dulu lagi." Viky berkata lirih , bulir-bulir bening itu jatuh begitu saja, selalu saja tanpa permisi.

Malam pun berlalu, cahaya mentari pagi menembus masuk ke kamar rawat adera. Viky yang tertidur di samping adera pun bangun, ia menatap adera yang masih belum tertidur pulas dengan tersenyum simpul. Seorang suster masuk untuk memeriksa keadaan adera .

"I will examine the patien" kata suster.

"Yes , please nurse". Suster pun memeriksa adera.

"How is nurse??" tanya viky.

"The situation is still stable"

"Thank god, sister, can i entrust adera with nurse for a while? I want to take a shower and take clothes at home"

" well".

" thank you, sister"

Viky pun pergi pulang untuk mandi dan mengambil beberapa pakaian untuk ia bawa ke rumah sakit. Tak lupa viky sarapan sebentar sebelum kembali lagi kerumah sakit.

Setelah seminggu adera pun diperbolehkan pulang ,namun harus melakukan chek up 3 kali seminggu ke rumah sakit. Viky selalu membawa adera jalan-jalan sekali seminggu, adera kesakitan setiap hari, ia bahkan pingsan 3 kali sehari, keadaan adera benar-benar semakin memburuk. Dokter pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

2 tahun telah berlalu, Sedangkan di indobesia, dirga dan rita sama sekali tidak tau apa-apa tentang adera, mereka bahkan tidak pernah mendengar kabar dari adera. Hari itu, dirga dan dila sedang jalan-jalan di taman.

"Aku kemaren ke studionya papa, terus aku ketemu tasyah disana, dia sama si bobby, aku tanya ke dia ngapain kestudio, ternyata mereka mau foto priwed, mereka bakalan nikah" kata dila.

"Tasyah sama bobby ?? Serius la.??" tanya dirga kaget.

"Iya... Aku kaget banget tau. Tapi ya, bobby itu berubah banget loh ga, dia nggak kayak waktu smp dulu, aku kaget banget liatnya"

"Semoga pernikahan mereka lancar ya, dan semoga kita cepat nyusul" kata dirga.

"Amin..." dila terkekeh, diikuti oleh dirga.

Mereka pun berjalan-jalan berkeliling taman, tiba-tiba dila melihat jeri yang sedang bermain dengan anak dan istrinya.

"Dirga, itu bukannya bang jeri ya?" tanya dila sembari menunjuk jeri.

Dirga menoleh. " iya dil, kita samperin yok"

"Ayok" . mereka pun menghampiri jeri.

"Bang jeri..." panggil dirga.

Jeri menoleh dengn sedikit terkejut. "Eh dirga... Apa kabar? Udah lama nggak ketemu, lo udah tinggi aja" ujar jeri

Dirga terkekeh. "Hehe,Kabar aku baik bang"

"Ini dila bukan ya??" tanya jeri sembari melihat dila baik-baik.

"Iya bang, aku dila." kata dila dengan tersenyum.

"Kalian pacaran?"

"Iya bang"

"Ohh... Semoga langgeng ya..."

"Aminnn"

"Itu istri sama anak abang ya?" tanya dila sembari melihat anak laki-laki 3 tahun dan seorang wanita cantik yang sedang bermain.

"Ohh, iya... Gue nikah pas lulus SMA." jawab jeri kelewat santai. Bangga banget kayaknya.

"Ohhh..."

"Hmm, bang, abang masih kontekan sama bang adera nggak???" tanya dirga tiba-tiba.

Jeri terkejut mendengar pertanyaan acak dari dirga.

"Bang jeri kok kaget sih?" tanya dila heran.

"Hmmm, kita ketempat lain dulu deh" usul jeri. "Sayang, aku pergi bentar ya"

"Iya sayang..."

"Yok ga, dila."

Dirga dan dila mengikuti jeri, mereka pergi ke tampat yang lebih sepi di bawah sebuah pohon besar, jeri terlihat gelisah, menggaruk-garuk kepelanya yang tidak gatal dan sesekali melirik dirga dengan tatapan bimbang, dirga dan dila pun menjadi heran dan penasaran.

"Ada apa bang?" tanya dirga.

Jeri menarik nafas panjang. "Dirga... Sebenarnya, ada yang adera sembunyikan dari kalian"

Dirga mendengarkan jeri dengan serius.

"Saat tinggal di london, adera mengetahui kalau dia mengidap kanker. Dia berjuang sendiri melawan kanker yang dideritanya, dia nggak mau papanya dan kalian tau, makanya dia nggak pernah minta untuk pulang ke indonesia. Tapi, sejak papanya meninggal, keadaan adera mulai semakin memburuk, bahkan dokter sudah angkat tangan, makanya viky berhenti bekerja dan pindah kelondon untuk mengurus adera, adera sering keluar masuk rumah sakit, dia juga sangat kesakitan, keadaannya benar-benar buruk ga, sampai-sampai gue dan viky pengen adera mati aja saking kita kasian liat adera kesakitan kayak gitu. Dia mungkin kasar sama lo, nggak peduli sama mama lo, dia ngelakuin itu semua karna dia nggak mau ngerepotin kalian. Dia nyuruh lo mengurus perusahaan yg diwarisin papanya buat dia karna dia udah tau kalau umurnya udah nggak panjang lagi. Jadi dirga, lo harus lakuin baik-baik apa yang dipercayakan adera ke lo. Adera sebenarnya sayang sama lo,dia udah anggap lo sebagai adiknya sendiri, dia juga peduli sama mama lo." jelas jeri.

"Terus gimana keadaan bang adera sekarang bang???" tanya dirga dengan suara gemetar menahan tangis.

"Adera, dia sudah tenang dialam sana ga" kata jeri.

Sontak airmata jatuh bertubi-tubi di pipi dirga, dila pun tak kuasa menahan kesedihannya.

"Adera meninggal setahun yang lalu dirumah sakit" tambah jeri dengan linangan air mata.

"Kenapa bang jeri nggak kasih tau aku bang???" Kesal dirga sembari menangis tersedu-sedu.

"Karna adera nggak mau lo tau tentang keadaannya. Kalau lo mau jenguk dia, lo datang aja ke kerumah tempat dia tinggal, viky masih tinggal disana, dia akan nganterin lo ke makamnya adera. Jangan pernah tanya ke viky kenapa dia nggak kasih tau lo tentang adera, karna diantara semua orang , viky adalah orang yang paling terluka." Jeri menepuk pelan bahu dirga, lalu pergi sembari menghapus airmatanya yang sudah keluar tampa permisi.

terpaku ditempatnya dengan hati yang begitu hancur. abangnya meninggal? Abang yang sangat ia sayangi. Terbesit rasa bersalah karna tidak mengetahui apa-apa tentang penyakit adera, bahkan ia tidak tau sang abang sudah berpulang ketangan sang ilahi. Dirga merutuki dirinya sendiri, begitu bodoh hingga menganggap adera benar-benar membencinya dan tidak ingin menemuinya. Andai ia berkeras kepala dan tetap menemui adera, mungkin ia tidak akan semenyesal ini sekarang. Abang tirinya merelakan kebahagiaannya demi dirinya dan sang mama. Entah tuhan yang begitu baik ladanya dan mamanya, atau tuhan yang begitu jahat mengambil pria baik seperti adera lebih cepat.

Di london, seperti biasa, sepulang dari bekerja di perusahaan kontraktor ,viky pergi ke makam adera sekedar untuk menyapa sahabatnya itu,viky adalah orang yang paling merasa kehilangan adera dari semua orang. mereka telah bersahabat sejak smp, bahkan viky setia menemani adera dan merawat adera saat adera sakit. Ia menyaksikan jeritan, tangisan, ringisan kesakitan sang sahabat didepan matanya sendiri. Mereka telah berbagi suka dan duka bersama, sehingga kehilangan adera sangat membuat viky merasa kesepian.

hari itu, viky bertemu luna di pemakaman, luna membawakan sebuket bunga untuk adera dan menjongkok disamping makan adera, viky mendekati luna dan meletakkan buket bunga yang dibawanya diatas makam adera lalu menjongkok disebelah luna.

"Kamu disini?" kata viky datar.

"Iya, aku rindu adera" jawab luna pula dengan datar.

Viky menghela nafas berat,lalu melirik perut luna yang besar.

"Sudah berapa bulan?"

"Tinggal tunggu hari "

"Apa suami kamu masih memperlakukan kamu dengan buruk?"

Luna menghela nafas kasar. "Dia bahkan lebih buruk. Dia juga selingkuh"

"Hmm, beruntung adera tidak tau keadaan kamu"

"Iya, aku berbohong padanya tentang keadaanku, aku mengatakan kalau suami aku memperlakukan aku dengan baik,padahal sebaliknya"

"Kenapa kamu tidak tinggalkan saja suami kamu?"

"Kamu gila! Lalu anakku bagaimana?"

"Aku akan menjadi ayahnya. Aku akan menggantikan adera menjaga kamu."

Luna menatap batu nisan adera. "Aku tidak sanggup mengkianati dia lagi"

"Kalau begitu ceraikan saja dia, aku akan membantu mengurus anak kamu sampai kamu mendapat pekerjaan.aku tidak mau adera melihat kamu menderita dari atas sana"

Luna menarik napas panjang. Kemudian viky berdiri dan pergi meninggalkan luna sendirian.

***

Besok paginya, dirga datang ke rumah viky bersama dengan dila dan rita. Dirga menekan bel, tak lama kemudian viky membukakan pintu dan terkejut melihat mereka. "Dirga?? Tante rita??"

"Dimana adera???" tanya rita dengan suara serak menahan emosi. Mendengar cerita dirga tentang adera yang telah tiada membuat rita menangis tersedu-sedu. Merutuki diri sendiri, menyalahkan dirinya tidak bisa menjaga adera seperti janjinya pada sang suami dulu. Percayalah, rita sangat menyayangi adera seperti dia menyayangi dirga.

Viky menoleh pada dirga seolah meminta penjelasan. Kedatangan mereka tiba-tiba tentu memiliki alasan tertentu.

"Bang jeri udah cerita semuanya bang. Kita kesini mau melayat kemakamnya bang adera" jawab dirga

Viky melihat rita yang berlingan air mata dengan penuh penyesalan. "Aku minta maaf tante, adera melarang aku memberitahu kalian karna adera tidak mau merepotkan kalian" kata viky.

"Kami keluarganya! Saya satu-satunya orang tua adera, apa kamu tau bagaimana perasaan saya saat saya tidak tau kalau anak saya sendiri meninggal??? Jahat kamu!!" rita menangis. Dirga memeluk sang mama mencoba menenangkan.

"Aku minta maaf tante... Aku minta maaf..."viky juga sangat menyesal. Tapi pesan sang sahabat tidak bisa ia abaikan begitu saja. Masih ia ingat jelas saat adera yang terbaring lemah di rumah sakit dengan beragam alat media menempel ditubuhnya, mengatakan dengan terbata-bata untuk tidak memberitahu siapa pun selain jeri tentang kepergianya.

"Bang viky, bisa abang antarkan kami ke makamnya bang adera?" Tanya dirga.

Viky mengangguk, ia menganbil kunci mobilnya kedalam rumah,lalu pergi membawa dirga, rita,dan dila ke makam adera. Setiba disana. Rita dan dirga menangis penuh kesedihan melihat nama adera yang terukir di batu nisan itu. Viky dan dila berdiri agak jauh dari sana agar memberikan waktu untuk dirga dan rita berkabung.

"Bang, aku ngerti kenapa abang nggak kasih tau dirga dan tante rita, bang viky nggak usah ngerasa bersalah ya?" kata dila yang melihat raut rasa bersalah diwajah yang lebih tua.

Viky tersenyum tipis "Makasih ya dila..."

"Abang juga harus ikhlasin bang adera"

viky hanya menghela nafas sebagai jawaban. Ia mengikhlas kannya, benar-benar ikhlas. Mengingat adera yang meringkuk menahan sakit membuat viky mengucap syukur berkali-kali atas kematian adera. Paling tidak aahabat nya itu telah bebas dari penyakit sialan itu sekarang.

Setelah hari itu, sekali sebulan dirga dan rita akan menjenguk adera ke london, keadaan viky juga sudah semakin membaik, pekerjaannya juga berjalan dengan lancar. luna menceraikan suaminya, mengontrak rumah, dan bekerja sebagai resepsionist di sebuah hotel, anaknya ia titipkan di tempat penitipan anak selama dia bekerja, viky yang pulang bekerja sore hari akan menjemput Lous (putra luna) dan merawatnya, dan saat luna pulang bekerja dimalam hari, ia akan menjemput lous dirumah viky dan membawanya pulang. Setiap hari minggu, viky dan luna akan membawa louis melayat ke makam adera, lalu berjalan-jalan bak keluar kecil yamg bahagia. Begitulah kehidupan mereka berlansung setiap harinya dengan penuh kedamaian. Meski tidak menikah dengan viky, luna merasa legah karna secara tidak lansung viky sudah menjadi sosok ayah bagi sang anak. Jadi luna tidak perlu khawatir jika suatu saat sang anak menanyakan keberadaan ayah kandungnya, luna akan menjawab jika sang ayah telah berada di sisi tuhan. Adera.

Sementara itu, dirga dan dila akhirnya menikah, dirga mengambil ahli semua perusahaan papa adera dan menjadi prngusaha muda yang sukses, sementara dila bekerja sebagai guru SMP di sebuah smp negri di jakarta.

***

Dirga baru saja selesai meeting dan memasuki ruanganya, ia duduk di kursi kerjanya sembari memejamkan mata. Di dinding samping jendela ruangan dirga terpampang foto adera yang berukuran besar, dibawah foto itu tertulis tulisan "BROTHER" Dengan huruf kapital. Dirga membuka matanya dan menatap foto adera sembari tersenyum lebar.

"Semuanya berjalan lancar bang. Aku baik-baik aja, mama juga, dila juga, abang akan segera punya keponakan. Kalau dia laki-laki, aku akan beri dia nama adera. Supaya dia menjadi laki-laki yang hebat seperti bang adera."monolognya.

Dirga tersenyum hangat menatap foto sang abang dengan mata berbinar.

THE END

THANKS FOR READING

A STORY BY

JT IGHA RIB

28/06/2019