disisi lain di kota sebrang terdapat seorang wanita cantik yang sedang duduk sambil melihat isi laptopnya, rupanya wanita itu sedang melihat-lihat foto keluarganya.
wanita itu memiliki rambut yang hitam panjang, kulit putih bersih dan mata yang menawan, bibir merah merona melengkapi kecantikannya. ia adalah natasya.
natasya rupanya sedang menangis, tangan kanannya mengusap-usap wajah yang berada di foto itu, sepertinya dia merindukan keluarganya.
" tasya merindukan kalian.. ikhs.. ikhs.. ikhs.. " tasya sesekali mengusap air matanya.
" ayah maafkan tasya.. " tasya lalu merangkul laptopnya itu.
tiba-tiba ponsel tasya berdering...
kring.. kring.. kring...
" hallo, iya ada apa cel." tasya menjawab telpon itu dengan suara sedikit serak.
" hallo.. sya apa kamu sedang menangis." suara pria di sebrang ponsel sana.
rupanya yang menelpon tasya tadi adalah seorang pria. "apa kau merindukan keluargamu sya"lelaki itu kembali bertanya.
tasya hanya diam menahan kesedihannya.
"sya kamu harus kuat, aku percaya kamu adalah sosok wanita yang mampu mengahadapi apapun sya. " pria itu mencoba menenangkan tasya.
"hmm.. terimakasih cel.," tasya pun berusaha tuk berhenti menangis.
"disitu terdengar sangat ramai. apakah kau sedang mengadakan acara. "tasya bertanya.
"tidak aku sedang menghadiri acara sahabat ayahku.. " pria itu menjawab.
"owh begitu. yasudah pergi sana,, nanti dicariin ayah kamu. " perintah tasya.
"yaudah aku pergi dulu, tapi kamu jangan sedih lagi ya sya.. "
"iyah. sono pergi"
" oke... besok aku telpon lagi. " pria itupun menutup telponnya.
kini tasya berusaha untuk tidak bersedih lagi karena dia yakin pasti bisa menghadapi semua ini.