Maka bukan kah seharusnya aku tidak bisa menjauh dari nya kini dan bersikap egois seperti ini.
Jika ia sedang bermasalah dengan daddy nya sampai membuat ia jatuh sakit seperti ini bukan kah satu satu nya orang yang bisa menenangkan nya dan memeluk nya hanyalah aku.
Karena ia hanya memiliki aku sekarang, dan rasanya tak mungkin untuk ku hilang begitu saja dari hadapan nya.
Alya tiba tiba memeluk ku dari belakang. Dan itu berhasil mengaget kan ku.
"Kamu lagi apa" Ujar nya dengan suara yang masih terdengar lemah.
Membuat aku akhirnya memutarkan badan menghadap nya sambil menunjukan memo yang tadi aku temukan di meja makan ini.
Alya membaca nya sekilas dan tanpa aku duga ia lalu meremas nya dan membuang nya sembarang. Lalu kembali memeluk ku.
"Hmp.. I miss you, sharian ini kamu sibuk banget sampe ngga bisa di hungungin" Ujar nya dalam pelukan ku. Membuat aku menelan air lidah ku getir.