Dia mulai berbohong. Tidak hanya pada ku. Ia mulai berbohong pada ibu nya. Dan aku yakin ia sebenarnya tidak nyaman dengan itu semua
Gadis bukan lah seseorang yang mudah berbohong semudah itu. Seingat ku ia bahkan akan memilih diam di rumah dibanding pergi bersama teman nya ketika ia sedang tak mendapat restu dari ibu nya.
Dia mungkin beberapa kali membohongi ayah nya. Namun ibu dan abang nya adalah orang yang tak akan ia bohongi selain aku.
"Rafka mana bu? " Ujar gadis setelah ia memutar pandang nya ke seluruh rumah.
"Rafka lagi anter ayah nyebar undangan" Jawab ibu sambil berdiri meninggalkan kami bertiga di ruang makan.
"Kamu udah nyebar semua undangan ke temen kamu? " Tanya abang sambil membersihkan bibir ku yang menyisakan makanan.
"Udah. Ada beberapa yang aku kirim via chat aja" Ujar ku sambil menecek beberapa hal di telepon genggam ku.
Sebenar nya tak ada hal yang begitu penting yang harus aku lakukan di telepon genggam ku.