Dan pada akhir nya kerikil kerikil itu baru menyerang nya saat itu.
Ntah bagai mana ia mencoba menghilangkan nya satu persatu dari pikiran nya.
Namun suatu hari ia datang lagi pada ku. Saat itu ia tak marah karena omongan ku yang sarkas tentang ayah nya. Ia paham karena aku mengenal keluarga mereka lebih lama dari umur rafka kini. Sehingga tak ada alasan untuk nya untuk membantah pemikiran pemikiran yang aku lontarkan pada saat itu.
Dan ketika ia datang lagi ia mengajak aku dan ke dua orang tua nya pergi berlibur ke suatu pantai. Saat itu ntah bagai mana aku melihat perubahan yang sangat signifikan pada ayah nya.
Ayah nya yang sering tak setuju dengan ibu nya ayah nya.
Saat itu kami duduk di sebuah cafe yang memandang pantai dengan sunset yang sedang berangsur turun.
Abang dengan santai nya duduk di samping ayah nya yang sedang asik menyeruput kopi nya.
"Yah kata anya dia ngga mau nikah sama aku" Kata bang Arya sambil ikut menyeruput kopi nya.