"inget kamu yang bikin batas waktu, dan besok kita berdua harus sudah melakukan apa yang kita janjikan" Ujar ku lagi tak perduli dengan nada bicara gadis yang terdengar berbeda dari biasanya.
"Harus kah kamu mengingatkan aku sampai sebegitu nya" Sebenar nya aku bisa merasakan getaran tekanan dalam suara gadis.
Aku sangat mengenal nya. Menyakiti perasaan orang lain bukan lah hal yang mudah untuk nya.
Kebaikan hatinya sangat murni. Dan kebaikan itulah yang sering aku manfaatkan untuk kebaikan ku.
"Aku hanya tak ingin kamu mempermainkan aku" Ujar ku.
Aku tak perduli. Aku sudah sangat kesakitan menerima kenyataan bahwa aku tak bisa memiliki nya.
Saking sakit nya. Aku pun kini mati rasa dan tak perduli dengan perasaan orang lain.
Saat ini yang aku pikirkan hanyalah aku tak mau melihat gadis bergandengan bebas dengan orang yang ia sebut kekasih nya.
Itu menyakitkan untuk ku. Dan aku bosan dengan rasa sakit yang terus menyerang ku ini.