Bang Arya sudah menanti ku di depan gerbang sekolah. Dan gadis yang berdiri mematung di depan ku masih gigih menahan ku agar aku mau memaafkan nya seolah tak perduli pada kemyataan bahwa abang nya sedang menunggu ku di depan sana.
Setelah pelajaran selesai aku langsung melengos pergi keluar. Dan disaat yang sama sebuah pesan dari bang Arya masuk ke telepon genggam ku.
Setidaknya dengan sudah hadirnya ia di sini aku bisa menghindari gadis untuk sementara.
Hati ku masih juga belum berbaikan dengan amarah ini. Ia masih menyuruh ku untuk tidak ketemu gadis dulu. Setidaknya nya untuk sementara ini. Sampai hati ku benar benar bisa memahami apa yang gadis pilih.
Perasaan di abaikan dan di abaikan telanjur membuat ku merasa sesak setiap kali melihat nya.
"Ok kalo menurut kamu aku salah aku minta maaf" Ujar nya sambil menghentikan langkah ku "tapi jangan diemin aku kaya gini" Ujar nya lagi setelah berkali kali mencoba menjelaskan pada ku kesulitan yang ia alami juga.