Chereads / PATIENCE / Chapter 4 - PATIENCE

Chapter 4 - PATIENCE

...

Pak max : yaudah tanyakan saja , kan memang saya berikan waktu 1 jam sampai jam 7 untuk menyakan hal hal tentang saya..

Alice : oh.. ok pak, baik pak.

Pak max : kalo begitu apa yang ingin ditanyakan?

Alice : ini menurut yang saya baca.. katanya bapak perfeksionis , tegas , tapi mengapa saya enggak merasakannya?

Pak max : hahaha , kebanyakan baca sih..

Alice : ya.. katanya juga kalo kita melakukan sedikit kesalahan , katanya bapak bakalan keluarkan kita ? ya menurut yang saya baca..

Pak max : hahaha , yang itu saya enggak bisa jawab.. ada lagi? Pak max tersenyum kearahku.

Alice : bapak sudah menikah?

Pak max : pak max melihatku dengan tatapan serius

Alice : maaf pak , maaf kalo saya tanya privacy bapak..

Pak max : pak max tersenyum ke arahku , emang muka saya keliatan sudah menikah?

Alice : ya enggak.. jawabku menakutkan

Pak max : saya belum menikah , saya single. Dan saya belum pernah berpacaran , karena menurut saya tidak ada yang menarik.

Alice : oh.. baik pak. Saya mengerti.

Pak max : ada lagi?

Alice : sepertinya tidak pak..

Pak max : pak max berdiri dan merapikan jasnya dan berjalan mengarah ke kursi kerjanya. Kalo begitu saya mau kamu atur jadwal saya dan saya mau kamu ikut dengan saya.

Alice : maaf pak.. jika saya ikut , bagaimana dengan Teresa [ sekretaris kantor ]

Pak max : pak max melihat ke arahku sambil duduk dikursinya. Ya.. ikut aja. Emang kenapa?

Alice : oww. Ok pak , saya atur jadwal bapak.

Pak max tersenyum kearahku dan akupun berdiri mengarah ke meja kerjaku. Disana aku , Teresa , dan reya saling mengkonfirmasi agar tidak ada yang salah dengan jadwal pak max.

jam menunjukkan angka 8, pak max kebetulan ada meeting diluar , sehingga aku dan Teresa ikut pak max ke tempat meeting.

Kita berdua turun bertepatan dengan Teresa. Sesampainya dibawah kita bertiga memasuki mobil. Pak driver langsung mengarah ke tempat tujuan. Sesampainya disana , aku bingung dengan tugasku tapi aku enggan bertanya karena semenjak pak max turun mukanya berubah 360 derejat dan menjadi sangat tegas.

Karena pak max tidak suka menunggu sehingga client nya sudah berada disana dari tadi. Sepanjang meeting aku hanya duduk memerhatikan pembicaraan mereka , sedangkan Teresa dari tadi hanya sibuk menulis pembicaraan mereka.

1 jam berlalu , akhirnya meeting selesai dan selama 1 jam itu aku hanya duduk mendengarkan. Pak max berdiri dan keluar , pak max tiba tiba menyuruh Teresa dan driver ke kantor terlebih dahulu sedangkan pak max mengajak aku untuk pergi Bersama.

Teresa dan driver mengunakan Alphard hitam yang tadi kita gunakan. Sedangkan aku dan pak max dan aku menggunakan Lamborghini pak max.

Pak max menarikku dan masuk kedalam mobilnya. Disana pak max langsung menyetir mobilnya dan hanya fokus pada jalan. aku menatap pak max dengan rasa kebingungan. Tiba tiba pak max bertanya ,

Pak max : ada yang ingin ditanyakan? Menatapku sementara dengan senyumannya.

Alice : Maaf pak , sebelumnya tugas saya di meeting tadi apa dan sekarang kita mau kemana pak?

Pak max : saya kan bilang tugas kamu hanya temanin saya , memberhentikan mobilnya dan menatap ku , ada lagi?

Alice : aku kaget karena pak max tiba tiba memberhentikan mobilnya , kalo boleh saya tau , sekarang kita mau kemana?

Pak max : ke apartmen saya. menatapku dengan senyumnya.

Alice : ouw , baik pak. Aku membalas senyuman itu.

Pak max : kamu enggak penasaran kenapa saya bawa kamu ke apartmen saya?

Alice : saya tahu bapak bukan orang yang sembarangan, jadi sikap bapak juga tidak sangat rendah.

Pak max : pak max menatapku dan terkejut dengan kata kataku.

Dan tidak lama setelah itu pak max pun menjalankan mobilnya Kembali. Setelah sampai di apartmen , pak max membuka pintunya dan duduk di kursi ruang tamunya. Pak max menyuruhku masuk.

Pak max : alice , saya minta tolong untuk ke kamar saya.

Alice : aku sedikit terkejut mendengar pak max memanggil ku dengan namaku. Maaf pak?

Pak max : saya minta kamu kekamar saya. disana ada office room didalamnya. Tepat di atas meja office room saya , ada berkas yang harus saya bawa untuk meeting selanjutnya.

Alice : oh.. baik pak.

Akupun melangkah masuk kedalam apartmen pak max. dari tadi aku tidak berani masuk. setelah berada diadalam akupun bertanya dimana kamar pak max. pak max menjawab , kamar kedua setelah dapur.

Akupun mengikuti arahan itu, aku melangkah ke dapur terlebih dahulu karena hanya dapur yang terlihat di apartmen itu. Setelah itu, aku memasuki kekamar kedua itu.

kamar yang bertema warna hitam dan biru. Design yang sangat classic modern. Begitu masuk ke kamarnya , depanmu akan terlihat closet room yang dibatasi dengan kaca. Sebelah kiri ada Kasur bewarna putih yang disusum rapi dengan pandangan yang menghadap ke balkon. Sedangkan sebelah kanan adalah kantor kedua pak max.