Chereads / OUT : Bridge Case / Chapter 1 - 「Surat」

OUT : Bridge Case

🇮🇩bearberbb
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 「Surat」

「Rua」

「01000011」

Saat itu di suatu pagi yang muram di bulan Oktober, selagi berpakaian, aku memperhatikan daun-daun dibawa angin menjauhi pepohonan asal mereka, dan memenuhi halaman belakang tempat tinggal kami.

Aku turun untuk makan pagi, dan menduga akan menemukan sahabatku dalam keadaan tertekan, karena sebagaimana seniman-seniman besar, Sam gampang sekali terpengaruh keadaan sekelilingnya.

Berlawanan dengan dugaanku, dia ternyata sudah hampir selesai sarapan, dan suasana hatinya pun riang. "Kau sedang punya kasus, Sam?" Tanyaku.

Gilbert Samuel, detektif terkenal di London ini adalah sahabatku. Dia memiliki kemampuan otak yang luar biasa seperti Sherlock Holmesーkurang lebih begitu, dan tentu saja Sam sangat menggemari Mr.Holmesーbahkan aku disamakan dengan Watson.

"Kemampuan menarik kesimpulan rupanya menular, ya, Rua," jawabnya, "sehingga kau bisa menerka rahasiaku. Ya, aku sedang punya kasus. Setelah sebulan mengurusi hal-hal sepele, kini roda-roda otakku mulai berfungsi lagi."

"Apakah aku boleh tahu?"

"Tak banyak yang dapat kusampaikan padamu, tapi kita bisa membicarakannya kalau kau sudah memakan dua telur rebus yang dimasak terlalu matang oleh juru masak kita yang baru. Keadaannya bisa jadi ada hubungannya dengan majalah Family Herald yang kemarin kulihat di meja ruang depan. Bahkan hal sepele seperti merebus telur membutuhkan ketepatan waktu, yang mestinya tak boleh diselingi dengan membaca kisah cinta dalam majalah yang bagus itu."

Seperempat jam kemudian, meja telah dibersihkan dan kamiーaku, dan Sam duduk bertatap muka. Sam mengeluarkan surat dari sakunya.

"Pernah dengar nama Horsham Gibson, sang Raja Emas?" Tanyanya.

"Maksudmu Senator Amerika itu?"

"Well, dia pernah menjabat senator di salah satu negara bagian di sebelah barat, tapi dia lebih dikenal sebagai pemilik tambang emas terbesar di dunia."

"Aku tahu dia. Dia menetap di London sejak beberapa waktu lalu. Namanya tak asing bagiku."

"Ya, dia membeli tanah yang sangat luas di Hampshire kira-kira lima tahun yang lalu. Kau mungkin sudah mendengar tentang kematian tragis istrinya?"

"Tentu saja! Aku ingat sekarang. Itulah sebabnya nama itu tak asing bagiku. Tapi aku sama sekali tak tahu perincian kejadiannya."

Sam tersenyum lalu melambaikan tangannya ke arah beberapa dokumen di kursi. "Aku tak mengira kasus ini akan ku tangani. Kalau tahu, aku pasti sudah menyiapkan bahan-bahannya," katanya. "Kenyataannya, masalah itu walaupun sangat sensasional, tampaknya tak rumit. Kepribadian tersangka memang menarik, tapi itu tak membuat kabur bukti-bukti yang sudah cukup jelas, begitulah pandangan Winchester. Aku khawatir penyelidikan ini akan sia-sia, Rua. Aku bisa saja menggali fakta, tapi aku tak dapat mengubahnya, kan? Kecuali muncul bukti-bukti yang sama sekali baru dan tak terduga, aku tak melihat ada harapan bagi klien kita."

"Klien?"

"Ah, aku lupa mengatakannya padamu. Aku ketularan kebiasaan jelekmu, Rua, yaitu menceritakan sesuatu dari belakang. Sebaiknya kau baca ini dulu."

Surat yang diserahkan Sam padaku ditulis tangan. Tulisannya tegas dan meyakinkan. Bunyinya sebagai berikut:

Hotel Claridge,

3 Oktober

Mr. Gilbert Samuel

yang terhormat,

Saya tak bisa berpangku tangan melihat wanita paling baik hati yang pernah diciptakan Tuhan akan dihukum mati. Saya tak bisa jelaskan semuanya di sini, tapi saya yakin benar bahwa Miss Amber tak bersalah. Anda pasti tahu detail peristiwanyaーsiapa yang tak tahu? Tragedi ini sudah menjadi buah bibir di seluruh negeri. Dan tak ada satu pun suara yang membelanya! Semua ketidakadilan inilah yang membuat saya gila. Wanita itu bahkan tak sampai hati membunuh lalat. Well, saya akan datang jam sebelas besok untuk mendapatkan secercah cahaya dalam kegelapan. Saya mungkin punya petunjuk tanpa menyadarinya.

Pokoknya, apa pun yang saya tahu, apa pun yang saya miliki, bagaimanapun keadaan saya, saya siap membantu asalkan anda bisa menyelamatkannya. Saya menantang anda untuk menunjukan kemampuan anda dalam memecahkan permasalahan ini.

Hormat saya,

J. Horsham Gibson

"Nah, kau sudah tahu sekarang," kata Sam sambil mengetuk-ngetukkan pipa rokoknya untuk mengeluarkan sisa abu di dalamnya, lalu pelan-pelan mengisinya lagi.

"Pria itulah yang sedang kutunggu. Sedangkan kisah nyaーberhubung Rua belum sempat membaca semua surat kabar ituーakan kusingkat saja kalau memang kau berminat ikut serta dalam penanganan kasus ini."

"Pria ini orang terkaya di dunia, dan setahuku sifatnya sangat garang. Istrinyalah yang terbunuh dalam tragedi ini. Aku tak tahu menahu tentang si istri, kecuali usianya yang sudah paruh baya dan telah melewati masa jayanya. Malang baginya, di tengah keluarganya hadir guru les muda yang sangat menawan yang mengajar kedua anaknya. Itulah ketiga tokoh yang terlibat, dan lokasi kejadiannya adalah rumah bangsawan kuno besar dekat jembatan."

"Sekarang mengenai tragedi itu sendiri. Sang istri ditemukan tergeletak tak berdaya di tanah hampir setengah mil dari rumah pada jam sebelas malam. Ia masih mengenakan pakaian yang dipakainya waktu makan malam. Syal melilit di lehernya, peluru menembus otaknya. Tak ditemukan senjata di dekatnya, Ruaーperhatikan itu! Pembunuhan kelihatannya dilakukan beberapa jam sebelum mayat di temukan."

"Dan mayatnya ditemukan pengawas hutan. Polisi dan dokter sempat memeriksa keadaan mayat, sebelum diangkat masuk ke rumahnya.

Apakah penuturan ku terlalu padat, Rua? Bisakah kau menangkapnya dengan jelas?"

"Sangat jelas, Sam. Tapi mengapa guru les itu yang di tuduh?"

"Well, pertama-tama karena ada bukti langsung yang ditemukan."

"Bukti langsung! Apakah itu pistol nya?"

"Benar Rua! Benar! Pistol yang pelurunya telah terpakai satu dan ukurannya cocok dengan yang ditembakkan ke kepala korban, ditemukan tergeletak di dasar lemari pakaian Miss Amber."

Mata sahabatku menjadi serius dan dia mengulang kalimatnya dengan terpatah-patah,

"Tergeletak-di-dasar-lemari-

pakaian."

Dia terdiam, tenggelam dalam alam kembarnya sendiri. Aku tak berani mengusiknya. Tiba-tiba, dengan lonjakan yang mengejutkan, dia kembali ke dunia nyata.

"Ya, Rua, begitulah kenyataannya. Bukti yang sangat memberatkan, bukan? Lebih-lebih lagi, di tangan korban terdapat surat dari sang guru les berisi janji pertemuan mereka di tempat yang kemudian menjadi lokasi pembunuhan."

"Dan wanita muda itu memiliki motif, Rua. Kalau si istri disingkirkan, ia punya peluang besar untuk menjadi pendamping Senator Gibson yang memang sudah lama memperhatikannya. Asmara, kekayaan, pangkat berada dalam genggamannya. Parah, Ruaーsangat parah!"

"Memang benar, Sam."

"Wanita itu juga tak punya alibi. Sebaliknya, dia telah mengakui berada di dekat jembatanーdisitulah tragedi itu terjadiーsekitar jam pembumuhan. Dia tak bisa mengingkarinya karena ada saksi mata."

"Jadi... tampaknya sudah final?"

"Tapi, Rua... Tapi!ーjembatan batu yang sisi-sisi nya berdinding batu ini membentang  di atas bagian yang paling dangkal Danau. Di mulut jembatan inilah korban tergeletak. Nah, kau sudah mendengar fakta-fakta utamanya. Kini kita akan menemui klien kita, yang rupanya datang lebih awal."

Billyーorang yang bertanggung jawab jika ada tamu yang datangーmembuka pintu, tapi nama yang disampaikan kepada kami bukanlah yang sedang kami tunggu.

Kami berdua tak mengenal Mr. Marlow Bates. Orangnya kurus, gemetaran, matanya ketakutan, sikapnya ragu-ragu. Dalam pandanganku dia benar-benar sedang mengalami tekanan batin yang hebat.

"Anda kelihatan cemas Mr. Bates," kata Sam. "Silahkan duduk. Tapi saya cuma punya waktu sedikit, karena saya ada janji pada jam sebelas."

"Saya tahu!" Sergah tamu kami terengah-engah.

"Mr. Gibson mau datang. Dia majikan saya, Mr. Sam. Saya mengurus rumah dan tanahnya.

Mr. Gibson itu penjahatーpenjahat yang berbahaya!"

Sam tersenyum dan menatapnya.

"Istilah anda keras sekali, Mr. Bates."

"Saya harus tegas Mr. Sam! Karena waktunya sangat terbatas. Jangan sampai dia melihat saya di sini. Tak lama lagi dia akan tiba. Tapi saya terlalu sibuk untuk datang sebelum ini. Sekertarisnya Mr. Ferguson, baru tadi pagi mengatakan kepada saya bahwa dia ada janji dengan anda."

Sam menyenderkan diri di sofa empuk ini, dan mulai menanggapi dengan serius apa yang akan dikatakan Mr. Bates.

"Well, Rua. Kelihatannya hari ini akan menjadi hari yang panjang ya."

Aku menatap Sam,

Mendengar kata-katanya aku jadi tertarik untuk ikut menyelidiki kasus ini.