Chereads / ALASKA JOURNEY LIFE / Chapter 19 - ALASKA

Chapter 19 - ALASKA

...

Hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 22. Aku sudah bertambah dewasa 1 tahun. 1 tahun kemarin adalah perjalanan baru bagiku.

Dalam 1 tahun kemarin aku keluar dari zona nyaman ku. Aku pergi ke Canada dan bersekolah disana.

Disana aku bertemu dengan Rey. Dan dari sana aku dikasih titik terang akan orang yang selama ini aku cintain , reil.

Selama berbulan bulan bisa dibilang aku tidak terlalu fokus sama pelajaran. Setiap hari mulai dari aku bertemu Rey adalah hari yang sulit bagiku.

Mengapa? Mengetahui bahwa orang yang aku cintai , tidak tau dimana keberadaannya.

Selama bertahun tahun aku hanya menjadi pengagum rahasianya. Aku cukup melihat dia dari jauh.

Sampai aku teringat akan seminarnya. Dimana dia berkata dia sangat ingin pergi ke Alaska.

Aku bertekad untuk mencarinya tanpa tujuan apapun. Setelah menemukannya aku pun tidak menjamin kita akan berteman apalagi pacaran.

Tekadku hanya ingin bertemu dengan dia. Kalaupun suatu hari nanti ia tidak bersamaku, aku merelakan dia.

Akupun terbang ke Alaska , lebih tepatnya st.george. kota yang pertama kali aku sebutin dan aku berniat kesana.

Aku dan Rey kesana. Disana Rey sempat sakit tapi aku hanya berdoa kepada Tuhan dan mengulangi doa yang sama , jika dia adalah pria yang tepat untukku maka pertemukan lah aku dengan dia.

Hari ini , diusia ku yang bertambah 1 tahun. Aku menemukan dia.

Iya dia , dia yang selama ini aku cari , dia yang selama ini aku suka diam diam , dan dia yang selama ini membuatku merasa tenang dan nyaman.

Lalu bagaimana dengan hubungan kita?

Dari awal Reil hanya menyinggung sedikit tentang kita. Dan jawaban ku tetap sama. Kalo emang mau ya.. cari kedua orang tuaku.

Dan hanya sekedar itu. Ya kembali lagi , aku enggak apa apa kalo memang hanya harus berteman.

Hari ini , untuk pertama kalinya aku merasa aku benar benar di RUMAH. Lengkap. Mari kujelaskan.

• Safira , seorang anak yang sangat sedih kehidupannya. Bagiku Safira adalah pelindungku. Yap.. jika ada yang memarahiku dihadapannya , orang itu bisa habis dihajar oleh Safira.

• Chalsa , seorang anak biasa yang merupakan support system bagiku , anaknya cuek dan terkesan enggak peduli. Tapi kalo ada 1 aja temannya yang sedih , dia bisa menjadi sangat perhatian dan manis melebihi gula.

• Rex , seorang anak yang sangat menghiburku. Dari awal masuk kampus aku mengenalnya. Orangnya sangat friendly dan humble. Ia datang menemaniku pada saat di Alaska , padahal ia bisa saja memilih untuk tidak peduli.

• Kak revan , terkesan cuek tapi kalo udah sama chalsa , berasa dunianya berubah 360 derajat. Entahlah ia berpacaran sama chalsa atau tidak. Tapi mereka adalah pasangan yang serasi.

• Rey , nyebelin tapi asik. Awalnya ( sok Sok-an ) terkesan cuek dan penuh misteri. Seseorang yang asik dijadiin teman dan bahan bercandaan , Hahaha.

• Cleve , adikku yang sudah bertumbuh dewasa. Yap selama aku pergi , papa dan mama mendengar apa yang aku bilang sehingga cleve tumbuh dengan kasih sayang yang cukup dari mereka. Cleve juga akan mengikuti jejak aku , ke Canada.

• Papa dan Mama , gak ada yang harus aku bicarain tentang mereka. Kedua orang yang aku enggak bisa jelasin pake kata kata dan mereka berdua sangat berarti bagiku. Tanpa mereka apalah aku. :)

Kita kumpul di ruang keluarga. Mama sibuk di dapur , papa sedang berbicara sama Rey , chalsa sibuk sama Revan , Safira dengan Rex , dan aku dengan cleve. Reil dari tadi hanya sibuk dengan handphone nya saja.

Kitapun duduk di ruang tamu. Tiba tiba Reil berdeham dan ingin berbicara , lebih tepatnya kepada kedua orang tuaku.

Yap bisa ditebak , Reil minta izin kepada orang tuaku untuk berpacaran dengan ku.

Aku hanya terdiam dan tersenyum melihat tingkah Reil. Dan yap.. pastinya aku menerima Reil menjadi pacarku.

Dan yahh..

• Reil , seseorang yang cuek banget , kebangetan. Romantis juga. Bisa dibilang aku jatuh cinta pada pandangan pertamaku. Seorang pembicara 6 tahun lalu. Seseorang yang mukanya sangat menenangkan dan penuh misteri. Dibalik semua ke-misterius-annya ternyata di susah untuk jatuh cinta. Dan pertama kalinya ia jatuh cintapun sama seseorang anak kecil yang isinya beda 5 tahun ( ya aku )

Ya begitulah Reil , bisa dibilang aku hanya mengetahui 50% dari dirinya. Tapi itu saja membuatku sangat senang.

Dan yah.. aku hanya menarik nafas dan menikmati semua ini. Dan pada malamnya sebelum aku menutup mata aku berdoa kepada tuhan dan berterima kasih atas semua ini dan berterima kasih juga , karena aku bisa merasakan yang namanya "rumah".