Dillon yang mendengarkan bisikan Stella masih terdiam sembari mengepalkan tangannya dengan kuat dan masih dengan raut muka Yang sangat kesal.
" 'Ara... kau hanya bisa terdiam , , kalo begitu selamat tinggal manusia ! " kata Stella sembari berbalik membelakangi Dillon lalu melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruang bawah tanah , saat hendak mendekati pintu untuk naik ke tangga tiba - tiba Dillon berbalik dan berteriak ,
" KENAPA KAMU TAK MEMBUNUHKU STELLA ? , KAMU TAU KALO AKU INGIN MENJADI RAJA DAN BERNIAT MEMUSNAHKAN IBLIS UNTUK MENYELAMATKAN BENUA GRACE ?
Stella menghentikan langkahnya lalu berkata ,
"Kamu bahkan tak pantas di bunuh olehku , ketahui lah batasan saat bicara manusia ! "
'Cih... Teman masa kecilku , Ibuku , dan bahkan sekarang kau, Semua orang yang berharga bagiku, berbohong dan terus berbohong, membuatku muak , batin Dillon dengan raut muka sangat marah lalu berteriak ,
" Kau pikir aku akan membiarkanmu pergi !, Kau takkan bisa pergi kemana - mana !, aku takkan membiarkanmu pergi kemanapun !"
Stella menggertakan giginya dengan raut muka kesal, lalu dengan sangat cepat berada di depan Dillon lalu menendang perut Dillon dengan sangat kuat lalu berteriak ,
" Kau... Hanya manusia rendahan , jangan berlagak !! "
'Argh... teriak Dillon sembari mengeluarkan darah di mulutnya.
Dillon terpental dan tersungkur ke lantai cukup jauh menimbulkan lantai hancur sesuai dengan lintasan dimana Dillon tersungkur lalu debu dan puing berserakan di udara.
"Kau hanya membual ! " Gumam Stella lalu melangkah lagi berencana keluar .
' Menaikan kinerja otak dari 10 persen menjadi 50 % ' batin Dillon.
Stella yang sedang melangkah, tiba - tiba terkejut karena Dillon melompat ke udara lalu mendarat di depan pintu keluar untuk menghalangi jalan, hingga lantai tempat Dillon mendarat retak dan hancur .
" Kau takkan bisa kemana - mana Stella ,aku sungguh sedang muak dengan semua yang terjadi ! " teriak Dillon dengan menyipitkan matanya memasang raut kesal .
" Manusia sepertimu , terus menghalangiku , menyingkir lah dari hadapanku !! " teriak Stella sembari berlari ke arah Dillon dan menyerangnya .
Stella terus menyerang dengan pukulan dan tendangannya ,
" Enyah lah dari hadapanku !! " , teriak Stella sembari terus menyerang Dillon lalu berteriak lagi ,
" Enyah lah !! " , " Enyah lah !! ,
" ENYAH LAH !! ,sembari terus menyerang.
Dillon terus menahan serangannya dan beberapa kali terjatuh lalu bangkit, Dillon beberapa kali mendapatkan kesempatan untuk menyerang namun tak menyerang Stella.
" Apa yang kamu pikirkan cuman bertahan dan bertahan , kau bahkan tak mencoba menyerang ? , apanya yang mau menghalangiku ? , kalo begitu cepatlah menyingkir dari hadapanku !!!!" teriak Stella kesal sembari melompat ke udara , setelah itu Stella jatuh ke arah Dillon lalu menendangnya dengan sangat kuat membuat Dillon tersungkur ke dinding hingga dindingnya hancur .
"Jatuhlah, dan jangan bangkit lagi " teriak Stella dengan nafas tersengal .
Dillon yang terkapar bermandikan darah di hiasi puing - puing dari dari dinding yang hancur , dengan luka yang cukup serius namun sekali lagi Dillon bangkit dengan kedua tangan memegangi lututnya agar tak kehilangan keseimbangan dan terjatuh , Dillon lalu menyipitkan matanya ke arah Stella.
Stella yang sudah lelah melihat Dillon bangkit lagi dengan tubuh penuh luka yang bahkan sulit untuk berdiri lalu berkata,
" Dasar manusia rendahan , jangan salahkan aku jika kamu mati !! " sembari menunduk menyembunyikan wajahnya lalu mengeluarkan pedangnya.
'Kau... berbohong dan terus berbohong , batin Dillon .
lalu Dillon melangkahkan kakinya mendekati Stella dengan tubuh sempoyongan tanpa menjawab perkataannya .
Stella yang melihat Dillon mendekat mengacungkan pedangnya tepat di depan dadanya mengarahkan nya ke perut Dillon lalu berteriak ,
" Jangan mendekat atau aku akan membunuhmu ! " sembari mengambil langkah mundur ke belakang .
Namun Dillon masih terus melangkah dan terus mendekat , Stella terus mundur sembari mengacungkan pedangnya sembari menyembunyikan raut wajahnya ,Stella yang melangkah mundur lalu terkejut punggungnya menabrak dinding dan tak bisa mengambil langkah mundur lagi.
Dillon terus melangkah maju lalu ,
JLEB
Dillon menusukan dirinya sendiri ke pedang yang Stella acungkan hingga menembus perutnya , lalu kedua tangannya memegang kedua pipi Stella dan memaksa wajah Stella untuk beratatap mata,
Deg
Jantung Stella seketika berdegup kencang lalu berteriak,
" A- pa-, Apa yang kamu lakukan , kamu gila ? "
" Sudah cukup Stella ! , tolong jangan berbohong lagi ! , sangat menyakitkan bukan menghina dan menghajar orang yang kamu cintai ? " Kata Dillon sembari meneteskan air mata dengan darah mengalir di mulutnya sembari menatap mata Stella .
Deg
Stella yang sedari tadi menahan perasaanya , dalam seketika, keluar air mata mengalir dengan deras menghiasi pipinya lalu berkata ,
"Dillon sekarang kau membuatnya semakin sulit ! , aku adalah iblis Dillon , kita tak bisa hidup bersama " , sembari air mata mengalir , kedua tangannya melepas pedang lalu memegang kedua pipi Dillon dengan sangat lembut,
lalu Dillon berkata lagi ,
" Aku belum mendengarnya dengan jelas Stella, katakan perasaanmu ! "
" Aku ini iblis Dillon ! " jawab Stella
" Aku tak peduli " jawab Dillon
" Aku sudah membohongi mu Dillon ! " jawab Stella.
" Aku tak peduli ! " jawab Dillon .
" Aku berencana balas dendam kepada manusia Dillon " jawab Stella
"Aku akan menyelamatkan manusia dan menyelamatkan mu Stella ! , jawab Dillon
" kamu sungguh egois Dillon ! " jawab Stella
" Sekarang katakanlah perasaanmu Stella !! " Jawab Dillon.
" A-, ku, aku mencintaimu Dillon , Aku sungguh mencintaimu , jadi jangan pernah melakukan hal seperti melukai dirimu sendiri lagi Dillon ! " Jawab Stella lalu mendekatkan bibirnya ke bibir Dillon , lalu Dillon membalas ciuman Stella , di ruang bawah tanah yang di hiasi puing - puing yang berserakan di lantai, kedua orang yang saling mencintai berciuman ,
Lalu mereka melepas ciumannya secara perlahan, mereka tersenyum dengan muka yang memerah ,
Lalu tiba - tiba muncul aura kegelapan dan dari aura kegelapan itu muncul seorang wanita terkapar di lantai , terlihat di tubuh wanita tersebut luka koyakan bekas tebasan pedang ,dan kulitnya di penuhi luka bakar , wanita itu lalu berkata ,
" Tuan Putri , kita harus cepat pergi ! "
" WILLENE !!! " teriak Stella sembari berlari menghampiri wanita itu.
Aku kira itu ibu Stella , kenapa memanggil Stella tuan putri , sepertinya dia pelayan Stella. batin Dillon sembari memuntahkan darah dari mulutnya dan pandangannya menjadi sedikit kabur dengan pedang yang masih tertancap di perutnya.
" Willene , siapa yang bisa melakukan hal seperti ini padamu ? " tanya Stella sembari membantu Willene untuk berdiri.
" Carlos , dia sangat kuat , kamu tidak cukup kuat saat ini Tuan putri, kita harus cepat pergi.
Jawab Willene.
Dillon yang melihat Stella akan pergi lalu berkata dengan nafas tersengal,
" Stella kita tunggu Leon dan pergi bersama ! "
" Maafkan aku Dillon , kita tak bisa bersama , banyak orang yang berharap padaku , dan aku tak bisa mundur hanya karena aku mencintaimu , kau tak tau apapun yang sebenarnya terjadi lima ratus tahun lalu Dillon ,kau tak tau apapun tentangku ! " Jawab Stella.
" Kita bisa memulainya lagi Stella , maka ceritakan lah apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu dan apa yang akan kamu lakukan ! , aku ingin tau semua tentangmu ! Jawab Dillon dengan nafas tersengal.
"Lebih baik kamu tak mengetahui nya Dillon ! , Aku akan menghancurkan manusia untuk balas dendam dan kamu bertujuan menyelamatkan mereka , takdir kita bukan untuk bersama melainkan untuk bertarung sampai salah satu dari kita mati ! " Jawab Stella .
" Aku tidak menyukainya takdir itu , itu tidak akan terjadi , takkan ada dari kita berdua yang akan mati !! , aku akan menyelamatkan manusia dan menyelamatkan mu Stella ! " Jawab Dillon.
" Kamu benar - benar egois Dillon , berpikirlah realistis , yang kamu pikirkan cuman khayalan belaka ! " Jawab Stella dengan raut muka kesal.
" Aku akan mewujudkan khayalan itu " Jawab Dillon dengan penuh tekad.
" Sampai saat itu kau harus menjadi kuat Dillon , selamat tinggal !! " Jawab Stella lalu aura kegelapan menyelimuti mereka dan mereka pun menghilang.
' arghhh... teriak Dillon kesakitan menarik pedang yang menusuk perutnya , lalu Dillon terjatuh dan terkapar di lantai , perutnya yang berlubang mengeluarkan banyak darah , semakin sulit untuk mempertahankan kesadaran.
Aku tak tau apapun tentang kerajaan ini dan apa yang sebenarnya terjadi , Stella dan Ibu tak percaya padaku karena aku lemah , sungguh menyusahkan , batin Dillon lalu kehilangan kesadaran.
.
.
.
Bersambung