Aku melepas sepatu olahragaku dan meletakannya di rak sepatu yang berada dekat dengan tempatku saat ini dengan rapi dan teratur. Aku baru saja menyelesaikan kebiasaanku saat pagi hari yaitu jogging selama 60 menit.
Awalnya aku hanya melakukannya hanya dalam beberapa hari sekali, tapi entah sejak kapan ini telah menjadi kebiasaan setiap hariku.
Jika ada yang bertanya apakah aku menyukai ini!?
Jawabannya adalah aku tidak menyukainya, tapi aku juga tidak membencinya. Aku melakukannya hanya agar aku bisa memiliki stamina yang bagus, jaga-jaga kalau suatu hari nanti aku akan menjadi seorang pekerja yang bergantung pada fisik.
Yah seperti itulah alasannya... Aku tidak punya alasan mulia seperti agar bisa memenangkan kontes atletik yang selalu diinginkan orang-orang seumuranku.
Melihat jam di dinding aku menghela nafas... [06:24] Sebentar lagi waktunya pergi ke tempat keramat yang disebut sebagai
"Sudah jam segini yah."
...Sejujurnya aku sama sekali tidak mau pergi kesana bulan ini, bukan karena aku malas hanya saja aku sudah mengetahui semua pelajaran dan materi yang disiapkan para guru.
Ini bukan seperti aku jenius atau apapun. Melainkan sekolah tempatku belajar mengkhususkan murid-muridnya untuk mengulangi pelajaran yang sama setiap tahun ajaran baru.
Kelas 12 diharuskan untuk mempelajari pelajaran Kelas 11, Kelas 11 juga harus mempelajari pelajaran Kelas 10. Jadi tentu saja aku bosan.
Tidak hanya aku dipaksa mengulangi pelajaran yang sama selama sebulan penuh... Aku juga harus merasakan penderitaan dari mendengarkan keluhan para anggota OSIS selama seminggu seperti Ketua OSIS tahun-tahun sebelumnya.
Ini juga yang menjadi salah satu hal yang aneh dari sekolah ini... Para guru percaya bahwa setiap anak-anak yang menghadiri suatu organisasi, terlebih lagi organisasi yang cukup melelahkan seperti OSIS perlu membuang beberapa beban mental dengan membiarkan mereka menunjukkan keluhan mereka kepada ketua organisasi mereka yaitu... AKU.
Aku sangat menghormati para pendahuluku mengingat seberapa sabar mereka mendengar keluhan para anggotanya.
Oh benar... Aku belum pernah memperkenalkan diriku pada para pembaca, kan?
Perkenalkan namaku Chandra! Teman-temanku sering memanggilku Chan. Hobiku membaca novel dan menonton film, tidak punya pacar dan belum ada niat mencari pacar... Yah itu hanya perkenalan singkat tapi kuharap kalian tidak kesal ataupun marah dengan sikapku ini.
....
Seusai pelajaran yang membosankan selesai aku segera beranjak dari tempat dudukku, aku ingin segera menyelesaikan hari
Memasuki Ruang OSIS dengan wajah lelah dan enggan. Didalam aku menyaksikan wajah-wajah yang familiar.
Mereka menatapku dengan seringai menyebalkan... Dasar anggota yang merepotkan kalau saja ini bukan disekolah, aku pasti sudah memukul kepala kalian satu per satu.
" " "Hari ini mohon bantuannya Ketua" " "
Mereka serentak mengatakannya.
Aku hanya bisa memijat pelipis sambil menggelengkan kepalaku terhadap sikap mereka... Spesial untuk hari ini hanyalah para anggota inti seperti Wakil Ketua, Bendahara dan Sekretaris.
"Syukurlah! Aku tidak akan menjadi gila kalau hanya dengan kalian berempat saja hari ini... Ok mari kita mulai dengan kau Lani."
"Baik."
Kami berjalan memasuki ruang konsultasi. Kami duduk diposisi saling berhadapan hanya dipisahkan oleh satu meja persegi panjang.
Aku menatap wajah tersenyumnya dengan pandangan lelah.
Lani merupakan salah satu gadis tercantik disekolah kami, rambut hitam gelapnya memanjang sampai punggung dengan poni yang menutupi dahinya. Mata berwarna biru langit menambah kecantikan wajahnya. Aku yakin dia pasti memiliki banyak anak laki-laki mengantri untuk mengajaknya kencan.
Yah...
...Namun, aku tidak tertarik dengan kecantikannya itu, mungkin karena setiap hari memandanginya membuatku merasa kecantikannya sudah biasa dimataku.
...Mari kita abaikan hal kecil itu dan langsung saja mendengarkan keluhannya.
Aku menarik nafas dalam dan mengatur nafas. "Oke mari kita dengarkan keluhanmu!?"
Mendengar perkataanku tiba-tiba saja atmosfer bahagianya menjadi suram.
...Tunggu apa ini?
Kenapa atmosfernya tiba-tiba berubah. Aku memperhatikan matanya meneteskan satu garis air mata.
Lani menyeka air matanya dengan sapu tangan yang dia ambil dari sakunya. Dia kemudian mulai bicara...
"Wuwuwu kenapa film yang kutonton semalam menjadi Bad Ending?"
"Kalau tak ada yang penting segeralah kau pergi keluar!!!" Emosiku naik mendengar ini. "Lagipula apa-apaan dengan atmosfer suram tadi, aku bahkan sempat berfikir kau menemukan sebuah masalah."
"Ehehehe... Baik-baik aku keluar, terima kasih reaksinya Ketua." Lani berjalan keluar ruangan sambil terkekeh. Sebelumnya hanyalah akting untuk menggangguku. Dia memiliki kebiasaan mendramatisir keadaan jadi bahkam aku terkecoh dengan aktingnya itu.
"Owh tenang wahai diriku! Jangan biarkan dirimu merasakan stres berlebihan!?" Aku mulai mengucapkan kalimat penenang, aku harus tetap profesional jangan sampai aku melampiaskan emosiku pada yang lain.
"Permisi."
Berikutnya Kelvin seorang bocah tampan dengan rambut pirang masuk kedalam menggantikan Lani yang sudah keluar.
Kali ini berbeda dengan Lani, Kelvin benar-benar membicarakan keluhannya selama berada di OSIS. Dia membahas tentang betapa tidak sukanya dia dengan sistem mengulangi pelajaran selama sebulan... Aku senang membicarakan hal ini juga serasa stres ku hilang setengah.
Kami terus membicarakan ini seolah sebuah diskusi (Bukan lagi Konsultasi) sampai akhirnya giliran Kelvin digantikan orang lain.
Kemudian aku mendengarkan sisa-sisa keluhan dari dua lainnya hingga senja mengganti siang.
....
"Persediaan di kulkas sudah hampir habis, sebaiknya aku mampir di mini market saja."
Sejak SMP aku sudah tinggal seorang diri, awalnya ketika masih kecil aku tinggal di panti asuhan sampai saat aku berumur 8 tahun aku diadopsi seorang kakek tua baik hati.
Sayangnya kakek sudah meninggal saat aku memasuki bangku SMP.
Beberapa waktu kemudian aku selesai membeli persediaan dari mini market dan segera berjalan pulang kerumah.
Namun...
"Ketua. Mari pulang bersama-sama."
"Tentu."
Terdengar suara anak perempuan yang tidak lain adalah Lani. Dia berjalan kearahku bersama dengan Kelvin. Nyatanya mereka berdua itu kembar, aku juga sempat kaget ketika tau kalau mereka itu kembar.
Bagaimana bisa dua orang yang jelas sangat berbeda dari segi penampilan dan sifat ini menjadi saudara kembar...? Mungkin ini salah satu keajaiban dunia.
Kami berjalan bersama dan bercakap-cakap samapai suatu lubang berwarna putih besar muncul di bawah pijakan kaki kami.
Lubang itu menarik kami bertiga kedalamnya.
"Aaahhh tolong."
"Uwaaahh." x2
Kami bertiga jatuh dan ditelan lubang putih itu.
'Aku Bingung! Kenapa Semua Ini Bisa Terjadi.'