Ketika ia ingin membuka pintu lemarinya, terdengar perkataan yang membuat hatinya sakit. Sebuah kata "Cerai" terngiang-ngiang di telinganya sekarang. Gilang sudah tidak bisa lagi menahan, dengan cepat ia mengambil koper besar dan memasukkan baju-bajunya. Pemuda itu melewati ayahnya yang sedang duduk, ia tidak mau mengatakan apapun. Bahkan sudah tidak peduli lagi dengan keluarganya. Bagaimana tidak, mereka sibuk dengan dunianya sendiri. Tidak pernah memikirkan Gilang sebagai anak yang harus mereka bimbing dan mereka sayangi.
Bukan hanya diberikan sejumlah uang sekian, sekian dan sekian. Gilang tak butuh itu semua, yang ia butuhkan adalah kedua orang tua peduli dengan anaknya. Dari situlah perasaan Gilang merasa sendiri dan memilih untuk sama-sama tidak peduli saja. Percuma saja ia mencari perhatian, karena dari kecil ia hanya di urus oleh pengasuhnya.