Ketika memikirkan Fariza tidak hanya berbisnis, tetapi juga belajar di SMAN 2, Alya menjadi tidak senang. Dia merasa sangat iri. Ketika dia berbicara, dia selalu menggunakan nada tidak terima, "Oh, siapa yang datang? Ternyata kamu, Fariza? Aku ingat bahwa tingkat penerimaan SMAN 2 sangat rendah, jadi kamu harus bekerja keras, bukan begitu?"
"Ya, aku tahu." Fariza tidak ingin terlibat dengan Alya, jadi dia mengangguk dengan santai.
Pada saat ini, Reva berjalan dengan sekeranjang telur dengan penuh semangat di wajahnya. Alya segera menemukan interaksi keduanya dan dengan cepat berkata pada pria itu, "Reva, apakah kamu tahu betapa konyolnya kamu sekarang? Apa kamu pikir dia bisa mengikuti ujian setelah belajar di SMAN 2? Bisakah dia lulus ujian masuk perguruan tinggi? Jangan mencoba menyembahnya seperti Tuhan hanya karena dia bisa bersekolah di pusat." Setelah mengatakan ini, Alya menatap Fariza dengan penuh kemenangan.