Dengan air mata berlinang, bocah lelaki itu berjongkok di tanah dengan ekspresi sedih di wajahnya, mengais sisa-sisa adonan bubur yang sudah berserakan di tanah, dan tiba-tiba sebuah kekuatan yang kuat datang, dan bocah lelaki itu ditendang hingga dia berguling beberapa kali.
Dengan darah di wajahnya, bocah itu mengatupkan giginya, matanya melontarkan kemarahan yang seharusnya tidak dia miliki pada usianya, tinju kecilnya terkepal erat, seolah dia ingin melawan mati-matian.
"Oh, kamu marah? Baiklah, aku akan memberimu pelajaran." Pemuda yang pendek dan gemuk itu bergegas menghampiri bocah itu dengan arogan dan menamparnya dua kali.
Ayah bocah itu terus menundukkan kepalanya dalam diam. Pada saat ini, melihat putranya sudah dipukuli di kejam, dia hanya bergegas ke depan dan memblokir putranya.
Pemuda yang pendek dan gemuk itu menendang dadanya, dan pria itu jatuh ke tanah dalam sekejap, dengan seteguk darah yang keluar dari mulutnya.