Kalimat pertama Deni saat melihat Rizal adalah. "Guru, aku minta maaf padamu."
Dia berkata sambil mengertakkan gigi, dan dengan enggan ingin bangun untuk memberi hormat, tetapi Rizal menahannya.
Rizal tersenyum dan berkata. "Deni, kamu dan Sonia melakukannya dengan sangat baik, aku tidak menyalahkanmu."
"Apa Bu Deby baik-baik saja?" Deni mencari sosok keberadaan Deby.
"Jangan khawatir, dia tidak apa-apa." Rizal mengangguk.
Deni menghela napas lega. "Tidak apa-apa jika dia tidak apa-apa, syukurlah jika dia baik-baik saja."
Rizal teringat apa yang terjadi seminggu yang lalu, dan matanya menjadi sangat tajam. "Setelah kamu sembuh, kita akan pergi ke rumah keluarga Sadikin. Aku harus meminta keadilan untukmu."
"Terima kasih, guru." Kata Deni dengan emosi.
"Mereka yang sudah melukaimu, harus membayar harganya." Mata Rizal memiliki tatapan pembunuh.
Mungkin karena terlalu bersemangat, Rizal terbatuk-batuk.
Deni panik. "Guru, apakah kamu terluka?"