"Oke." Nyeri di sekujur tubuh Black Panther seakan sudah hilang. Dia mengepalkan tinjunya dan menatap mangsanya seperti harimau yang kelaparan.
"Pikirkan Deni yang berada di rumah sakit, pikirkan saudara-saudaramu yang sudah terluka. Kamu memiliki kekuatan yang luar biasa." Rizal menunggu pertunjukan dengan tangan di pinggulnya.
Lukman menjatuhkan diri dan berlutut. "Pak Rizal, itu bukan salahku, Andien-lah yang sudah menghasutku. Semuanya ulah dia, semua salah dia."
Rizal mencibir. "Jika dia menyuruhmu makan kotoran, apakah kamu akan mau makan kotoran? Jika kamu tidak memiliki ambisi itu, dia tidak akan bisa menggerakkanmu sebanyak ini."
Lukman berlutut di tanah berulang kali memohon belas kasihan. "Pak Rizal, aku tahu aku salah, aku salah, maafkan aku."
