"Terima kasih, kamu sangat baik sekali." Deby menempelkan bibir merahnya dengan penuh kasih sayang ke wajah Rizal.
Bibir merah ini, seperti sebuah percikan, memicu keinginan Rizal yang telah lama ditekan di dalam hatinya.
Rizal sangat berharap suatu hari nanti dia dan Deby akan dapat mencapai hasil yang positif. Tapi selama Deby masih tidak setuju, dia pasti tidak akan bertindak melawan Deby.
Rizal mulai menanggapi Deby, antusiasmenya sudah terpicu, selama Deby tidak menghentikannya, perjalanan bahagianya akan berlanjut sampai puncak.
Malam itu adalah malam yang paling indah, dan itu juga merupakan malam yang paling berkesan bagi Rizal dan Deby.
Sudah terlambat tiga tahun, dan akhirnya pada malam ini, bunga-bunga yang cemerlang dan cerah bermekaran.
Semuanya sangat cantik, dan semuanya sangat indah.
Semua kebahagiaan membeku di malam yang sunyi ini.