Adit menoleh ke arah Rizal: "Terima kasih. Jika bukan karena kamu, hidupku pasti sudah akan berakhir."
Meskipun Adit tidak dapat berbicara, kesadarannya masih sangat jelas.
"Apa yang kamu bicarakan? Jika bukan karena janji itu, kamu tidak akan berakhir seperti ini. Lagipula, aku ingin minta maaf padamu." Kata Rizal dengan penuh emosi.
Setelah melalui proses antara hidup dan mati beberapa kali, Rizal dan Adit telah memiliki sebuah ikatan batin yang kuat.
Keduanya berpegangan tangan erat.
Suasana di bangsal telah berubah. Yang sedari tadi tegang, sekarang menjadi mengharukan.
Saat Dr. Bagas, asistennya, dan penjaga keamanan yang lainnya akan pergi dengan putus asa, mereka dihentikan oleh Rizal.
"Apakah kamu ingin pergi seperti ini?" Rizal berkata dengan ekspresi kusam di wajahnya. Dia mengiria bahwa para dokter disini sangat baik, tetapi kedua dokter ini terlalu tidak bermoral. Rizal merasa kasihan untuk pasien yang akan datang ke dokter itu di masa depan.