"Siapa bilang aku kabur?" Ada suara yang jelas di pintu bangsal, dan itu adalah Rizal.
Asisten Dr. Bagas menegur tanpa basa-basi: "Kabur? Apakah tidak memalukan untuk kamu keluar seperti tadi? Ini adalah rumah sakit, kamu tidak bisa bermain-main. Jika kamu ingin mencari kesenangan, pergilah ke tempat lain."
Rizal tidak punya waktu untuk memperhatikan sinisme Dr. Bagas. Sekarang dia berlomba melawan kematian, dan dia tidak bisa menunda walau hanya sebentar.
Rizal mengeluarkan pil pelindung jantung dan memasukkannya ke dalam mulut si kutu, dan meminumkannya dengan air mendidih.
Asisten Dr. Bagas mencibir, "Kamu benar-benar bodoh. Kami bahkan tidak dapat menyelamatkannya walau sudah menggunakan peralatan dan obat-obatan yang paling canggih. Apakah kamu dapat menyelamatkan orang dengan mengandalkan pil hitam dan tidak bisa diandalkan yang tidak diketahui asalnya itu? Ini benar-benar lelucon."