Perlahan tapi pasti, pesawat SC-45 terangkat dari landasannya. Dan sampai sejauh itu, tidak ada satu kendala pun yang menghalangi pesawat antariksa tersebut mengudara. Sebagian besar dari para teknisi yang berada di sekitar hanggar raksasa tanpa atap itu hanya berpikiran memang sudah saatnya pesawat itu kembali bekerja, meski sebenarnya jam memulai untuk itu jelas jauh lebih awal.
Meskipun keadaan terlihat sedikit menguntungkan, namun Aios sebagai pengendali otomatis tetap menyiagakan persenjataan pada pesawat itu sendiri. Dan ya, persenjataan yang jauh berkurang dari apa yang dulu pernah dimiliki pesawat itu seperti sebelumnya.
Semakin lama pesawat SC-45 mengambang semakin tinggi, perlahan-lahan moncong pesawat mengarah ke timur laut sebelum akhirnya terbang ke arah sana dengan kecepatan rendah sebab akan sangat mencurigakan bila pesawat antariksa berukuran seperti itu terbang cepat begitu dekat dengan permukaan tanah.