"Yeah," Adira mengangguk. "Tadi sepertinya semua terburu-buru, jadi tidak sempat untuk memperkenalkan diri. Maaf. Saya, Adira."
"Aah," Aldi tersenyum. "Saya Aldi, dan itu Ely."
"Hai," sapa Ely pada wanita tersebut.
"Dia sama sepertimu," ujar Fraya.
"Oh ya?" sahut Aldi sembari bertolak pinggang menatap kepada Adira.
"Sama-sama dari Andalas," lanjut Fraya.
"Lampung Selatan," jawab Adira pula.
"Aah," Aldi terkekeh, sedikit kerinduan terlihat dari sorot matanya akan tanah kelahiran yang sudah tidak mungkin dikunjungi lagi. "Senang mendengar itu. Aku dari Palembang."
"Terus," ujar Naomi pula. "Elu tadi bilang punya cara buat melepas gelang ini, kan? Apa yang akan lu lakuin?"
"Bukan aku sendiri," jawab Aldi. "Aku mana mampu. Yaa, sebut saja, lebih tepatnya sebagai penyampai pesan."
"Maksudnya?"
"Secara teknis, yang akan membuka gelang kalian itu, mungkin hanya Ryan satu-satunya yang bisa. Ini asumsiku saja."