Shasha terus memaksakan diri untuk menahan napasnya meski di rongga dalam dada paru-parunya sudah berteriak akan kebutuhan oksigen sesegera mungkin. Tapi ia tidak ingin usahanya gagal begitu saja, tidak setelah langkah kaki membawanya menjauh dari Teodor.
Petugas itu berjalan santai dengan senjata PSG besar yang siaga di tangannya. Terus melangkah ke arah yang telah ditinggalkan Shasha, lalu berbelok ketika mencapai sudut bangunan. Dan barulah Shasha dapat kembali bernapas dengan lega.
Berulang kali ia menggerak-gerakkan kepalanya dengan cepat sebab rasa pusing yang mengakibatkan penglihatannya sedikit berkunang-kunang. Mungkin pengaruh dari menahan napas terlalu lama itu, sehingga peredaran darah, dan kebutuhan oksigen di dalam otaknya sedikit terganggu.