Ivy semakin bingung memandang robot tersebut. Ini semakin aneh saja, pikirnya. Sebelumnya robot itu bersuara laki-laki dan sikapnya sangat-sangat dingin menyebalkan. Sekarang malah berubah feminin, suara gadis yang manja dan terdengar sangat-sangat ramah.
Apa yang sudah terjadi? Jerit Ivy di hati.
"Do you really need to know my name?"
"I am, Ma'am," jawab robot tersebut. "Or, should I upload it from the data that belongs to the Federation?"
"No," sahut vy pula. "You shouldn't. I'll give it to you."
Tentu saja Aios bisa melakukan itu, hanya saja itu pasti tindakan berisiko, pikir Ivy.
"Very well."
"I am Ivy. Ivy Csaba."
"Astaga…" ujar Ryan di tempatnya berada mendengar nama wanita tersebut. "Ternyata benar-benar dia."
Dan kemudian Ryan dengan cepat mengutak-atik lagi gambar empat dimensi di hadapannya tersebut.
Bip!
"Ivy?" panggil Ryan kemudian. "Do you hear me, Ivy?"