Aldi kembali mengiris daging rusa tersebut, bahkan dengan irisan lebih besar sebab kedua macan tutul salju tersebut sepertinya masih kelaparan. Pria itu tersenyum lebar menyaksikan betapa lahapnya dua ekor hewan buas tersebut menyantap daging yang ia berikan. Saat pandangannya kembali tertuju pada Ely, Aldi mendapati gadis itu seperti tengah melamun dalam bayang kesedihan.
Aldi menghela napas dalam-dalam, mungkin ucapannya tadi memicu ingatan Ely akan peristiwa yang sebenarnya tidak ingin diingat lagi oleh Ely sendiri. Ia menancapkan pisau ke atas daging rusa guling tersebut, lalu mendekati Ely.
"Hey," ujar Aldi dengan lembut, mengelap kedua tangannya begitu saja ke celananya, lalu duduk di samping Ely, dan memeluk gadis tersebut dengan kehangatan yang ia punya. "Maaf," kata Aldi kemudian. "Kalau hal tadi membuatmu mengenang lagi hal buruk yang sudah kau alami."
Benar saja, bulir-bulir hangat menetes begitu saja dari pelupuk mata Ely, ia lantas membenamkan wajahnya ke dada Aldi.