Ryan bangkit berdiri, lalu melangkah mendekati jendela yang sama di samping kiri sang kapten. Ia menyandarkan bahunya ke dinding, melipat kedua tangan ke dada.
"Kau bermimpi buruk?" tanya sang kapten tanpa berpaling, kembali tatapannya terarah ke ketinggian di atas sana.
Ryan mendengus menahan tawa. "Entahlah," ujarnya. "Bukankah semua ini adalah mimpi buruk?"
Ryan memandang ke arah sudut bawah di luar itu, ia melihat satu sosok robot bersenjata. Mungkin itu robot yang sedang berpatroli, pikirnya.
"Kalau semua ini hanyalah sebuah mimpi buruk," tukas sang kapten. "Sungguh, aku ingin secepatnya dibangunkan dari mimpi berkepanjangan ini."
"Kenapa Anda tidak tidur, Pak?" tanya Ryan lagi lalu melayangkan pandangannya sejauh mungkin ke arah depan sana. Tidak ada yang bisa dinikmati, kecuali bayang-bayang hitam dari perbukitan yang sepertinya berlapis-lapis. "Bukankah besok kita harus menambang mineral-mineral itu? Anda butuh istirahat."