"Really, Hyker?" Angela geleng-geleng kepala. "Really?"
"What?"
Hyker menggaruk-garuk kepala, ia melangkah bolak-balik dengan cepat sembari memikirkan satu-dua hal untuk setidaknya bisa bersenang-senang dengan gadis tersebut.
"Dasar sialan!" dengus Angela, berdiri bertolak pinggang dengan satu tangan, menghadap pintu kamar Hyker. "Ayolah, Bung. Jangan berpura-pura tidak mengenali suaraku."
"Tidak," sanggah Hyker, lantas dengan cepat membuka bajunya, melemparkan baju putih lengan pendek tersebut begitu saja ke atas pembaringan. "Bukan itu maksudku."
"Jadi kau jelas mengenal suaraku, kan?" Lagi-lagi Angela menggedor-gedor pintu tersebut. "Ayolah, Hyker. Kenapa lama sekali?"
Gadis itu menggigit bibirnya, membayangkan sesuatu yang sedang dikerjakan Hyker di dalam kamar yang tertutup itu.
"Lagian," lanjut Angela. "Kau itu sedang ngapain sih sebenarnya?"