Sammy baru saja menyelesaikan tugasnya ketika pintu utama ruang penyimpanan itu berdesis terbuka, lalu sosok Aldi muncul di hadapannya.
"Waah," ujar Aldi, lalu mendekat ke meja Sammy. "Kau rajin sekali Nona manis."
Sammy tertawa halus geleng-geleng kepala seraya merapikan meja kerjanya itu. "Maaf," ujarnya. "Anda siapa ya?"
"Aiih, ngambek dah tuh," Aldi menyeringai sembari menggaruk-garuk kepala. "Iya, iya, gue salah. Maaf."
"Waah," Sammy menyembunyikan senyumnya. "Ada yang merasa bersalah rupanya. Tapi, kenapa ya?"
"Sammy," ujar Aldi, lantas membungkuk di atas meja kerja Sammy, mendekatkan wajahnya ke gadis tersebut. "Ayolah. Aku… keasyikan ngerekam. Sorry, gak lagi-lagi deh."
"Begitu?"
Lalu, dengan cepat Sammy menangkup wajah Aldi dengan kedua telapak tangannya. Mendelik tajam ke dalam kedua bola mata laki-laki tersebut.
"Dengar, Tuan Aldi," ucapnya dengan suara setengah ditekan.
"Oke, aku sedang mendengarkan."