Guntur tidak menemukan hal lain di kabin utama ini, tidak ada sesuatu yang harus dikerjakan di sini, pikirnya. Semua bagian di dalam kabin utama sudah berada dalam kondisi sempurna dan baik-baik saja. Maka, laki-laki empat puluh tahun tersebut mengajak Ujang dan Zein untuk mengikuti langkahnya.
"Kita ke bawah saja," Guntur melangkah mendahului. "Siapa tahu Fraya dan yang lain butuh bantuan kita."
Jadilah ketiga orang tersebut bergerak menuju ruang mesin utama pesawat di bagian lambung, menemui Fraya dan tiga rekan teknisi lainnya.
"Kau butuh bantuan, Fraya?"
Gadis itu menoleh ke asal suara, Guntur datang menghampiri bersama Ujang dan Zein. Fraya tersenyum, menggelengkan kepala.
"Well," Guntur menghela napas, berdiri bertolak pinggang. Pandangan laki-laki tersebut memindai seisi ruangan mesin utama dan mesin warp. "Sepertinya semua aman terkendali."