Kembali dua sahabat itu berpelukan erat.
"Terima kasih, Lucy."
Yuan Xi sudah bisa tersenyum, meskipun terlihat sedikit dipaksakan. Tapi, itu sudah jauh lebih baik, pikir Lucy.
"Jangan berterima kasih padaku," ujar Lucy dengan senyum lebar di wajahnya. "Kau itu adalah istri dari kapten kami, tidak mungkin akan aku biarkan orang lain menghancurkanmu. Kau paham?"
Setidaknya, alasan yang sedikit bernada gurauan itu mampu membuat Yuan Xi tertawa halus meski terlihat malu-malu sebab harus menahan rasa sedih teramat yang baru saja akan mereda, dan kini harus menahan tawa pula.
Kini Lucy meminta Yuan Xi untuk menghapus semua bekas-bekas tangis di wajahnya, sebab ia akan membawa Yuan Xi bertemu dengan Xian di ruangan yang berbeda. Tentu saja Yuan Xi melakukan semua hal yang diminta Lucy demi untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan dari mulut Xian, alih-alih menjadikan gadis lima belas tahun itu nanti menjadi bersedih hati.