Kalapura pergi ke kamp sesuai dengan permintaan Wangyan, dan segera sebuah kamp yang tampaknya penuh dengan celah ditemukan di tangan Kalapura.
"Paman Wangyan, bagaimana dengan ini?" Kalapura dengan penuh semangat mendatangi Wangyan. Bagi Kalapura yang kini masih muda, ayahnya layak disembah, dan sahabat seperjuangan yang mirip ayahnya ini sangat bisa dipercaya.
"Terus terang, pasti ada derajat untuk memikat musuh." Kata Wangyan tak berdaya, mirip seperti merawat saudaranya sendiri. "Kamu lihat kamu mendirikan kemah seperti ini. Selama otak lawan normal, kita tahu bahwa pasti ada masalah. Kita harus bersikap baik. Karena kita adalah pendatang baru dan belum pernah berada di medan perang, kita bisa mendapat masalah, tapi kita tidak bisa semua menjadi masalah. "