Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

DIFFERENT!!!

Keiko31
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.3k
Views
Synopsis
Rai bukan sosok yang baik, dia bahkan pernah membunuh. Namun, meski dia bukan sosok yang baik dia masih berusaha menjadi yang terbaik walau tak pernah dihargai. Selain bukan sosok yang baik, Rai merasa ada yang aneh dengan dirinya, dia merasa berbeda dengan anak yang sebaya dengannya. Tubuhnya memang lebih kecil, tapi banyak yang membuat dirinya merasa bahwa dirinya 'aneh'.

Table of contents

Latest Update1
Prolog3 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

20xx, Berlin City.

Di Bandara Berlin, seorang pria sedang menyandarkan tubuhnya di dinding, disebelah kanannya sebuah koper dengan ukuran besar, kedua tangannya sedang sibuk dengan handphone yang memperlihatkan sebuah game online terkenal. Sedari tadi bibirnya menggerutu karena lelah menunggu temannya yang terlambat menjemputnya.

Seorang pria yang tubuhnya lebih tinggi dari pria tadi mendekatinya, pria yang bersandar pada dinding melirikkan matanya yang ditutupi kacamata hitam. Dia memasukkan handphone nya kedalam saku jaketnya, dia mendengus kesal.

"Kau lama Ken!!" dia berujar kesal dengan suara pelan, tak mau menjadi pusat perhatian, yang tanpa dia sadari, dia sudah menjadi pusat perhatian dari banyak orang, karena wajahnya yang cukup tampan dan dia berdiri disisi sebuah poster yang menggambarkan musisi terkenal didunia yang wajahnya sama persis dengan wajahnya.

Yang dipanggil Ken hanya tertawa canggung dengan tangan yang mengusap tengkuknya.

"Maaf, tadi ada masalah." Ken meraih koper besar itu dan membawanya, diikuti pria tadi yang masih menggerutu kesal.

Mereka memasuki sebuah mobil sport berwarna putih, Ken duduk di kursi kemudi sedangkan pria tadi duduk di sebelahnya. Mobil melaju dengan kecepatan sedang.

"Papa... Baik-baik saja?" Pria itu bertanya dengan nada sendu.

"Papa mu sedang sakit, cukup parah." Ken menjawab dengan suara pelan dan wajah yang terlihat sedih.

Pria itu hanya mengangguk pelan, dan menyandarkan kepalanya ke arah jendela, menatap jalanan dengan tatapan menerawang.

"Apa... Apa kau akan menemuinya?" Ken bertanya dengan hati-hati karena tau permasalahan dalam keluarga tersebut.

Pria itu tersenyum tipis dan menggeleng, yang dijawab anggukan oleh Ken.