Chereads / EAT ME SIR. / Chapter 9 - ABANG MARAH,YA?

Chapter 9 - ABANG MARAH,YA?

Baru bangun tidur di hari libur, abang sudah ada diruang tv main game bareng abang Tara yang tengah berteriak berseru ribut. Nggak tau, Tika nggak tau masalah game yang keduanya mainkan. Seminggu berlalu sehabis Tika sakit, sekarang Tika sudah sedikit baikan. Walau masih dalam pantauan abang.

Habis ngadi-ngadi, bukan remaja lagi, masih saja ngeyel dibilangin. Banyak pantangan tapi tidak di pantang, giliran sakit yang rempong banyakan. Huh, dasar Santika!.

Tika masuk kedapur dan ambil gelas untuk minum. Lalu Tika buka lemari pendingin untuk mencari cemilan pagi. Sayang cuma nemu roti, selai cokelat dan buah mangga belum dibuka, huh.

Tika ambil pisau dan mengupas buah mangga untuk sarapan, nanti setengah jam Tika akan makan nasi.

Karena kalau belum makan nasi bukan sarapan namanya, Tika kan Indonesia banget.

Tika kalau makan sedikit, cuma setengah centong. Lagi asik ngunyah sambil merem malah ada yang dorong kepala Tika, kan merusak nikmat haqiqi yang sedang diresapi Tika dalam memakan sarapan dengan keadaan sadar tidak sadar.

"Terobosan baru kayanya, makan sambil tidur."

Hm... bodo amat, Tika mana peduli. Dia ambil potongan buah lagi dan mengabaikan Farhan, suruh siapa ngeselin. Laki kok mulutnya lebih-lebih dari ibu-ibu komplek.

"Kemarin itu, bukan maksud ngatain kamu. Cuma abang sanksi sama laki-laki yang deketin kamu. Ternyata benerkan, kaya si siapa itu. Sidik? apa Sigit?." Tika bodod amat, nggak mau jawab.

Abangmah suka gitu nggak ditanya pasti suka jelasin terus. Jadi Tika dengarkan saja walau diluar terlihat mengabaikan, abang juga kelihatan biasa saja dan tetap buka mulut menjelaskan.

"Terus, bukan maksud mau ngabain Tika. Kan abang lagi ada masalah sama bisnis makannya lupa kasih tau kalau abang punya pacar lagi, harusnya Tika tau kalau abang sibuk kerja biasanya kalau sampai lupa kabarin."

"Lah, kemarin bilang nemenin si sarah-sarah itu. Sekarang alesannya bisnis. Sorry bosqu, saya tidak bisa dibohongi."Julidlah Tika sekarang dengar alasan abang.

"Itu sekalian."

Iya,sih. Harusnya Tika peka cuma gara-gara lagi falling-falling cinta, lupa diri. Tika angguk-angguk saja sambil makan mangga matang habis itu abang selesai bicara buka lemari pendingin dan mengambil mangga terus berkecimpung sambil memunggungi Tika.

Farhan ambil blender terus dia masuki potongan buah mangga dan membuat jus mangga, selesai. Habis itu, abang buka tutup blender dan berbalik untuk menatap Tika dan menawarkan.

"Mau?." Tika menggeleng dan mendengus.

Karena abang minum jus mangga dari blender langsung tanpa mau repot-repot mengambil gelas, alasannya katanya malas mencuci gelasnya. Jadi langsung teguk dari blender, kan minta dipukul tuh jakunnya yang naik turun sok sexy.

Uh!! Tika jadi nggak fokus. Makannya tepok-tepok pipi biar sadar, soalnya tadi akal sehat sempat mau undur diri saja sebelum ditutup secara resmi. Abang damagenya suka muncul tiba-tiba gitu.

"Abang kebiasaan jorok!. Minum jus pake gelas kek, jangan langsung gitu."

"Sengaja, biar kamu kesel terus ajak abang ngomong. Abis kamu muka kusut mulu kaya handset dalam kantong. Terbukti kan?."

Abang tersenyum culas Tika mencebik marah sendiri, jadi rungsing dia. Kan masih marah kenapa malah ngajak ngomong abang, negur lagi.

Tadikan Tika sudah julid dan ngomong, kenapa sekarang baru sadar, Tik?

Asal kalian tau ya, Tika kalau sudah marah pasti suaranya hilang. Mukanya badmood, diliatnya asem terus bikin orang sakit perut, mules, pokoknya nggak enakin membuat kita ikutan rungsing dan unmood.

Maksud suaranya hilang itu, Tika akan banyak diam dan tidak banyak menanggapi. Lebih banyak melipir jauh dari keramaian dan sekalinya dibuat kesel nanti yang keluar itu silet tajam semua, nyelekit habis ucapannya.

Makannya teman-temannya yang paham pasti bakalan lebih memilih diam sampai Tikanya sendiri yang ajak mereka ngobrol. Kalau sudah begitu artinya Tika sudah cukup dengan kesendiriannya.

.

.

.

Farhan membereskan meja kerjanya, memisahkan berkas yang belum dia tanda tangani maupun yang belum direvisi dan bawa berkas yang selesai dia cek kepada sang sekretaris. Wajahnya masam tidak ada manis-manisnya, gantengnya makin maut. Buat orang ikut gegana.

"Dewi, ini berkas untuk besok. Tolong coba cek jangan sampai ada kesalahan lagi."

"Oke, bos."

Terus Farhan hengkang tanpa balas senyuman manis menggoda yang kecut diakhir karena diabaikan bos ganteng. Bos nya kalau sudah baik, baik sekali. Tapi kalau sedang anjlok moodnya pasti kaya sekarang, berasa melihat malaikat pencabut nyawa. Mungkin bos nya kerasukan dewa kematian, habis hawanya mematikan bikin panas dingin pengin menjauh.

Soalnya dari pagi sudah uring-uringan dalam ruang meeting hanya karena kesalahan proposal yang sudah diberikan kepada klien dikembalikan. Kemudian membanting apapun barang yang dia pegang keatas meja tanpa perasaan.

Pokoknya dalam mode buas begini jangan disentuh takut kena bacok. Mulutnya sudah setajam golok baru diasah.

Kan jadi hiperbola.

Jadi begini sahabat. Akhir-akhir ini abang sering berkunjung untuk ajak jalan Tika, taunya Tika sudah janjian sama pacarnya. Dan itu hampir setiap minggu. Ketika abang ajak dihari yang lain Tika iyakan tapi setelah itu main cancel karena diajak pacar jalan dadakan.

Farhan dinomor duakan karena ada yang baru, tidak terima dia. Makannya sekarang dia akan datang menyusul lebih dulu setelah mengirim pesan dengan titah tegas, pakai tanda seru tiga.

Abang jemput dan bilang pacarmu. Kamu pulang sama abang!!!

Sekarang Farhan didalam mobil menuju kantor percetakan Tika, ponselnya terus meraung tapi Farhan abaikan. Dia tau Tika pasti ingin batalkan dan minta pulang duluan saja.

Sayang, nyampe kantor Tika tidak ada kata pak satpam sudah pulang duluan karena sekarang akhir pekan. Kantor juga sudah terlihat sepi jam dua siang.

Banting setir Farhan belokkan mobilnya keluar pelataran kantor Tika terus menuju rumah Tika.

.

.

.

"Gimana rasanya jadi penonton, enak?."

"Biasa aja." Tanya Tara.

Tara menarik satu alisnya tidak percaya. Masih menggoda menaik turunkan kedua alis.

"Oh, biasa aja?."

"Iya biasa aja,"

"Iri dan dengki."lanjut Farhan akhirnya.

Tara yang baru mau melengos, karena umpannya tidak dimakan Farhan langsung berbelok sambil ngakak.

Jadi setelah menahan marah dirumah Farhan malah menemukan kedua cucu adam beda jenis kelamin tengah mengobrol diruang tamu dengan Tika yang memerah kedua pipinya. Manis dan lucu, Farhan nggak suka ya, kok manis gitu diliat sama orang lain. Farhan yang sudah sering liat buluk, cantik maupun manis asemnya Tika liat yang beginian.

Terus dia ikut duduk bareng Tara yang nonton bola di ruang tv menatap arah jarum jam empat, tepat diruang tamu dimana Tika sama Daru lagi ngobrol terus Tika cekikikan malu-malu meong. Panas hatinya, dia selama sama Tika nggak pernah tuh begitu sikapnya kalau ketawa.

"Makannya ya, adek gue itu terlalu mungil-mungil ngangenin. Kalau nggak diikat nanti ketarik sama umpan pejantan lain, tau rasa."

Farhan diam sedang matanya masih liat Tika yang memukul lengan pacarnya ketawa. Uh, kok jadi panas dingin gini liatnya.

"Asal lo tau aja, gue nggak bilang ini karena Tika nggak mau lu marah. Tiap malam minggu banyak yang datang kerumah sampai jam sepuluh malem cuma buat ngapelin si Tika, adek gue laku keras cuy!!"

Berhasil, umpan Tara dimakan Farhan yang langsung kusut tuh muka sudah kaya baju belum di gosok terus dibuntel-buntel tanpa bentuk. Sedang bang Tara langsung ngakak lagi pegang perut. Habisnya kalau tidak disadarkan, nanti keduanya nggak ada yang mengerti sama perasaan mereka karena tittle kakak-adik zone.

Farhan juga tidak sadar, kalau hampir tiap hari ngapelin adiknya tapi lupa. Adik manisnya padahal nggak tiap malam minggu kok di apelinnya, gimana mau ngapelin orang pawangnya ada dirumah terus.

Paling kalau abang ditanya Tika mau main atau eenggak jawabannya tidak. Baru Tika beritahu teman laki-lakinya buat dateng kerumah. Itu juga datangnya Tara cueki, biar merasa nggak nyaman dan buru pulanglah.

Enak saja ngapelin adiknya tapi belum dihalalin. Apalagi pernah nangis tuh Tika gegara di PHP in sama yang sering ngapelin, malah jadian sama yang lain.

Jadi sekarang, biarkan bang Tara yang baik hati ini membantu adiknya, biarkan deh kalau nanti dia dilangkah. Tara tidak percaya mitos kalau dilangkah nikah bakalan susah dapet jodoh.

.

.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK>_<

TOLONG BERI TAHU KALAU ADALAH KESALAHN DALAM MENULIS DAN BERITAHU JIKA ADA TYPO DENGAN BAHASA YANG BAIK DAN SOPAN. HIHIHI

SELAMAT MEMBACAAA