"Jadi ini abang mau adain resepsi secepat ini?"Tanya Tika yang duduk berssisian dengan suaminya di depan televisi yang menyala.
"Iya, biar abang proklamasikan ke semua orang Santika udah jadi istri abang. Biar para pejantan jaga jarak karena status kamu bukan Cuma sekedar di akad sama abang."Tika mengangguk santai kembali bicara.
"Artinya abang cinta akau atau emang cuman karena tanggung jawab atas perlakuan mas Fahri ke aku?"
Diam, abang belum menjawab tapi. Kemudian menghadap istrinya yang sedang mengunyah makanan ringan dalam pangkuan, ikut menoleh kearah sumainya yang merubah posisi.
"Kamu nggak sadar emangnya?"Tika mengernyit.
"Nggak sadar gimana?"
"Kalau aku memperlakukan kamu sebagai orang paling berharga bagi abang."Kata abang membuat Tika berhenti mengunyah, memandang tepat di kedua mata hitam abang yang kelam.
"Dari reaksi kamu, sepertinya mau jawab tapi ragu. Nggak jawab kamu merasakannya."Abang genggam tangan Tika.