Mari di ingatkan kembali, jika abang dan Tika bukanlah sepasang kekasih yang saling mencintai kemudian menikah. Mereka itu bertemu ketika kuliah yang mana waktu itu Tika sudah banyak di incar oleh teman seangkatan dan kakak tingkat, sedang abang sendiri berbeda kampus dengan Tika saat itu.
Namun karena tangan tuhan menakdirkan untuk keduanya bertemu dan saling mengenal, abang jatuh cinta lebih dulu dengan perangai Tika.
'Pantas saja waktu itu banyak sekali yang mendekati Tika selayaknya lebah madu bertemu bunga bersari yang melimpah.'
Pikir abang ketika itu yang masih pada ketakutannya di tolak oleh lawan jenis, badan boleh tinggi besar tapi nyali abang segede biji kacang hijau untuk mengakui jika diri mencinta pada Tika.
Pada akhirnya abang hanya bisa menjadi kaka angkat, dia berkata pada Tika jika dia itu seperti adiknya, Hana. Padahal berbeda jauh, si Hana mana bisa bersikap seperti Tika kepada abang.