Abang kembali dalam kepanikan, membawa tubuh Tika dalam gendongan dan menuruni tangga perlahan. Dia memanggil Rahmat meminta tolong.
"Ayah!! Ayah tolong yah!! Istri aku, istri ku berdarahh..."Suaranya meninggi.
Rhmat dan Farrel yang ada di ruang tamu segera bangkit menuju suara langkah tergesa itu, di sana abang membawa tubuh Tika yang tidak sadarkan diri itu dalam gendongan dengan basah di baju ungunya. Di sana ada basah berwarna merah dan ketika sampai di hadpaan mereka, baunya baru saja tercium.
"Apa ini, kenapa sama istri kamu?"
"Nggak tahu yah, Farrel tolong bilang supir buat siapin mobil. Aku ke rumah sakit dulu, ya Tuhan aku lelah dengan ini."
"Yang kuat, yang sabar bang. Jangan begitu, semua pasti baik-baik saja. Ini semua cobaan, ini cobaan untuk menguatkan hati abang."
