Hana tersenyum, dia memang masih merasa tidak enak. Padahal kemarin kakak iparnya ini baru saja mengalami musibah yang mengerikan, mungkin dia tersenyum dan berkata baik-baik saja pun hanyalah kebohongan. Dia tahu rasanya membohongi diri sendiri yang sedang dalam keadaan paling kacau.
"Gapapa, mbak ke kamar saja."Usirnya secara halus karena dia, ingin sendiri.
Tika diam, dia menatap tepat di mata Hana yang memalingkan diri tidak mau balas menatap kakak iparnya itu. Tika tersenyum kemudian berbalik.
"Yaudah kalau begitu, nanti kasih tahu mbak kalau butuh sesuatu."Ucap Tika perhatian.
Tidak lama tiga laki-laki itu berdiskusi, tidak, empat laki-laki karena Rahmat hadir di sana untuk memberikan pengertian pada tiga laki-laki emosi terhadap predator laknat yang bisa hidup tenang di dunia ini setelah membuat hidup orang lain tersiksa hampir tahunan.