Dan pada hari itu juga, Narti bersujud di atas tanah berterima kasih karena mereka tidak akan tidur di pinggir kali dengan alasa seadanya dan mungkin saja dia akan menyerah membantu anak-anaknya. Menangis dengan begitu sesak melepas semua kesakitan tertahan yang selama ini Narti tahan, mengingat itu semua dia semakin mengeratkan pelukannya pada istri Farhan.
"Bu, saya berterima kasih banyak."Setelah mengucap itu, Narti menatap ke arah abang dan membungkuk mengatakan hal yang sama.
"Pak, saya sekali lagi, mungkin beribu kalinya berterima kasih. Jika waktu itu tidak bapak bantu pindahkan kami ke gedung yang lebih layak, saya mungkin sudah memilih gantung diri."Akunya akan masa lalu kelam yang dia miliki.
Narti pernah memikirkan itu, mengahbisi nyawanya sendiri dari pada melihat anak-anak tersiksa kelaparan karena salahnya.
"Ibu jangan bilang begitu..."