Mata Tika bengkak sudah seperti sehabis baku hantam, padahal sekarang dia sendiri tengah memeluk tubuh kakaknya, sedang Tara berada di sisi lain Tika juga memeluk. Ada basah di sudut mata bang Tara, eh bukan, sekarang Tara ganti panggilan jadi Aa. Sudah seperti Aa Rafathar.
Lutfiya sebenarnya geah dan ingin ke kamar mandi, tapi adiknya itu tidak mau melepaskan. Katanya dia rindu sampai rasanya tidak mau terpisahkan, sudah cukup kejadian tadi masih meninggalkan jejak ngeri di mata Tika yang sudah lebih tenang.
"By, kakak kamu mau ke kamar mandi. Lepasin dulu, sini sama abang aja..."rayu abang kepada istrinya yang menggeleng kuat dan malah menyembunyikan wajahnya di lengan Lutfiya.
Tika benar-benar masih syok, kakiny ajuga masih terasa lemas sekali karena berlari dalam keadaan mental tertekan takut akan di temukan oleh para penculik itu.
"Sini sama Aa saja, kasian kakak kamu mau boker. Nanti cepirit di sini, malunya kita semua."Kata Tara mencoba untuk bercanda pada sang adik.