Hana sampai di rumah sakit, dia belum bisa menghubungi abangnya. Jadi akhirnya menyuruh bu Ipah mencari dengan membawa ponsel lamanya, dia mencari di bagian UGD dan bu Ipah mencari ke bagian dokter spesialis.
Masih dengan tampang kacau serampangan, dia naik mobil juga dalam keadaan ketakutan. Dan sampai kakinya di ruang bedah, dia melihat seorang pria dengan baju berantakan menyisakan darah. Di sana dia menunduk memeluk dirinya, ketika langkahnya sampai di sisi tubuh abang Hana mendengar isakan memilukan yang tertahan.
"Bang... maaf, maafin Hanaaa....hihhkkksss..."
Hana merengkuh tubuh Farhan, dia baru kali ini melihat keadaan begitu putus asa seperti bukan abang sekali. Sudah sangat lama keadaan ini tidak pernah terjadi, itu artinya Tika memang seseorang yang sangat berarti bagi abang dan dia hampir saja membuatnya celaka karena amarahnya.