Yang di panggil di lantai bawah kaget, Hana sedang minum dan abangnya berteriak dari lantai dua dengan begitu keranya sampai rumah menggemakan aspirasi kalau abang bakalan jadi. Eh, bukan aspirasi tapi abang sedang kepalang bahagia di mana sekarang memeluk tubuh istrinya di atas ranjang.
Memberikan ciuman ke pipi sang istri yang lemas tidak berdaya, dia juga menciumi seluruh permukaan wajah Tika tapi lebih lama ketika sampai di bibir. Itu sudah biasa, karena seperti magnet antara selatan dan utara bertemu abang jadi tertarik untuk menempel terus pada bagian kenyal ini.
Tika yang sudah pusing, kepalanya carut marut tidak tau lagi harus menolak atau menerima kehamilan ini. Ingat di awal Tika tidak mau punya nak lebih dulukan. Dia masih belum yakin dengan pernikahannya ini jika sudah ada anak lebih dulu, tetapi ketika di ingat dan di pikir-pikir. Rumah tangganya berhasil menyembuhkan dia dariluka di tinggalkan Fahri dengan cepat.