Kemudian diam, Reza tidak tau harus apa lagi agar menahan Fahri untuk setidaknya mengobrol bersama dirinya. Kehilangan Fahri sebagai CEO di perusahaan miliknya membuat Reza sadar, hanya putra sulungnyalah yang mampu. Dia tidak serakah dan tekun dalam pekerajaan, mencari Fahri yang bersembunyi di kampung dengan lokasi industri memudahkan dia mencari menggunakan koneksinya.
Namun ada syarat untuk itu, Fahri tidak ingin media mengetahui jika dia kembali ke perusahaan. Cukup diamkan, tidak usah ada gembar gembor berlebihan.
Fahri bangkit karena sadar sudah tidak ada lagi yang perlu di lakukan, pamit pada papanya. Namun sebelum itu, suara Reza membuat Fahri tertegun sepersekon kemudian menyeringai dan menoleh menatap sang papa.
"Jika ada masalah, kamu bisa tanyakan pada papa."
"Sejak kapan papa peduli, nggak usah bermain sandiwara sebagai orang tua yang baik. Aku baik-baik saja dan akan bereskan sendiri, itu sudah biasa."Jawab Fahri arogan, tentu reaksi yang wajar.