"Nanti kalau kita punya anak, kita bawa kesini juga sekalian."Ucap abang tiba-tiba membahas perihal anak.
Tika terkekeh, dia tatapi bangunan-bangunan yang serupa dengan gedung-gedung flat eropa jaman dulu. Kalian pasti taukan, bagaimana bangunan yang model eropa dulu yang masih terawat menjadi apartemen ataupun flat mungkin.
Itu terlihat indah dan rapih, Tika suka. Kemudian menjawab ucapan abang yang random itu.
"Iya, nanti kita bawa anak kita kesini."Jawab Tika sekenanya, dia belum terpikirkan untuk punya anak.
"Jawabnya gitu banget nadanya, kamu emang nggak mau punya anak?"
Tika angkat kedua bahunya sambil bilang."Bukan nggak mau, aku maulah punya anak. Tapi bukan sekarang, abankan tau..."
Farhan mengangguk mengiyakan, dia lupa tentang alasan dimana Tika masih masa berkabung di tinggalkan Fahri kala itu, membawa trauma baru. Tika nggak mau cepat-cepat punya anak kalau nanti bisa-bisa dia di tinggalkan lagi. Walau abang nggak akan ninggaling Tika sampai ajal menjemput.