Seorang gadis berjalan mengendap-ngendap dilorong bangunan tua itu. Pukul 11 malam, hutan terasa sangat sunyi. Suara-suara binatang malam perlahan mulai terdengar. Gadis itu kembali menengok kanan-kini memastikan bahwa lorong ini kosong.
Dari jarak lima meter dari tempatnya berdiri gadis itu dapat melihat sebuah pintu dari besi yang sudah berkarat. Semoga saja dibalik pintu besi itu ada secerca harapan.
Tapi sial!! Sepertinya keberuntungan tidak berpihak padanya malam ini.
Setelah mengintip disela-sela pintu gadis itu menahan nafas. Dibalik pintu ini terdapat kurang lebih duapuluh orang berbadan kekar yang sedang bermain kartu. Sebagian tidur mungkin mereka bergantian untuk berjaga, sebagian lagi tengah merokok disudut ruangan.
Botol-botol kosong dan putung rokok tersebar dimana-mana, bekas bungkus makanan juga mereka abaikan diatas meja. Gadis itu mendengus kesal kenapa harus ruangan kotor yang dia temukan. Sangat menjijikan, membayangkan menginjakkan kaki disana saja sudah membuatnya mual. Bagaimana bisa mereka betah ditempat seperti itu.
Kembali mengawasi keadaan setempat. Gadis itu akhirnya mendapatkan cela untuk kabur tanpa ketahuan. Dia hanya perlu mengendap-ngendap tanpa suara dan lewat dibelakang mereka.
Gadis itu kembali menarik ucapannya jika keberuntungan tidak berpihak padanya. Ternyata salah sekarang keberuntungan ada padanya. Entah karena apa mereka yang ada diruangan itu dengan kompak duduk menghadap arah barat. Menjadikan cela untuk gadis itu kabur dari sisi timur.
Cratakk!!
Gadis itu menahan nafas. Botol sialan!!
Semua pasang mata tertuju pada gadis yang beberapa detik lalu menginjak botol kosong.
Ternyata kabur diam-diam tidak semudah itu. Rencana yang yakin akan berjalan mulus menjadi sebaliknya.
"Tratando de escapar, señorita?"
Sialan!! Itu bahasa asing.
Sebenarnya dimana ini?!
Gadis itu maju dengan terang-terangan didepan duapuluh orang itu tanpa takut. Mengangkat dagunya tinggi dengan wajah sedingin es. Tanpa menunggu orang-orang berbadan besar itu menyerang.
Mendapatkan pukulan yang berhasil gadis itu tangkis. Tidak ingin kalah gadis itu memukul dada lawannya tapi, gagal lawannya berhasil menghindar dengan sempurna seakan-akan bisa membaca pergerakan gadis didepannya.
Berkali-kali gadis itu gagal dengan pukulannya dan berakhir memukul udara kosong. Dan berkali-kali juga gadis itu tersungkur ke lantai.
"Kalian membuatku marah,"
Tidak ingin menyerah gadis itu kembali bangkit dan melayangkan tendangan. Tapi sama seperti sebelumnya gerakan gadis itu bisa ditangkis dengan mudah. Tersungkurlah lagi gadis itu ke lantai yang membuat baju gadis itu penuh dengan debu.
Sesekali gadis itu meludah karena debu berhasil masuk kedalam mulutnya.
"Sial." Umpat gadis itu. "Akan ku bunuh kalian semua."
Gadis itu kembali menyerang. Memukul. Menendang. Menggampar. Semua dilakukan gadis itu. Ruangan yang awalnya berantakan kini semakin berantakan. Gadis itu menepuk bajunya yang kotor.
Mengusap sudut bibirnya yang robek. "Kesabaranku habis."
Gadis itu maju tangan kanannya siap memukul wajah orang didepannya. Seperti dugaan orang itu berhasil mengelak. Gadis itu menyeringai tangan kirinya dengan cepat memukul tepat dihidung lawannya. Seketika orang itu tersungkur kelantai dengan darah yang mengalir dari hidungnya.
Tidak menyia-nyiakan waktu gadis itu kembali menendang orang yang mendekat padanya. Kembali dengan teknik tipuan. Gadis itu membuat beberapa orang terbaring lemah dilantai bahkan ada juga yang pingsan.
Lima menit berlalu gadis itu berhasil menumbangkan semua orang berbadan kekar itu.
"Dasar!!" kata gadis itu menendang orang didepannya keras. "Badan doang yang gede tenaga nol."
Gadis itu memandang orang-orang yang mengadu kesakitan dilantai. Tapi kemudian mata gadis itu memincing menatap benda yang sangat aneh dimatanya.
"Ini pisau?" gumannya lalu menatap orang yang hampir mati disampingnya. "Darimana kalian mendapatkan pisau mematikan seperti ini? Apalagi untuk melawan seorang anak-anak."
"Salah satu pisau paling mematikan di dunia yang dibuat pada tahun 1967 dan dipakai sampai tahun 2002. Lihat dua sisi tajamnya plus bagian bergerigi di belakang. Ditusuk dengan pisau ini tentu sakitnya luar biasa, bukan? Apalagi dengan gerakan menggergaji memanfaatkan bagian belakangnya. Aku beruntung tadi sempat menendang pisau ini sebelum menembus dadaku. Seharusnya pisau ini sudah dimusiumkan." Gadis itu menyeringai. "Benarkan?"
Gadis itu menganyunkan pisau ditanganya didepan wajah orang disampingnya. Otomatis orang itu memekik kaget. Gadis itu menyeringai.
"Where is this?" Tanya gadis itu para seorang pria dengan rambut pirang. Orang itu bungkam menatap tajam gadis itu. Lebih tepatnya enggan untuk menjawab.
"Don't want to say it." gadis itu menyeringai. Tidak ada pilihan dia harus segera keluar dari tempat ini. "then just die."
Jlebb!!
Pisau itu berhasil menembus jantung pria itu dengan sekali tusuk. Dan mati seketika. "I will ask again so please answer honestly."kata gadis itu mendekat pada seorang pria dengan wajah yang sudah lembam tak berbentuk. "Where is this?"
Gadis itu melepas jaket yang sudah berlumuran darah sembarangan menyisahkan celana jeans dan kaos hitam. "Melihat dari wajah sepertinya kalian ini tergolong orang setia pada majikan ya. Walaupun aku mencongkel mata dan memotong kaki kalian pun kalian tidak akan buka mulut."
"Then let's see how long you will be quiet."
To be continued...