Chereads / Hingga maut yang memisahkan kita / Chapter 29 - Permainan terakhir

Chapter 29 - Permainan terakhir

Devina tersenyum memandang pantulan dirinya didalam cermin.

"Let's play,Delila...for our last game..."desis Devina dengan senyuman seringaian di balik wajah cantiknya

"Permainan ini harus segera berakhir ..."

Lalu membetulkan letak bajunya dinas kesehatannya sebelum berjalan keluar,menyambar kunci mobilnya.

***

"Permisi....Bapak atau ibu nya ada di rumah..,mba..??"tanya wanita yang terbalut dalam baju dinas kesehatan itu sopan kepada Dewi yang kebetulan lagi menyapu halaman depan rumah Farrel dan Novi.

"Ngga ada mba...!"sahut Dewi polos dan singkat dari jauh,dan tidak berani mendekati pintu terali besi pagar rumah.

Dewi teringat pesan Farrel dan Novi untuk tidak membukakan pintu bagi siapapun itu saat mereka tidak ada dirumah,karena kata dokter Novi ada orang gila yang mengintai mereka mengingat orang yang menabrak Novi beberapa waktu di depan pagar pintu rumah dan itu cukup membuat Dewi shock saat itu melihat Novi yang terseret oleh mobil yang tiba tiba datang menabrak mereka..!

"Ohh..kami dari dinas kesehatan,mba..ingin melakukan rapid test gratis bagi warga kelurahan disini...jadi mba wajib kita test...!!"

Dewi terdiam sejenak dan otaknya kini sedang berputar apa sebaiknya dia menelefon dr Novi dulu..?

"Tapi....ibu dan bapak lagi tidak ada di rumah,mba..."tolak Dewi masih dalam posisi berdiri yang jauh dari pintu pagar

"Mba tunggu aja ibu sebentar lagi pulang dari dinas...!!"

"Jam berapa ibu sampai mba...??boleh saya tunggu di dalam...soalnya disini panas sekali..sekalian saya rapid test mba dulu..."

Sekali lagi Dewi menggeleng

"Maaf mba...tidak boleh...nanti saya di marahin..."dengus Dewi mulai kesal.

"Masih banyak kerjaan saya lohh mba...!!"

"Makanya..mba baca dulu suratnya...kalau tidam pinjami dunk handphone mba..saya mau telefon ibu Novi...hp saya ketinggalan di kantor...!!"tawar wanita itu dengan wajah memelas.

Dewi akhirnya berjalan kearah wanita tersebut dan mengawasi wanita itu dengan cermat.

Tidak ada yang mencurigakan..pakaiannya dinasnya rapi dan wajahnya cantik pulak..tidak nampak seperti orang gila..!

tubuhnya tinggi semampai bak seorang model..intinya tidak seperti orang gila pada umumnya..!

"Habis hubungi ibu,mba jangan ganggu saya lagi ya..soalnya kerjaan saya masih banyak.. !"kata Dewi sambil membukakan pintu pagar

"Tapi mba tunggu di depan teras saja...!"

"Ohh..baik mba..sebentar aja kok..maaf ya merepotkan jadinya..."kata wanita itu sambil tersenyum kepada Dewi.

Senyum kemenangan yang mengerikan..!

Wanita itu mengikuti Dewi masuk pada awalnya namun dia berhenti di depan teras sesuai yang Dewi perintahkan dengan patuh menunggu disana...sedang Dewi yang masuk sendirian ke dalam rumah .

Tidak lama kemudian Dewi keluar dari dalam rumah dan melihat wanita itu tengah duduk di bangku teras menunggunya dengan sabar.

"Nih mba...jangan lama lama ya tar pulsa saya habis...!!"dengus Dewi ketus sambil menyodorkan hpnya ke tangan wanita tersebut.

"Kamu...ini cerewet banget sih mba...!!!"

Lalu wanita itu berdiri,mendekati Dewi sambil menghujamkan tikaman ke perut Dewi saat itu juga.

Dewi membelalakkan matanya terkejut sambil meringis kesakitan memegangi tangan wanita yang masih terpegang sebilah pisau yang tertusuk di atas perutnya.

"Kamu terlalu berisik,brengsek...!!"

Dengan gemas,wanita itu menarik belati yang tertancap dan menusukkan nya sekali sambil mendorong tubuh Dewi masuk ke dalam rumah.

Dan tetesan darah pun menetes disepanjang teras dan ruang tamu rumah Novi.

Devina tiba tiba mundur dengan terkejut dan baru terhenti setelah bahunya membentur lemari hias yang ada di belakangnya.

ditatapnya kedua belah tangannya yang berlumuran darah dengan pisau yang masih utuh di tangannya.

Gila..gila...kamu gila Delila...!!!siapa wanita yang kamu bunuh barusan ini...???

bukankah kita sudah sepakat hanya membunuh yang bersalah saja...Novi dan Febrian yang harus lenyap...!!!

Mata Devina terbuka ngeri saat melihat sosok wanita yang kini terhantar di lantai penuh dengan darah..!

Devina merangkak menghampiri tubuh wanita itu dengan takut dan dia merasa muak dan jijik dengan darah yang terus mengalir keluar dari leher wanita tersebut.

ada luka sayatan lebar yang mengangga panjang leher wanita itu dari sisi kiri ke kanan

"Habis dia berisik...sakit kepalaku...jadi ya dihabasi saja...ingat Devina..jika sudah jahat..jadi lah jahat sampai akhir..!!"bisik Delila sinis

"Ingat....Febrian yang sudah mencampakkanmu..dan juga Novi..wanita yang begitu digilai oleh Febrian dan Farrel...dia harus disingkirkan...!!"

Tiba tiba Devina tertawa dengan keras.

"Kamu betul Delila...jadi lah jahat sampai akhir..!!"

***

Novi merasa heran kenapa Dewi tidak mengangkat hp nya..?sesibuk itukah dia..?

tidak biasanya seperti ini..!Dan Novi pun menghubungi nomor suaminya yang kini sedang menjalani terapi sinar X dengan ditemani Wira untuk panggulnya sebelum melakukan operasi pergantian tulang panggul.

"Mas...coba suruh Wira hubungi Dewi gih...daritadi dia tidak mengangkat saat ku hubungi....!!"kata Novi mulai cemas.

"Aku...khawatir mas..terjadi sesuatu dengan Dewi..."

"Ohh..baiklah..baby..."jawab Farrel singkat dan langsung menyuruh Wira menghubungi nomor Dewi.

hasilnya sama,malah sekarang tidak bisa terhubung lagi alias tidak aktif...!

"Tidak aktif nomornya Dewi,dok....!!"lapor Wira begitu masuk kembali ke dalam ruangan praktek dr Arifin.

Aneh...!segudang kewaspadaan mulai menoreh di hati Farrel dan dia pun langsung menghubungi Novi.

"Baby...sebaiknya kamu hati hati nanti jika kamu sampai duluan dirumah sebelum aku dan Wira tiba...karena hp Dewi tidak bisa terhubung..."kata Farrel dalam nada sedikit cemas,ada firasat buruk yang melintas dalam pikirannya.

"Baik lah mas...nanti kamu dan Wira juga hati hati seumpama kaliann yang tiba duluan..."

Setelah jam dinasnya berakhir,Novi pun bersiap menuju mobilnya setelah finger print terlebih dahulu dan berjalan keluar dari poli bedah menuju lobby utama rumah sakit.

Langkahnya terhenti ketika dilihatnya Banu berdiri tegak menunggunya didepan lobby.

Novi terkejut setengah mati dan mengerjapkan mata nya berkali kali untuk memastikan itu adalah Banu..!

"Hai,Nov...apa kabar...??"sapa Banu dengan senyum khasnya sambil berjalan mendekati Novi yang masih tertegun di tempatnya berdiri.

Kacau...!!Habis perkara Febrian datang yang satu lagi..!

"Hai..Banu....apa kabar...??kok ga kabari mau datang Jakarta...??"tanya Novi dalam suara tersendat.

Banu tidak menjawab namun hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Novi.

"To surprising you..."

"Oh....yeay...I was susprised now..."gumam Novi dalam suara tertahan dengan seulas senyum di bibirnya.

"Mau pulang...?aku akan mengantarmu..."

Tanpa menanyakan persetujuan Novi,Banu langsunv meraih Novi dan membawanya keluar dari lobby rumahsakit.

"Tung..ggu...dulu,Banu...!!"protes Novi sambil berusaha menarik tangannya dari Banu.

"Aku...ada bawa mobil...dan mau menjemput Farrel..."dusta Novi untuk menghindari Banu yang kini benar benar muncul membuktikan dia tidak sedang bermain dengan ucapannya.

Banu terdiam sesaat dan menatap mata Novi,seakan mencari kebenaran dari ucapannya barusan.

"Kamu ...tidak sedang menghindariku bukan,Nov...??"

Lama Novi terdiam,otaknya sedang memproses apa yang harus di jawabnya sebelum menjawabnya lirih.

"Apa maksudmu,Banu...??kupikir kami sudah cukup jelas...aku ini istri orang..."

"Aku tau dan tidak usah kamu pertegas lagi..aku hanya ingin melihat dan mengajakmu makan ...itu saja...!"

"Tapi..bukan begini caranya Banu...!jika kamu mengajakku..maka suamiku juga harus ikut...!"sergah Novi mulai jengah dengan sikap Banu.

"Posisikan dirimu ditempat Farrel...apa kamu bisa terima kalau istrimu keluar makan dengan laki laki lain tanpa meminta ijinnya...??"

Banu terdiam sesaat,menahan amarah hingga rahangnya mengejang kuat.

"Kamu tidak perlu mendewakan suamimu didepanku,Nov...!!"

Novi kini benar benar muak dan tersinggung dengan sikap Banu yang dia rasa sudah melewati batas kewajaran.

tanpa berkata lagi dengan kesal Novi melangkah keluar rumah sakit tanpa menghiraukan Banu lagi yang terus memanggilnya.

"Nov...Novi...!!!"panggil Banu sambil berlari mengejar Novi.

"Aku minta maaf...okay...??beri aku kesempatan bicara...!"

Novi menghentikan langkahnya ,dan berbalik menghadap Banu yang kini berdiri dengan nafas yang memburu karena mengejarnya.

"Bicara lah disini..."cetus Novi tegas dan datar

"Aku menempuh perjalanan kesini..hanya demi untuk bisa makan dan mengobrol denganmu..."

"Kamu tau jelas status ku bukan gadis...yang bisa kamu ajak keluar makan setiap saat..!"protes Novi sengit

"Aku ini berstatus istri orang..bukan wanita murahan yang bisa kamu ajak dan paksa pergi bersama mu setiap saat..tolong pahami keadaan ku,Banu...kamu egois...!"

Ditengah kemarahanya yang meluap,tiba tiba handphone Novi berdering

dan ketika Novi melirik ke monitor,panggilan dari Farrel yanv masuk.

astaga..!kenapa Farrel harus menghubunginya disaat kacau seperti ini...?

"Ya mas....???"jawab Novi begitu mengangkat panggilan dari suaminya.

"Kamu dimana baby ..?"

"Masih di rumah sakit mas...tadi kebetulan saat mau keluar dari lobby rumahsakit ketemu Pak Banu..."

"Baby...ada..berita buruk..."sergah Farrel dalam nada suara yang serius dan membuat dada Novi berdengup kencang

"A...ada apa mas...??jangan membuatku takut..."

"De..dewi dibunuhh...di dalam rumah kita,baby..."

"Apaaaaaa....????"jerit Novi histeris.

"Kamu...tidak.sedang bercanda denganku kan mas...??"

Lutut Novi terasa lemas seketika dan hampir terjatuh jika Banu tidak segera monapangnya.

"Ba..ikk...aku segera pulang,mas..."

"Apa yang terjadi Nov...??"tanya Banu penasaran ketika dilihatnya wajah Novi memucat dan tubuhnya lemas.

"De..dewi....pembantuku....dibunuh di rumahku...!!"

"Ayo...aku antar kamu pulang sekarang juga,Nov.."

Banu pun membawa Novi masuk ke dalam mobilnya dan membawa Novi pulang.

Setelah melewati tiga puluh menit perjalanan,akhirnya Novi tiba di dirumahnya dengan Banu.

Rumahnya telah ramai oleh polisi dan sudah dikelilingi police line.

Novi melihat Farrel berada di dalam rumah tengah berbicara dengan seorang aparat.

"Mas....!!"panggil Novi ketika menghambur masuk ke dalam rumahnya.

dilihatnya mayat Dewi masih tergeletak diatas lantai ruang tamunya hanya ditutupi oleh kain putih.

Farrel menoleh seketika dan melihat Novi datang bersama Banu.

namun Farrel berusaha bersikap sportif dengan menyapa Banu.

"Apa kabar,pak Banu...??"

"Baik dr Farrel..."jawab Banu dengan senyum khasnya.

Polisi yang melihat kedatangan Banu yang masih lengkap dengan baju dinas dan pangkat di bahunya langsung memberi hormat kepada Banu.

"Boleh saya lihat kondisi mayat korban...?"tanya Banu kepada polisi yanh berada disamping Farrel dan langsung di persilahkan untuk melihat langsung kondisi mayat Dewi.

Banu membuka kain putih penutup mayat Dewi.dan terkejut begitu melihat sayatan lebar dileher Dewi.

"Luka sayatan yang sama persis....!!!"desis Banu dan menutup kembali mayat Dewi

"Lukanya sama persis dengan luka sayatan di leher istri dan anaknya Darto,salah satu kawanan tersangka yang memukul dan membakar mobil anda,dr Farrel...."

Farrel dan Novi tertegun mendengar apa yang di ucapkan Banu barusan.

"Artinya ...pembunuhnya..orang yang sama...??" cetus Novi dengan tubuh yang bergetar menahan ngeri sambil merangkul lengan Farrel.

"Sepertinya..dia memburuku dan ini peringatan kerasnya,mas..."

"Tenanglah ,baby...aku rasa...aku akan menemui Febrian untuk memintanya memancing Devina keluar dari persembunyiaannya..."sahut Farrel was was sambil membelai lembut kepala istrinya.

Terus terang,Farrel mulai khawatir dengan wanita yang mempunyai obsesi yang sakit ini karena dia tidak akan segan segan terhadap lawannya apalagi kegilaannya ini makin meluas.

"Kita harus berhati hati....karena bisa saja dia ada disekitar kita sekarang..."

Novi mengangguk pelan.

"Tapi..apakah Rian mau membantumu,mas...?"tanya Novi ragu ragu.

"Mau tidak mau..dia harus bertanggung jawab...!!karena dia yang membawa wanita gila itu kembali kesini...!!"dengus Farrel kesal.

"Aku..hanya cemas akan keselamatanmu saja,baby...dia tidak akan melukai aku..sebab aku lah obsesinya..."

"Aku tidak peduli apapun kegilaan dan obsesinya..."

Novi membuka lengannya dan merangkul leher suaminya.

"Asal kita menghadapinya bersama...aku tidak takut mas...sebab aku kali ini tidak akan membiarkannya mengambil milikku lagi...!"

Farrel memeluk erat Novi dalam pelukannya sambil memberikan kecupan ringan di kening istrinya.

Dan Farrel tau...Banu tengah melirik kesal kearah mereka.

Ya Farrel sengaja menunjukkannya secara tidak langsung,bahwa wanita ini adalah miliknya..!

Setelah memberikan keterangan,malam ini Farrel dan Novi harus menginap di rumah orang tuanya karena rumah mereka masih dalam pengawasan polisi.

"Kamu pulanglah dulu ke rumah papa,baby...aku mau menemui Rian dulu..."

kata Farrel ketika mereka berada di dalam mobil.

"Ikutt...."sungut Novi manja.

"No baby...!!"

"Lohh emang kenapa mas....???"protes Novi penasaran.

"Jangan menyulut kecemburuan suamimu,baby...!!aku tau Rian itu gila dan tidak segan segan menyabotase kamu....!!"

Novi membelalakkan matanya tidak percaya dengan apa yang diucapkan Farrel barusan

Cemburu...?Ya Tuhan..dia tidak menyangka suaminya bisa cemburu juga..!dan tanpa disadarinya dirinya terkekeh sendiri

"Ouchhh...how come you are so sweettt,

my man....."goda Novi sambil mencubit lembut kedua belah pipi suaminya dengan gemas.

Wajah Farrel merona merah seketika sambil melepaskan tangan Novi dari pipinya.

"Sudahlah baby...jangan usil...!!"

"Tapi kan mas juga disana...!"sungut Novi manja sambil menyerunduk masuk ke leher suaminya.

"Ikutttt...pokoknya ikutt...!!"

Biasanya kalau Novi sudah begini,Farrel akan menyerah.

"Baiklahh....tapi kamu harus jaga jarak dari Rian...!!"

Novi sebenarnya ingin tertawa melihat tingkah suaminya namun ditahannya supaya bisa ikut ke rumah mertuanya..!

"Baiklah suamiku sayang....aku akan terapkan social distancing,pake masker bila perlu face shield sekalian....!"

Farrel menatap horor kearah Novi sekarang,namun tak lama kemudian dia merasa geli sendiri dan tertawa sendiri.

Direngkuhnya Novi ke dalam pelukannya sambil mendaratkan ciuman ringan diatas kening istrinya.

"Taukah kamu baby..belakangan ini kamu sangat menyusahkanku dengan penggemar penggemarmu itu..."keluh Farrel sambil tersenyum pahit.

"Tidak kamu sadarikah reaksi Banu tadi saat kamu merangkul manja padaku...??"

Novi mengangguk.

"Aku tau mas..."

"Setelah masalah Devina selesai...aku rasa..dia tidak akan punya alasan lagi untuk menjumpai mu,baby..."

"Aku...juga berharap...dia bisa menemukan orang yang pantas untuknya...yang pastinya..bukan istri orang…."

Farrel tersenyum sambil membelai wajah istrinya dengan lembut.

"Haizz....siapa suruh aku memilih istri yang secantik ini..makanya selalu jadi rebutan orang..!"

Novi tersenyum saat mendengar keluhan suaminya sambil menangkupkan wajah Farrel untuk menatapnya

"Namun..hanya seorang Farrel Baskoro yang bisa memiliki Novianty Kristy...."

Farrel tersenyum tipis menanggapi rayuan istrinya.lalu diciumnya bibir istrinya dengan mesra

Ketika mereka sampai di rumah orangtua nya,Febrian sedang tidak ada di rumah.

"Rian sedang keluar...."ucap ibu Farrel acuh tak acuh ketika mereka duduk di ruang tamu sedang ibu dengan matanya yang masih melekat pada tv di depannya.

"Mungkin sedang mencari kesenangan dengan teman temannya sebelum kembali ke Amerika ....!!"

"Amerika..??buat apa disana Rian,bu..?"tanya Farrel heran

"Bukan kah itu lebih baik untukmu ,Farrel...??supaya adikmu tidak mengusik istrimu lagi..!"dengus ibu ketus

"Bu....!!" sergah Novi mulai jengah dengan tingkah mertuanya yang selalu memusuhi Farrel ,lidahnya setajam silet...dan setiap ucapannya selalu menyudutkan suaminya.

kadang terbersit di hati Novi,apakah suaminya ini benar anak kandung mertuanya.

"Ibu tidak usah selalu membawa bawa aku dalam masalah ini lagi..itu sudah menjadi masa lalu..!!"

Lalu Novi pun beringsut bangun dari sofa dengan marah.

Melihat kemarahan Novi,ibu makin mengganas.lalu di banting nya remote control tv nya dengan gemas.

"Ya..semenjak mengenalmu..kedua putraku harus berperang dingin karena memperebutkan mu..!!"

"Jadi menurut ibu ini salahku dan Rian tidak punya andil sama sekali atas apa yang terjadi padaku dulu..??" balas Novi sengit.

"Sekali lagi ibu memperlakukan mas Farrel dengan tidak adil....kupastikan mas Farrel tidak akan menginjakkan kakinya di rumah ini lagi...!!"

Farrel tertegun melihat kemarahan istrinya dalam membelanya hingga tidak sanggup berkata apapun.

Tanpa menunggu lagi,Novi memerintahkan Wira untuk mendorong kursi roda Farrel keluar dari rumah mertuanya.

"Hhuhh .!!!kamu kira dirimu siapa..???teriak ibu gemas

'Berani beraninya mengancamku..!!'

Namun Novi tidak menghiraukan teriakkan mertuanya lagi dan membawa suaminya keluar dari rumah orangtuanya.