Chereads / Hingga maut yang memisahkan kita / Chapter 24 - Hanya kamu rumahku kembali

Chapter 24 - Hanya kamu rumahku kembali

"Dont't surrender even in the darkness...there is still remain a speack of light .."

Novi beranjak masuk ke kamar mandi,menutup pintu ,membuka kran bath tub sebesar besarnya ,melepas baju dan masuk ke dalam tub setelah menuangkan bathfoam.

Novi merendam tubuhnya sampai sebatas leher ,menutup matanya rapat menikmati hangatnya air diatas kulitnya cukup untuk mengusir kekalutan di dalam kepalanya .

Sungguh gila...didalam kekalutannya kehilangan Farrel tiba tiba muncul Banu yang menyatakan perasaan nya meski baru dua atau tiga kali mereka bertemu.

bayang Febrian muncul,dan Banu benar benar seperti Rian..begitu meledak ledak dan apa yang terlintas di pikirannya itu yang langsung hendak diwujudkan..namun setelah itu cinta mereka begitu rapuh.

Tidak seperti Farrel,cintanya tidak menuntut apapun,tulus dan tanpa pamrih..dan itu lah yang membuat dirinya begitu jatuh cinta pada Farrel pada akhirnya.

Tiba tiba handphone Novi berdering ,Novi melihat ke layar monitornya...itu dari Banu!

Novi mengangkatnya

"Ya..Banu...??sudah sampai rumah..?"

"Still on my way...kamu baik baik saja...?"tanya Banu dalam nada bersalah dan sedikit khawatir.

"Oh...it's fine..."jawab Novi singkat

"Ada yang hendak aku katakan padamu,Nov .."

"Katakan lah..."

"Maaf..meski aku tau..pada akhirnya akan kalah,namun aku ingin kamu tau bahwa aku benar benar jatuh cinta padamu..."

"Banu....kamu mengingatkanku pada Febrian..begitu meledak ledak...dan mungkin kamu sendiri pun tidak yakin pada perasaanmu sendiri..."

Novi melayangkan ingatannya kembali pada masa masih bersama Febrian ..begitu indah dan Febrian memang membuktikan cintanya...namun pada akhirnya dia tinggal dengan sebuket bunga sialan dan secarik kertas permintaan maaf..!dan semuanya selesai begitu saja..dan hingga kini Novi belum bisa memaafkan Febrian..!

"Aku bukan Febrian..."

Novi tertawa lembut,dia tau Banu tidak suka disamakan dengan Febrian

"Bagaimana ..jika...Farrel tidak bisa ditemukan..apakah kamu akan membuka hatimu untukku..??"

"Banu...please..!"rintih Novi ketakutan.dia takut sekali jika Farrel tidak ditemukan.apapun itu..cintanya hanya untuk Farrel.

"Maafkan aku..."desah Banu lembut.

"Tidurlah...besok aku akan menjemputmu..."

"Tidak apa apa...aku bisa sendiri dengan ditemani pak Santo...bukankan kamu besok dinas..?"sergah Novi cepat karena dia ingin mencari Farrel besok sendiri apapun dan dimanapun disudut kota Bandung akan dia telusuri.

"Kamu tidak ingin aku temani...?"

"Banu...it's not like that...kamu juga punya tanggung jawab bukan di kantor...??so thinking positive..please .."

"Baik lah...setelah selesai aku akan menyusulmu,Nov..."

"Okay....good night..."ucap Novi sebelum mengakhiri pembicaraannya dengan Banu

"Night too...."

Novi memutar lagu 'the hardest day 'yang dinyanyikan Farrel untuknya sehari sebelum peristiwa naas itu.airmata jatuh bergulir di pipinya.

"Kamu sudah berjanji..tidak akan meninggalkan ku,mas...karena hari itu akan menjadi hari tersulit bagimu...cepatlah kembali padaku...."desah Novi pilu sambil memandangi gelang pemberian Farrel.

"Still locked...i'am still yours,Farrel Baskoro...my man...my shield to the world.."

Novi sudah terbangun sejak jam enam pagi dan telah bersiap untuk mencari Farrel dimulai dengan menelusuri setiap klinik dan rumah sakit yang ada di Bandung.

dan Novi telah melakukan pendataan nama nama klinik dan rumah sakit yang akan di datangi nya.dan hasilnya mencapai lima puluh nama klinik kecil beserta rumah sakit yang ada..!

Novi meraih kalung rosarionya,sambil memanjatkan doa sebelum melakukan perjalanan mencari Farrel.

"Bunda Maria,bunda suci tak bernoda asal...bimbing lah hamba hari ini..tunjukkan jalan mu untuk dapat menemukan suami hamba..karena dia lah rumah dimana seharusnya hamba kembali...melalui perantaraanmu kepada putramu Yesus Kristus..hamba berserah kepadamu..amin.."

Dengan penuh keyakinan,Novi bangkit dan menyambar tas nya keluar dari kamar untuk memulai perjalanan mencari Farrel.

Novi memulai dengan mengunjungi beberapa klinik kecil dan rumah sakit yang sejalan supaya pak Santo tidak kecapaian.

dan telah sepuluh klinik dan rumah sakit yang mereka telusuri namun masih belum dapat mendapat titik terang sama sekali.

Novi mulai putus asa,namun pak Santo segera menghibur nya.

"Bawa dalam doa dok....kita pasti bisa temukan dr Farrel...percayalah..."

"Terima kasih pak..."desis Novi lemas disela helaan nafasnya.

****

Farrel mengalami komplikasi akibat bekas luka tikaman yang menembus ulu hatinya,hingga kerusakan hatinya kini mencapai 40% ,serta keretakan pada bagian tulang panggulnya membuatnya semakin tersiksa dengan rasa sakit dan nyeri di seluruh bagian tubuhnya.

Farrel mengidap Paget deasease dimana tulangnya mengalami gangguan pada proses regenerasi tulang yang cepat, hingga tulang tumbuh tidak sempurna,mudah rapuh dan bengkok.dan itulah yang dialami oleh kakinya,dan selalu merasakan nyeri.

kali ini,Farrel merasakan adanya keretakan pada tulang panggulnya didukung paget deasease yang di idapnya,rasa kesemutan dan nyeri yang berlebihan begitu dirasakannya kini.sangat tersiksa ...!

Farrel merintih kesakitan sepanjang hari hingga berkeringat dingin.

dan Wira pun kelabakan.dia merasakan penyakit majikannya ini bukan main main lagi...dan dokter Novi harus segera tau dimana mereka berada sekarang.

"Aku..bu..butuh...mor..morphine....!!!"rintih Farrel kesakitan sambil memegang tangan Wira kuat,dengan tubuhnya yang penuh keringat dingin menahan kesakitan dan nyeri serta mengeluarkan sedikit muntahan darah.

"Pang...panggilkan suster,Wir...."

Wira pun mengangguk panik dan berlari keluar mencari perawat

"Sus...too.tolong...dok..dokter Farrel kesakitan dan memuntahkan darah..!!"teriak Wira panik kepada suster yang berjaga.

Seorang perawat pun bergegas masuk ke ruang ICU untuk memeriksa Farrel.

"Sa...saya..bu..tuh suntikkan mor..phine. sa..kitt..."keluh Farrel dalam nafas memburu dengan wajah memucat dan keringat yang terus turun mengalir dari pelipisnya.

Sang perawat pun menekan bel ke ruang perawat.tak lama kemudian seorang perawat menyusul masuk ke ruangan ICU.

"Ada apa sus...??"tanya perawat yang baru masuk.

"Segera hubungi dokter incharge dan dokter Makmur...dr Farrel butuh penanganan segera..!!"ucap sang perawat yang tengah memasang kembali oksigen regulator setelah membersihkan muntahan darah dari mulut Farrel.

sang perawat itu pun segera berlari keluar dan menghubungi dokter makmur.

Tak lama dokter incharge masuk ke dalam ruangan dan mengecek kondisi Farrel.

"Sudah hubungi dokter Makmur kah...??"tanya dokter Andi yang bertindak sebagai dokter incharge kepada perawat yang berdiri di sampingnya.

"Sudah kami coba hubungi dok...tapi dokter Makmur tidak dapat terhubung..!"

"Seperti nya terjadi hemobilia di trias..!!"sahut dr Andi karena melihat Farrel mengalami hematesis (muntah darah)yang biasanya diawali oleh rasa nyeri.

"Pasien membutuhkan hepatic packing sekarang...!segera hubungi dokter Makmur kembali dan siapkan OK...cito..!"

seorang perawat tampak sibuk menghubungi manajemen rumahsakit untuk coba menghubungi dokter Makmur kembali karena ada pasien gawat yang membutuhkan tindakan medis darurat hepatic packing untuk menghentikan pendarahan.

Novi dan Banu tiba di lobby rumah sakit yang cukup terkenal di Bandung dan berhenti di receipcionist untuk mencari informasi pasien .

Sebenarnya Novi sudah merasa lelah dan sedikit putus asa karena sudah dua puluh klinik dan rumah sakit yang dia masuki namun petunjuk akan kemungkinan Farrel di rawat disana tidak ada sama sekali.

"Selamat sore mba...boleh bertanya soal info pasien...??"tanya Novi sambil berusaha tersenyum pada seorang wanita muda yang duduk di meja panjang receipcionist rumah sakit.wanita tersebut sepertinya tengah sibuk menghubungi seseorang lewat telefon yang kini tengah menempel disisi cuping telinga kirinya.

"Oh iya bu..silahkan duduk dulu..."sapa wanita itu dengan seulas senyum kepada Novi dan Banu yang dalam pakaian dinasnya,mempersilahkan mereka duduk dahulu.

"Maaf..sebentar ya bu..."

Wanita muda itu langsung berdiri dan memanggil salah satu staff lainnya di dalam ruang staff khusus, seperti hendak berpesan sesuatu yang penting.

"Ndah...tolong kamu segera hubungi dokter Makmur,spesialis bedah....ada pasien nya di ICU..butuh penanganan hepatic packing...!!"pesan wanita muda itu kepada rekannya.

Berdesir hati Novi begitu mendengar apa yang dikatakan wanita tersebut pada rekannya barusan.dan Novi tidak tau kenapa hatinya tiba tiba berdebar tidak karuan.

"Nov...kamu baik baik saja..??"tanya Banu ketika melihat perubahan dalam diri Novi yang tampak gelisah.

"Entahlah...mungkin..aku kecapaian..."sela Novi sambil mengusap keningnya.

Tiba tiba seorang perawat datang dengan membawa sample darah dalam langkah terburu buru menyapa wanita tadi.

"Ir...tolong suruh orang antarkan sample darah pasien ini ke lab segera..sebelum masuk ke ruang OK...kami mau mengetahui pasti berapa jumlah leukositnya sekarang...!!"

Novi dapat membaca situasi ini.keadaan darurat di ICU...hepatic packing...?apakah pasien rupture hepar..yang dikenal dengan cedera hati..?

"Iya sus....kami juga tengah berusaha menghubungi dokter Makmur...!!"sergah wanita itu sambil mengambil sample darah dari tangan perawat tersebut dan memberikannya pada seorang staff pria untuk diantarkan ke bagian lab sekarang juga.

"Duh...gimana sih pelayanan rumah sakit ini...??dengus Banu kesal ketika melihat para staff lebih sibuk dengan urusan mereka sekarang

"Sst...jangan marah...seperti nya pasien yang mereka bahas benar benar gawat,Banu...!meski aku belum menyandang resmi gelar dokter bedah....aku tau pasien ini mengalami pendarahan pasca laparotomi cedera hati nya..!"bisik Novi untuk mencegah Banu protes kepada mereka.

"Bersabar lah..nyawa pasien lebih utama..!!"

"Huhh...dasar dokter.."protes Banu setengah bergurau kepada Novi disela seringaian senyum nya.

"Oh ya Ir...nanti pesankan ke dr Eric Panjaitan ,spOT untuk standby serta bagian radiology...bilang ke dokter Eric,pasien cito ini mengalami cedera panggul di perburuk oleh penyakit paget deasease yang dideritanya...!"

lalu perawat itu berlari ke dalam,mungkin menuju ruang ICU.

"DEGGG...!!"jantung Novi berdengup kencang saat mendengar apa yang barusan diucapkan oleh suster itu barusan.

"Paget deaseass...??"desis Novi dengan tubuh bergetar,tangannya langsung dingin dalam kepalannya.

"Susterrr...."panggil Novi tiba tiba sambil berlari memburu perawat tadi.

dan perawat tadi pun menoleh terkejut kearah Novi.

"Ma..maaf..sus...suster..apa...pa..pasien..kakinya bengkok sedikit..??"tanya Novi dalam nada tersendat,matanya serat dengan airmata.

"Astaga Nov.....!ada apa denganmu...??"sergah Banu kaget menyusul Novi yang tiba tiba memburu sang perawat.

"I...ituu...pas..pastii Farrell...!Farrel pengidap paget deasease,Banu...!"

Sekarang perawat itu yang melongo terkejut melihat kearah Novi.

"Benar..sus...kakinya bengkok sedikitkah..??"tanya Novi setengah antusias dan frustrasi sambil memegangi lengan sang perawat.

"I...ibu...siapanya dr Farrel...??"tanya suster dalam nada tersendat.

Kepala Novi bak di sambar petir,ketika perawat itu menanyakan dirinya siapanya dr Farrel...berarti pasien cito itu Farrel...suaminya..! hanya satu kata yang ada di kepalanya kini...

"Dimana ruang ICU,suster....???"tangis Novi meledak seketika.

"Sa..saya..mau melihat suami saya...!!"

Dan Novi hampir ambruk begitu sampai didepan pintu ICU melihat Farrel tengah berjuang melawan maut.

"Ibu..tidak boleh masuk...dokter tengah menangani pasien..."cegat sang perawat yang membawa Novi bersamanya.

"A..aku harus menolong suamiku,sus...aku dokter juga...tolong..."pinta Novi memelas dan memaksa masuk.Banu pun tidak mampu menahan Novi untuk tetap menunggu diluar.

tanpa berfikir lagi,Novi segera memakai baju, masker dan handscone steril dan masuk ke dalam ruang ICU.

"Mas...."panggil Novi disela isak tangis nya begitu mendekati ranjang Farrel terbaring dan meraih tangan Farrel ke dalam dadanya.

hatinya begitu sakit melihat kondisi Farrel sekarang.

"Ber..bertahanlah..."desis Novi pilu.

Dan masih dalam kesadarannya,Farrel dapat melihat yang didepan matanya adalah wanita yang amat dia cintai.airmata jatuh bergulir diatas pipinya.

Tuhan mengabulkan permintaannya..jika memang ini sudah ajalnya..dia ingin diberi satu kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal pada wanita ini..wanita yang dia cintai..!setidaknya dia dapat melihat wanita ini sebelum menutup matanya.

"Sa..sakit...!be..ri..a..aku..mor..morp..hine..baby.."pinta Farrel memelas di balik masker oksigen regulatornya.

Novi mengagguk sedih melihat keadaan Farrel dan menoleh kearah dokter Andi yang tengah menangani Farrel.

"Sa..saya dr Noviany istri dr Farrel..."ujar N ovi dengan suara menahan isak tangisnya.

"Saya..rasa..pasien butuh suntikan 10 mg morphine ke dalam resusitasi cairan,dok..."

"Ta..pi..."dokter Andi tampak ragu sejenak.

"Pasien butuh painkiller serta resusitasi cairan agresif menghindari syok hemoragik....!"sergah Novi langsung begitu melihat keraguan dokter muda di hadapannya kini.

"Kita harus melakukan nya untuk menghindari triad kematian,dok...!!!"

akhirnya dokter Andi menjalankan anjuran yang diberikan Novi dengan menyuntikkan 10 mg morphine ke dalam infus Farrel.

"Bagaimana diagnosa pasien,dok...."tanya Novi kepada dr Andi saat dokter muda itu tengah mengisi status Farrel

"Sus...apa hasil tes lab sudah keluar...??"tanya dokter Andi kepada perawat yang berdiri standby disampingnya.

"Sudah dok...leukositnya 15000/ul..."

Novi terkejut dengan hasilnya.

"Berarti...kadar enzim empedu meningkat dalam serum darah...!!ini bahaya...kadar hemogblin dan hematokrit akan menurun..!"cetus Novi cemas.

"Jika kondisi semakin drop..harus mengganti resusitasi cairan ke jenis koloid sekarang...!!"

dokter Andi mengangguk setuju dan memerintahkan suster segera mengganti cairan infus jenis koloid kepada Farrel.

"Apa dokter yang menangani laparotomi suami saya sudah terhubung,sus...??"tanya Novi kepada perawat yang membawanya masuk tadi.

"Sudah on the way dok..."jawab suster itu sopan.

Novi mengangguk dan menatap sendu kearah Farrel.meski melihat Farrel dalam keadaan sekarat,namun Novi merasa bahagia .setidaknya Farrel masih bernafas..!

"Bertahanlah mas..."bisik Novi sedih disela telinga Farrel dan mengusap keringat di kening suaminya.

"A..aku..dan Reno..tidak akan bisa...jika tidak ada kamu,mas..."

Farrel kini sudah tampak lebih tenang setelah diberikan suntikan painkiller dan mengangguk lemah ketika menatap istrinya.

"Hanya kamu..rumahku untuk kembali,mas..."

"Yes... I..promise you...baby.."desis Farrel dengan suara yang hampir tidak terdengar di balik masker oksigennya.

Tidak lama kemudian dr Makmur muncul dan Novi membiarkan dokter senior itu memeriksa keadaan suaminya.

"Dok...bagaimana keadaan suami saya...??kita harus segera lakukan hepatic packing kah..atau melakukan manuver pringle...??"

tanya Novi setelah dokter senior itu memeriksa keadaan Farrel.

"Anda seorang dokter kah..?"tanya dr Makmur penasaran.

Novi mengangguk.

"Iya dok...calon bedah umum...masih perlu bimbingan dokter..."jawab Novi sesopan mungkin di depan dokter senior itu. sambil berusaha tersenyum.

"Dan..apa anda istri dr Farrel...?"

"Iya dok...saya dr Novianty..istri dr Farrel..."

"Baiklah...kondisi dr Farrel pertama kali datang cukup.parah dengan trauma abdomen tajam hingga menyebabkan rupture hepar sekitar 40%...sudah saya lakukan hepatic packing,tapi sepertinya masih komplikasi si vena kava inferiornya..cara lain nya kita lakukan manuver pringle sekarang juga...!"

Novi mengangguk setuju.

"Siapkan OK...!!"cetus dr Makmur sesaat sebelum keluar dari ICU untuk bersiap siap di ruang operasi.

"Anda ingin ikut dalam ruang OK kah,dr Novi..?"

"Jika dokter mengijinkan nya..saya ingin ikut masuk dok..."

"Tidak masalah...setidaknya anda dapat menjadi kekuatan untuk dr Farrel..."

Brangkar Farrel pun di dorong para perawat memasuki ruang operasi terlebih dahulu.

Novi berjalan menghampiri Banu.

"Terima kasih sudah menemaniku hingga dapat menemukan Farrel kembali,Banu.."ucap Novi tulus ketika Banu kini berdiri di depannya.

"Aku..turut bahagia kamu bisa menemukan suamimu.kembali,Nov..."ucap Banu lirih,ada rasa sakit yang dia rasakan saat melihat Novi bersama Farrel di ruang ICU tadi.

"Sejujurnya...aku..."

"Banu...pleasee.....aku hargai rasa mu itu padaku..tapi..aku masih memiliki Farrel...dan dia masih suamiku..."

"Aku mengerti,Nov..."desah Banu putus asa

"Artinya...tidak ada harapan untukku..kamu terlalu jauh..untuk jadi milikku..."

"Tuhan akan menyediakan seseorang yang lebih pantas dariku untukmu,Banu..."

Banu menghela nafas beratnya.

"Aku sudah menemukan orang itu..tapi sayangnya dia sudah jadi milik orang lain..."

"Percayalah akan ada seorang wanita yang lebih pantas untukmu,Banu...kita masih tetap bisa berteman..."ucap Novi sambil menepuk ringan pundak Banu dengan seulas senyuman sebelum dirinya permisi kepada Banu untuk ikut masuk ke dalam ruang operasi.

Banu menatap kecewa saat Novi melangkah menyusul Farrel ke dalam ruang operasi.

Namun dia harus menyerah...karena memang wanita itu memang sudah menjadi milik orang lain jauh sebelum pertemuan mereka.

Didalam ruang operasi,tindakan manuver pringle dilakukan dr Makmur dengan mengijinkan Novi ikut serta menjadi asistennya selama pembedahan berlangsung.

Penekanan manual diberikan untuk menghentikan pendarahan dengan menggunakan sebuah hemostat autramatik

besar untuk menjepit ligamentum hepatoduodenal yang berada di daerah foramen winslow yang mengganggu aliran darah melalui arteri hepatik dan vena porta oleh dr Makmur dibantu oleh Novi yang menggunakan klem vascullar yang disebut pringle untuk menghentikan pendarahan.

dengan demikian dapat menahan isklemia selama 60 menit dan cukup untuk resusitasi menghentikan pendarahan.

dan manuver pringle ini di terapkan selama penutupan cedera vena kava saat pirau atriokaval (pintasan bedah intraoperatif antara jantung dan vena kava inferior)dipasang.

Dan pengalaman ini sungguh luar biasa bagi Novi karena pertama kali baginya membedah bagian hati dan memperbaiki cedera pada kava inferior,atau cedera si belakang hati yang paling sulit dilakukan.!

Setelah selesai dan menjahit luka operasi,Farrel dimasukkan kembali ke ruangan ICU untuk terus di pantau keadaan nya.