Tittle : Signed The Contract And Get Married
Genre : Realitas Magis
Synopsis :
Lepaskan saya! Saya bersumpah akan menaklukkan Anda di bawah kaki saya, Tuan tampan!" Fayrestacia Wood.
"Saya pun bersumpah akan menjadikan Anda sebagai wanita yang hidup di bawah kaki saya! So signed the contract and get married!" Keizo Czarford.
**
Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itulah yang pantas disematkan kepada Keizo Czarford. Pria 29 tahun ini ditinggal sang kekasih pergi mengejar karir. Tidak hanya itu, berita negatif mengatakan bahwa Keizo adalah penyuka sesama jenis muncul sehingga membuat sang kakek murka dan memaksanya untuk menikah.
Untuk menutupi kedua skandal tersebut, Keizo pergi ke kantor catatan sipil sesuai saran sang asisten. Dia bertemu dengan Fayrestacia yang gagal menikah. Kemudian, Keizo pun menyodorkan kontrak pernikahan kepadanya.
Fayrestacia Wood. Tepat di usia 22 tahun, wanita berdarah Indonesia-Inggris ini bernasib sial karena gagal menikah. Dia menangis tersedu-sedu di depan kantor pencatatan sipil. Dia terlibat cinta masa lalu yang sulit dilupakan dan memiliki kebencian mendalam terhadap pria karena kegagalannya.
Xaquila Queen. Seorang model 25 tahun yang sedang naik daun ini merupakan mantan kekasih Keizo. Xaquila memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan Keizo dan mengejar karirnya. Setelah puas akan pencapaiannya, Xaquila berniat kembali kepada Keizo dengan berbagai cara.
Apakah Keizo berhasil membuat Fayrestacia menandatangani kontrak pernikahan? Atau Keizo justru memilih menerima cinta lamanya kembali?
**
Bab 1: 2 Scandals
Menurut kalian, hal apa yang paling mendominasi di dalam hidup ini bagi seorang pria lajang berusia 29 tahun?
Harta? Takhta? Atau, wanita?
2 hal diantaranya telah dimiliki oleh pria 29 tahun bernama Keizo Czarford, tetapi tidak dengan hal terakhir, yaitu wanita. Oh, benarkah?
***
Citttttt!
Limosin hitam dengan logo burung berwarna gold yang ditumpangi oleh seorang pria penerus bisnis keluarga Czarford berhenti dengan elegan di depan lobi Czarford Hotel and Cassino yang berlokasi di London, Inggris.
Pria tampan itu tidak sendirian, melainkan bersama dengan seseorang yang selalu di sisinya. Ya, siapa lagi kalau bukan sang asisten pribadi.
"Ayo, Lucky!"
Tanpa menunda waktu, Keizo keluar dari mobil super mewah yang menjadi salah satu koleksi pribadinya sambil merapikan jas. Pria itu berjalan hendak memasuki lobby hotel, tetapi kerumunan wartawan segera menghadang langkahnya.
"Tuan Muda Keizo, di mana Nona Xaquila? Mengapa Anda datang ke acara bergengsi ini hanya seorang diri?"
"Tuan Keizo, apakah Anda tidak berniat untuk membawa hubungan Anda dengan Nona Xaquila ke pelaminan?"
"Tuan Muda, apakah Anda akan memberikan klarifikasi mengenai hubungan Anda dengan Nona Xaquila?"
Keizo pun diberondong pertanyaan, tetapi tak ada satu pun yang dijawabnya. Melihat Keizo berada di dalam situasi yang sulit seperti sekarang, Lucky pun tidak tinggal diam. Sebagai personal assistant, dia segera mengambil tindakan.
"Hey, stay away from my Young master!"
Lucky yang selalu heboh berhasil menarik perhatian para wartawan dan Keizo pun terselamatkan karenanya. Dia menjaga jarak antara dirinya dan Keizo dari kerumunan pada wartawan.
Dengan panik yang luar biasa, Lucky segera memeriksa kondisi kuku-kuku jari tangannya yang baru saja dipoles dengan kuteks berwarna pastel.
"Bodyguard! Bagaimana kalian menjaga Tuan Keizo?! Permisi, Tuan dan Nona wartawan juga wartawati! Tuan saya akan segera memberikan klarifikasi mengenai hubungannya yang kandas dengan Nona Xaquila. Namun, tidak sekarang. Saya harap kalian mengerti."
Lucky tidak sadar bahwa dirinya telah salah ucap. Namun, ketika Lucky mendapatkan tatapan tajam dari Keizo, dia baru mengerti jika ada sesuatu yang salah telah terjadi.
"Astaga! Anne Marie Antoinette Ashe Ashe!"
Lucky segera menutup mulutnya yang sontak mengucapkan mantra ketika dilanda panik juga gugup sehingga membuat kedua bola mata Keizo hampir terlepas dari rongganya.
Para wartawan kembali heboh usai Lucky salah bicara.
"Jadi, kabar burung yang tersiar tentang keretakan hubungan Tuan Keizo dan Nona Xaquila benar?"
"Lalu, apa penyebabnya?"
"Tuan Keizo, tolong berikan kami sedikit saja penjelasan!"
"Tuan Keizo, benarkah rumor yang mengatakan bahwa Anda adalah seorang pria penyuka sesama jenis?"
Tuan muda satu-satunya keluarga Czarford menoleh ke arah wartawan yang terakhir melemparkan pertanyaan seraya tersenyum miring. Semua orang pun menolah ke arahnya dan menunggu jawaban Keizo.
***
Klik!
Terdengar suara televisi dimatikan oleh seseorang. Suasana gelap langsung terasa karena hari memang masih malam. Zachary duduk di sofa single besar mewah yang didatangkan langsung dari Turki.
"Bagaimana, Keizo? Apakah kau dan asistenmu yang konyol ini sudah melihat dengan jelas siaran ulang berita malam ini?"
Suara berat nan tegas milik Zachary terdengar di telinga Keizo dan Lucky. Seketika itu juga, iris mata hazel milik Zachary membesar saat menatap Keizo yang berdiri di sisi kanannya.
"Kau telah menjalin hubungan dengan Xaquila sejak kuliah. Bagaimana bisa kau kehilangan dirinya, Kei?"
"Kakek, lama atau tidaknya suatu hubungan tidak akan menjamin akan tetap langgeng dan berakhir di pelaminan. Ketahuilah hal itu!"
Keizo yang semula menunduk, kini mendongakkan kepalanya menatap Zachary lekat-lekat.
"Diam! Sejak kapan kau berani memotong pembicaraan Kakek?!"
Keizo segera menghela napas dengan berat, lalu segera merapatkan bibirnya. Sedangkan Lucky hanya bisa menutup mulutnya dan berdiri di belakang Keizo.
Brak!
Pintu ruang tidur Zachary terbuka lebar. Semua orang yang berada di dalam sana pun menoleh ke arah pintu dan melihat kedua orang tua Keizo datang.
"Oh, Tuhan!"
Ainsley datang dengan langkah cepat menghampiri Keizo. Dia mengulurkan kedua tangan, lalu mengusap lembut wajah Keizo yang sedang murung.
"Kau sudah kembali dari pesta, Darling? Bagaimana dengan pestanya? Apakah meriah?"
"Oh, Ma, lepaskanlah tangan Anda! Saya baik-baik saja."
Keizo selalu bersikap lembut kepada sang mama. Dia adalah seorang anak penurut dan kebanggaan Ainsley Czarford.
"Lihatlah, Thomas! Bagaimana bisa seorang penerus keluarga Czarford adalah seorang guy? Dan kau tahu, siapa pasangannya?! Asisten pribadinya sendiri yang menjadi pasangannya. Dan, karena hal itu pula, Xaquila pergi meninggalkan Keizo."
'Oh my goddess! Omong kosong apalagi ini yang merasuki Kakek?!'
Keizo melirik Lucky yang terlihat sedih sambil mengeluhkan sikap Zachary di hatinya.
Zachary beranjak dari kursinya. Dia berjalan menuju Thomas yang hanya berdiri memperhatikan istri dan anaknya.
"Lihatlah Istrimu, Thomas! Dia selalu memanjakan Kei sejak dulu sehingga Cucu saya tumbuh besar menjadi seseorang yang tidak normal."
Zachary memasukkan kedua tangan ke saku celana.
"Pa, jangan berlebihan! Saya yakin, Keizo tidak seperti itu."
Ainsley membela Keizo saat melihat suaminya hanya terdiam. Tangan wanita elegan itu menggenggam erat tangan Keizo yang dingin dan berkeringat.
'Astaga! Apakah Kei sangat gugup berhadapan dengan Kakek Zach?!'
Ainsley bertanya di dalam hatinya sambil menatap Keizo dengan penuh cinta dan kasih sayang.
"Kau lihat, Thomas?! Di mana peranmu sebagai seorang kepala keluarga?! Apakah kau akan mempercayai anakmu begitu saja?!"
'Sial! Sekarang aku harus bagaimana?!'
Keizo mengumpat sang kakek di dalam hatinya. Geram dan kecewa. Itulah perasaan pria kelahiran Rusia saat ini.
"Jika Nenekmu masih hidup, tentu saja Beliau akan sangat kecewa dan sedih melihatmu tumbuh seperti sekarang ini, Kei."
Akhirnya, Thomas membuka mulutnya. Dia menatap Ainsley dan Keizo bergantian dengan kekecewaan.
"Thom, mengapa kau berkata seperti itu kepada anakmu sendiri? Oh, ayolah! Mengapa kita tidak memberikan kepercayaan dan kesempatan untuk Keizo menjalani takdirnya sendiri? Lagipula, saya percaya bahwa anak saya bukanlah seorang guy seperti yang dibicarakan di luar sana!"
"Mengapa kau begitu yakin, Ainsley?"
Zachary memberikan pertanyaan yang menjebak. Namun, Ainsley tidak gugup sama sekali.
Ainsley berjalan menuju Zachary dan Thomas dengan langkah percaya diri. Dia telah menguatkan tekadnya untuk membela Keizo yang dianggap bersalah di mansion keluarga Czarford.
"Pa, saya adalah wanita yang mengandung dan melahirkan Keizo."
Ainsley meletakkan kedua tangan tepat di jantungnya. Kedua mata birunya berkaca-kaca ketika menatap Zachary.
"Saya juga merawat Kei dengan kedua tangan saya sendiri. Lalu, di mana anak Papa ketika saya sedang dalam kesulitan?! Jadi, sayalah yang lebih mengenalnya dengan baik."
'Astaga! Apa yang Mama ucapkan barusan?! Tidak bisa! Aku tidak akan membiarkan Mama mengorbankan dirinya sendiri untukku.'
Keizo berjalan menghampiri Zachary dan kedua orang tuanya. Dia menggenggam erat tangan kiri Ainsley.
"Ma, sudahlah! Tidak perlu seperti itu! Karena kelak waktu akan menjawab semua tuduhan ini."
"Wow! Bijak sekali kata-katamu, Ainsley. Ya, begitu pula dengan anakmu itu. Kalian berdua sangat pantas menjadi aktor dan aktris."
Thomas menyunggingkan senyum tipis di bibirnya saat mendengar Zachary melontarkan kalimat sindiran untuk istri dan darah dagingnya.
"Jika kau hanya duduk manis menunggu waktu, itu akan menjadi sia-sia, Kei!"
Zachary mendekatkan wajahnya kepada Keizo. Namun, Ainsley segera menarik tangan Keizo dan mengajaknya untuk mundur beberapa langkah.
"Katakan apa kehendak Kakek?"
Keizo memasang badan untuk Ainsley. Dia berdiri di depan sang mama yang terlihat rapuh.
"Jangan tanyakan itu kepada Kakek, Kei!"
Ainsley berusaha menjadi penengah antara Zachary dan anaknya, meskipun dia tahu usahanya akan gagal karena sang mertua sangat keras kepala.
"Pecat asisten pribadimu dan cari wanita pengganti Xaquila, lalu nikahi dia!"
***
"Hei, Lucky! Saya sudah mengikuti saran mu yang konyol itu. Namun, lihatlah! Sia-sia saja saya berada di sini."
Sudah 3 jam lebih 30 menit, Keizo dan Lucky berada di depan kantor pencatatan sipil kota London. Keizo gelisah sekaligus geram melihat Lucky diam saja saat diajak bicara.
"Astaga! Bisakah kau membuang cermin kecil yang selalu kau bawa-bawa itu, Lucky?! Hah?!"
Lucky segera menoleh ke arah tuannya sambil menyimpan benda keramat yang selalu dibawa pergi ke mana pun.
"Demi Tuhan, Tuan muda Keizo Czarford yang memiliki wajah tampan memesona, incaran para wanita, memiliki bentuk tubuh dambaan kaum pria, dingin layaknya pegunungan Himalaya, kaya raya seantero Inggris raya, tetapi sayang ... tidak pandai bercinta!"
Sang asisten yang memiliki dua kepribadian ini pun mengubah posisi duduknya yang semula membelakangi Keizo, kini duduk berhadapan dengan sang tuan.
"Lihatlah wanita itu!"
Lucky menunjuk seorang wanita yang berdiri di samping mobil sport Keizo. Teriakan Lucky yang spontan, sontak membuat Keizo terkejut dan penasaran.
"Mengapa dia menangis tersedu-sedu seperti itu, Lucky?!"
Lucky menyandarkan tubuhnya sambil mengangkat kedua bahu.
"Entahlah, Tuan. Namun jika Anda tidak keluar dan mencari tahu, lalu bagaimana Anda akan menemukan jawabannya, Tuan Muda?"
Keizo memperhatikan wanita muda yang menggunakan pakaian pengantin dengan seksama. Kemudian, dia menggeleng.
"Maksudmu, saya harus keluar menyapanya?! Begitu, kah?!"
"Lalu, siapa lagi kalau bukan Anda?!"
Lucky menunjuk Keizo dengan jari telunjuk yang lentik.
"Astaga, Lucky! Saya adalah Bos mu. Mengapa tidak kau saja yang keluar dan mencari tahu?!"
Keizo bersandar dan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Jadi, Anda ingin saya keluar dengan penampilan seperti ini dan menggagalkan rencana, Tuan Muda?!"
"Sial! Saya lupa bahwa kau bukanlah pria normal, Lucky!"
Usai berseru, Keizo pun segera membuka pintu mobil.
"Good luck, Tuan Muda!"
Lucky melambaikan tangan ke arah Keizo sambil menggodanya. Namun, Keizo tidak membalas.
Brak!
Suara pintu mobil mengagetkan wanita yang sejak tadi menangis. Keizo menatapnya dan merasa kasihan.
"Apakah Anda baik-baik saja, Nona?"
Wanita yang belum diketahui namanya itu pun segera menghapus air mata yang masih mengalir.
"Tidak ada satu pun wanita yang sedang menangis terlihat baik-baik saja, Tuan."
'Astaga! Ketus sekali wanita ini.'
Keizo mengelus dada usai mendapatkan jawaban ketus dari si wanita. Dia melihat si wanita hendak pergi. Namun, Keizo segera menarik tangannya.
"Tunggu!"
**
Hello, Zoyaliciouz!
Novel terbaru Zoya nih! Jangan lupa baca yes!
Thank you.