Bola matanya berhenti di satu titik. Melihat Hafiz yang mondar-mandir dengan raut wajah cemas dan gelisah. Eza mendekati kakak iparnya, sekaligus teman sekelasnya saat SMP dan SMA.
"Kita berdoa semoga tidak terjadi sesuatu yang parah. Aku yakin akan baik-baik saja. Kamu pasti bisa menghadapi cobaan ini, kamu pria hebat Hafiz, kita terus berikhtiar." Eza seperti itu sambil memegang bahu Hafiz.
"Terkadang manusia tidak menerima kenyataan. Manusia lupa takdir Allah yang seperti ini adalah yang terbaik untuk manusia itu sendiri. Semoga dengan bersabar nya aku bisa membawa aku ke surga. Karena ibadahku tidak cukup untuk menggapainya. Masih banyak dosa, bahkan pernah terjerumus ke dalam narkotika. Oh ya ... Bibi tanya nomornya Rina Kenapa tidak aktif?" tanya Hafiz kemudian, keduanya duduk bersampingan.